Odette menghela nafas setelah semua denyutan itu mereda dan otaknya kembali mengambil kendali gerak tubuhnya dengan baik.
Dia berbalik menghadap Rion dan mendapati wajah pria itu sedang tersenyum tipis ke arahnya.
"Kau menyebalkan," katanya agak cemberut.
Rion memperlebar senyumnya. "Itu hukuman," ucapnya dengan suara agak serak, menelusuri wajah wanitanya itu dengan jari-jarinya. "Lagi pula kupikir kau sangat menikmatinya," tambahnya, beralih mencium dan memutar-mutar rambut wanita itu.
"Tidak. Tadi itu aku hanya terpaksa," ucap Odette.
'TERPAKSA' sispa yang akan mempercayai hal itu?
"Aku percaya. Kau sangat terpaksa sampai menjerit sangat keras dan menciumku dengan rakus," ucap Rion lalu menyeringai, membuat rona merah di wajah Odette semakin terlihat jelas.
Wanita itu cukup malu saat mengingat tingkah lakunya beberapa menit yang lalu.