Ketika Ren dan kelompoknya malah bentrok dengan suatu kelompok perguruan silat, dia merasa akan mendapatkan suatu pengalaman menarik.
"Heh! Kau ini bebal sekali, bocah ingusan!" Pemuda bercambang tipis itu menghardik Ren dengan mata melotot. Kawan-kawannya ikut melotot ke Ren.
Zen dan Gin mulai mendekat ke Ren dengan sikap siaga.
"Aku yakin, guru kalian yang bijaksana ini setuju dengan prinsip lazim yang aku katakan tadi. Benar begitu, tuan guru?" Ren menatap lelaki 40-an tahun itu.
Si lelaki yang ditatap Ren jadi terlihat bingung menentukan sikap. Di satu pihak, dia ingin terlihat berwibawa di hadapan semua muridnya, tapi di pihak lain, kalau dia menentang ucapan Ren, sepertinya dia akan dianggap tidak bijaksana karena sudah terlanjur dipuji Ren.
Ren sengaja memuji di awal kepada guru perguruan itu karena dia memiliki asumsi orang itu haus pujian. Ternyata dugaannya benar. Terbukti dengan si guru tidak langsung memberikan jawaban tegas kepada dia.