Davi mendudukan ku di atas sofa panjang ku dan dengan cepat ia berlari ke dapur ku dan kembali dengan segelas air hangat.
"Minum dulu" Ujar nga sambil membantu ku untuk meneguk air hangat yang ia bawa.
Aku pun menuruti perintah nya. Karena perintah nya yang ini takan membuat nya terlalu repot.
"Di mana obat nya? " Tanya nya kemudian ketika ia selesai membantu ku meneguk air hangat ini.
"Di laci sebelah kasur ku" Ujar ku lemas
Dan sekali lagi ia berdiri dan kali ini jauh lebih lama.
Saat ia kembali ke depan ku wajah nya tampak seperti kecewa sambil mebawa sebotol pil yang dulu pernah membuat kami bertengkar hebat.
"Jangan bilang yang kamu bilang obat adalah ini" Ujar nya sambil menunjukan obat penenang yang baru saja aku beli kemarin.
Aku bisa langsung baik baik saja ketika ada gadis di sisi ku. Namun ketika ia menghilang seperti ini semua rasa cemas yang ada datang menyerang ku dan terkadang rasa cemas itu datang tiba tiba seperti tadi tanpa bisa aku kontrol.