Tải xuống ứng dụng
66.66% My title is Stepmother / Chapter 6: First

Chương 6: First

Dika sedang santai duduk di taman, Kaos hitam yang ia kenakan memancarkan aura ketampanan Jian memandang di balik jendala dapur Dika tak sengaja melihat Jian yang sedang memandanginya membuat Jian kaget.

" Ambilkan minun!" Pinta Dika dengan menggerakan tangannya.

" Kopi?" Tanya Jian.

" Ya, kopi hitam sekali aduk ok!" Pinta lagi Dika dan Jian pun mengangguk.

" Nih kopinya." Sodor Jian menyajikan kopi buatannya.

"Makasih." Jawab Dika yang merasa senang.

" Mantap yah?" Tanya Jian.

" eummmm." Jawab Dika menggunakan isyarat tangan.

Jian seperti mati gaya dia bingung mau mulai pembicaraan seperti apa. Dika pun asik memainkan game diponselnya.

" Dah malem aku pulang yah." Pamit Dika.

" Huum."

" Tar deng kopinya belum abis. "

" Kopi nya apa gamenya?" Tanya sinis Jian.

" Dua - duanya, Masih kangen juga sama kamu. Besok gak denger bawelan kamu lagi." Keluh Dika.

" Tiga bulan ini, Kamu tuh pernah ke papua selama enam bulan, mana jarang ada kabar." Ucap Jian.

" Hihihi ia yah, Awas yah kalo kamu macam-macam di sana." Perintah Dika.

" Macam- macam apa sih?" Tanya heran Jian.

" Ya kali pengen punya oppa korea." Jawab Dika.

" Aku tuh gak macem-macem. Paling satu macem hihi. Seandainya bias aku bisa aku gapai ya mohon maaf sebelumnya.wkwkw" Jelas Jian.

" Kan kamu tuh. " Balas Dika memberikan ekspesi kalem namun mempesona Dika tak berkedip melihat Dika.

" Tau gak, Seorang Kpopers itu kaya punya dua dunia yang berbeda, namun mengerti mana yang nyata dan mana yang halu. Aku mengagumi idolaku, mengharapkan cintanya pula namun aku juga sadar diri.Mereka tuh kaya penyemangat, penghibur, penuh juga inspirasi." Jelas Jian.

" Aku ngerti kok, kamu, adiku, sampai mamaku juga kan kpopers semua." Sebut Dika.

" Ia lah Aku juga tetap mikirin masa depan aku yang ada di depan mata." Ucap Jian.

" Tapi kalo seandainya jodoh kamu bias kamu?" Tanya Dika menggoda.

" Gak mau." Jawab Jian.

" Yakin?"

" Aku sangat yakin." Tegas Jian.

" Masa?" Tanya penuh penasaran.

" Gak mau nolak maksudnya, Namanya juga kan jodoh." Jawab Jian dengan tertawa manis membuat Dika merasa Gemas. Dan Dika mencubit pipinya.

" Aawww sakit." Keluh Jian mengusap-ngusap pipinya.

" Ah maaf sayang." Ucap lembut Dika dan mengusap-ngusap pipinya Jian.

" Masih sakit." Ucap Jian.

" Masa sih? gak kenceng kok." Balas Dika.

" Perasaan kamu, Ni kayanya merah nih." Keluh Jian merengek

" Gimana donk?" Tanya Dika merasa bersalah.

" Cium!" Pinta Jian genit.

" Ih genit." Jawab Dika dengan senyum yang sangat menarik dan mempesona.

" Ya udah kalo gak mau." Ucap Kesal Jian. Muka Jian memerah karna kesal merasa apa yang dilakukannya agak berlebihan. Dika menarik tangan Jian namun Jian menoleh, Sehingga Dika mencium bibir Jian dan bukan Pipinya. Jian kaget dan mata mereka saling menatap.

" Pipi bukan bibir." Ucap Jian merengek namun sambil tertawa.

" Udah kok, masa mau ditarik lagi." Ucap Jian yang juga tertawa gemas. Dika juga tidak sengaja melakukannya, Dika mengusap bibir Jian dengan tangannya. Namun Jian balik mengecup bibir Dika. Dika kaget dan menatap wajah Jian dan menarik lehernya Jian. Mereka bercumbu mesra. Untuk Dika dan Jian ini suatu hal pertama yang mereka lakukan, Namun mereka tidak terlarut dalam buayan. Dika merasa dia harus pulang.

" Papap kok belum pulang yah?" Tanya Jian.

" Telpon aja." Suruh Dika. Mereka masih saling menggengam tangan.

" Gak ah takut ganggu." Ucap Jian dengan menghela nafas.

" Nganter Rania pulang kali." Ucap Dika.

" Eh tau gak, Papap tuh jail banget sumpah. Dulu Rania ditinggal lah." Cerita Jian sangat antusias.

" Kok bisa?" Tanya Dika penasaran.

" Mereka tuh pada makan malam sama klien papap. Pas pulang Rania pamit ke toilet, Eh papap pulang sendiri. Pas sampe rumah aku tanya papap apa dia dah nganterin Rania? Terus papap bilang kalo dia lupa Rania dia tinggal di toilet mana handphonenya di mobil papap.

" Terus?" Tanya Dika tambah penasaran.

" Aku yang jemput Rania." Jawab Jian sambil tertawa.

" Papap kamu tuh bukan jail tapi dia pelupa." Tegas Dika.

" Apalah namanya. Yang jelas pas aku bilang Papap keterlaluan dia bilang biar aku ada jerjaan katanya. Yaudah aku jemput Rania. Terus bukannya dia nunggu di lobi hotel dia malah nunggu di parkiran sambil jongkok. Pokonya kasian banget." Jelas Jian.

" Dasar yah. Yaudah telepon lagi papap kamu ingetin jangan sampai Rania ketinggalan lagi." Perintah Dika.

" Ya, Nanti aku telpon. Udah gih pulang, besokkan mau nganterin aku." Suruh Jian.

" Sini peluk lagi..!" Pinta Dika yang memeluk dan mencium kening Jian.

" eummm. Istirahat gih, pas tidur pasti inget aku terus." Ucap Jian menggoda.

" Ia. kebayang terus tadi kita ngapain." Ucap Dika.

" Jangan dibahas, aku malu ah." Jian mendorong tubuh Dika dan memakaikan jaketnya menyuruh pulang Dika. Jian mengantar Dika keluar. Dika pamit pulang dengan satu kecupan lagi dari Jian.

" Istirahat yah? sana masuk." Pinta Dika.

" Udah, Kamu aja dulu pergi." Ucap Jian. Dika pun pergi tak lama Papa Joni datang.

" Dika dah pulang Ji? " Tanya papa Joni.

" Ia pap." Jawab singkat Jian.

" Gak jadi nginep?" Tanya Papa Joni.

" Gak lah pap.Eh Rania gak ketinggalan kan pap? Tanya balik Jian.

" Oh ia lupa." Jawab Papa Joni.

" Kebiasaan." Keluh Jian.

" Sana jemput, Atau suruh aja pulang pake taxi." Perintah papa Joni tanpa merasa bersalah.

" Dah malem pap. Sana papap aja! " Balik perintah Jian.

" Kamu aja. nih kunci mobilnyan" Ucap papa yang melemparkan kunci mobil pada Jian.Jian pun segera ke garasi.

" Ran?" Panggil Jian yang kaget melihat Rania ada di garasi.

" Ya Ji. ni tolong ambilin. Oleh-olehnya banyak banget dari klien." Ucap Rania yang kerepotan membawa barang-barang.

" Keterlaluan si papap." Gerutu Jian yang kesal pada papapnya.

" Ada Ji Ranianya? " Tanya tanpa dosa papa Joni.

" Bilang aja Jian suruh ngangkutin barang-barang." Ucap Jian kesal.

" Hehehe biar ada kerjaan." Ucap papa Joni singkat. Rania hanya tersenyum.

" Kamu nginep kan Ran?" Tanya Jian.

" Ia."

Jian pergi kekamar tidur. Sebelum tidur Jian berkirim pesan dengan Dika sebelumnya juga Rania dan Jian membersihkan diri terlebih dahulu. Jian senyum- senyum sendiri mengingat kejadian tadi, baginya ini adalah ciuman pertama dengan cinta pertamanya. " First" Jian menyebutnya tanpa kosa kata lainya.

sementara dilihatnya Rania yang sudah terlelap tidur terlihat Rania sangat lelah hari itu. Jian juga mampir kekamar papa Joni melihat papanya yang terlelap.Jian menyelimuti dan mencium kening papanya. Meski sering dibuat kesal Jian sangat menyayangi papanya.

" Di korea gak ada papap yang jailin aku." Ucap Jian dalam hati.


next chapter
Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C6
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập