Guen masih memegang kaki Rion. "Aku mohon, jangan sakiti Aiden, tolong maafkan fia. Dia melakukan semua ini karena dia dendam kepadamu. Karena kau membakar ibunya hidup-hidup. Tolong maafkan dia, Yang Mulia," ucapnya menangis, membuat Rion merasa ingin menghancurkannya. Sampai Rion mati, dia tidak akan pernah memaafkan Aiden.
"Aku tidak akan memaafkannya meskipun kau menangis darah di depanku. Setelah Aiden, kau dan ayahmu akan membayar perbuatan kalian kepada rakyat panthera di Naturi," ucap Rion, mengeluarkan aura dingin yang mengintimidasi.
Guen terkejut dan dia membeku. "Ti-tidak Yang Mulia. Bu-bukan ayahku, tetapi Aiden. Di-dia yang menurunkan perintah menggunakan nama ayahku. Sa-saat ini ayahku berada di bawah pe-pengaruh sihirnya," ucapnya terbata-bata, khawatir jika ayahnya dibunuh.
Rion menundukkan pandangan menatap wanita itu. "Kau memohon pengampunan untuk orang yang memperalatmu dan ayahmu?"
Guen diam.