Mobil yang ditumpangi Briena dan Seina juga Pak Budi berhenti di sebuah bangunan berwarna putih dengan dinding kaca. Briena sudah hampir 2 minggu tidak ke tempat ini. Ia merindukan filosofi filosofi Flora tentang bunga.
"Terimakasih, Pak." Briena dan juga Seina berterimakasih karena Pak Budi sudah membukakan pintu untuk mereka berdua.
"Iya, Nya." Pak Budi mengangguk ramah. "Oh, iya, Nya. Ini saya tunggu di sini atau di tinggal saja?" tanyanya kemudian.
"Ditinggal saja, Pak.Nanti saya di jemput Vian." Sebelum mereka sampai di toko bunga Beauty Florist, Vian memang mengirim pesan kalau pria itu nanti akan menjemputnya sehingga mereka bisa pergi ke rumah sakit bersama sama.
"Baik, Nya." Pak Budi mengangguk mengerti lalu masuk ke dala mobil. Roda empat tersebut melaju meninggalkan toko bunga Beauty Florist.
"Yak! Kalau begitu aku haruspulang naik taksi," oceh Seina manyun.