Yoga pulang dari sekolahnya.
Pemuda aktif yang suka olahraga dan kelihatan bugar itu menggunakan Roller Blade kemanapun ia pergi.
Rumahnya persis berseberangan dengan rumah kontrakan yang bulan ini kusewa.
Rumah kontrakan ini memiliki 3 lantai, dan itu membuatku mudah mengamati keseharian Yoga.
Dilengkapi CCTV di titik-titik Strategis, Scope 16x, Drone dan Mini-Drone, Hidden Cam, Microphone Recorder di setiap sudut dan perabot tersembunyi, juga satu ruang khusus untuk menyembunyikan benda-benda dan peralatan penyidikku.
Eh, lihat!
Yoga mulai masuk ke kamarnya!
Tuhanku! Telanjang dada!
Kenapa malah jadi pemandangan gini ya?
Padahal aku disini untuk mengejarnya, mencari bukti tentangnya.
Semua berawal beberapa bulan lalu, sekitar November.
.
..
...
"Ada laporan Gadis yang nggak kembali kerumah setelah beberapa hari."
Itu adalah berita baru yang cukup hangat.
Menyelidiki aktifitas terakhirnya di rumah, tujuan akhir, siapa yang berada di rumah, siapa yang bersama dengannya, siapa saja yang berada di tujuan akhir, pakaian yang dikenakan, ciri tubuh, perubahan psikologis sebelum hilang atau tidak kembali.
Ya, sebagai penyidik Informasi Detil perlu didapat, hasilnya akan menunjukkan range (ruang lingkup) yang nantinya bisa dikerucutkan.
Kami kehilangan jejak, gadis bernama Indin yang dilaporkan hilang itu meminta ijin untuk pergi ke mall pada hari minggu pekan ke tiga.
Singkat cerita, ruang lingkup dugaan kami terlalu luas dan nggak bisa menentukan satu target yang terkait dengan hilangnya Indin.
Dari 5 orang Penyidik yang dikerahkan, aku mendapat beberapa target yang berhubungan dari kejadian itu, lalu kesimpulanku mengarah pada...
Yoga!
.
..
...
Tentu saja penyidik lain menyimpulkan target yang berbeda, dan saat ini masing-masing dari kami belum mendapat bukti dari target yang kami curigai.
Bahkan dua dari kami menarik diri dari kasus ini.
Masalahnya adalah imbalan yang diterima tidak sesuai dengan tingkat kesulitan penyelidikan.
Namun setelah 1 bulan mengamatinya dari dekat, ada beberapa kejanggalan dari kebiasaannya, yang jika kuhubungkan dengan kasus Indin ada keterkaitan.
Aku nggak bisa menjelaskannya sekarang, tapi kita tunggu sampai ia beraksi lagi.
.
..
...
....
.....
"Yoga, buka kaosmu duluan dong..."
Tahap ini adalah saat yang kutunggu!
"Oke-oke, inget ya, giliran aku yang bugil kamu harus bayar, sebaliknya kalo kamu bugil aku yang bayar..."
Sampai tahap ini aku nggak boleh kebawa nafsu dan perasaan!
Susah sekali sampai ke tahap ini setelah survey yang kukumpulkan!
Yoga adalah siswa SMA yang waspada dan hati-hati.
Sehari-hari dia tampil sebagai 'Mr.Perfect' di sekolahnya.
Prestasi gemilang, Jago Olahraga, Suaranya tegas dan nyaring, Aktif Organisasi, dan yang paling menakutkan... Dihormati siapapun karena pintar bergaul dan menjaga sikap.
Sampai suatu saat aku mencari latar belakangnya diluar sekolah.
Semuanya rapi, bersih, dan teratur hingga ketika sampai dirumah.
Saat dirumah dia menjadi anti-sosial cyber-maniac.
Proteksi Jaringan disekitar rumahnya ketat sekali. Bahkan Program Counter-Tracknya siap melacak siapapun yang berani menerobos masuk kedalam lingkup jaringannya.
Berbagai macam umpan kulakukan, mulai dari E-Sport, Judi, Survey, Animanga, Movie, sampai ke situs dewasa. Dan sekali lagi, ia sangat berhati-hati untuk nggak sembarangan menjajal situs baru.
Aku memutar otak dan menghubungi pihak-pihak terkait yang memiliki pengalaman dibidang itu, lalu ada satu solusi yang kuingat.
.
..
...
Semua itu sudah berlalu, aku mengabaikan semua yang telah dilakukannya.
Kini aku bersiap menghadapi hal yang lebih penting sementara waktu.
"Tenang ya, Ana! Memang biasanya pengantin cewek itu paling Groggy dibanding yang lain!"
Tensi, Kru Make Up yang kusewa menenangkanku.
Apa aku kelihatan Gugup ya? Enggak juga sih.
Oh, Iya... Namaku Anastasys Natalia.
Semua teman kerjaku memanggilku Ana.
Jika ada hal yang harus kusyukuri dari hidupku adalah keberadaan Tensi.
Antonio Sinaga, cowok feminim ini patah hati sejak SMP.
Kisah Cinta Monyet itu jadi alasan untuknya menyatakan diri untuk menjadi seperti sekarang dan rela dipanggil 'Tensi' sebagai bentuk jati dirinya yang baru.
Tapi jangan salah ya!
Si Tensi ini cowok lulusan S2 Sosiologi Hukum dan diterima langsung sebagai Intel Polisi karena prestasi akademisnya.
Bukan itu sih yang membuatku bersyukur dalam hidup.
Karena masa lalunya yang Dramatis, si Tensi ini jadi pribadi yang kuat menjaga Privasi orang lain dan jago ngasih solusi.
Walaupun sesekali harus sabar dengan 'Drama'nya sih.
Eh, kok jadi ngomongin orang ya...
Harusnya aku konsen gimana jalannya acara ini ntar.
Pernikahan antara Anastasys Natalia dengan Yoga Sukmadewa.
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Nikah...
Karena Misterius, alasanku nikah sama cewek ini.
Ana panggilannya.
Tinggal di seberang rumah, dengan Sarana pengamanan yang nggak kalah dari punya Bank.
Sebenernya ada beberapa poin yang bikin aku penasaran, dan ini harus kukejar sampe dapet!
Sampe sekarang aku kagum sama caranya jalin hubungan diantara kita berdua.
Sabar... Kalo udah bosen, atau ketauan punya jiwa penghianat, ntar juga abis dia, hehehe...
.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.
Cowok ini tenang banget.
Aku bisa nilai gitu dari caranya jalan di acara sepenting ini.
Ya! Memang harus gitu target yang menarik dan bahaya kek dia nggak asik kalo gugup cuma gara-gara acara gini!
Tapi ya gimana mau gugup, wong yang ada disini cuma 5 orang.
Itupun alasannya karena di daerah ini boleh dilangsungkan 'Kawin Kontrak'!
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Syaratku mau nikah sama dia, asal kita nikah siri sekaligus kawin kontrak.
Diantara sekian banyak target yang udah berhasil kutaklukan, cuma 'Kucing Liar' ini yang bikin aku sampe ke tahap ini.
Sabar... Begitu kita nikah, semua rahasiamu bakal kebongkar... Hehehe...
.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.
Sudah sedekat ini.
Sudah sejauh ini.
Kami sudah saling berhadapan untuk acara ini.
Kami saling berpandangan karena prosesi ini.
Mata kami bertautan.
Terlihat seluruh detil wajah cowok remaja yang aslinya belum pas untuk nikah ini.
Caranya memandang, mengaitkan pandangannya, melepaskan senyumnya.
Apa ini wajah seorang 'Psikopat'?
Apa ini wajah seorang 'Pembunuh'?
Apa selama ini dugaanku salah dan membuatku melakukan langkah yang keliru?
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Hai Emak-emak tua!
Senyum apapun itu nanti akan terkuak selesai prosesi!
Wajahmu yang kelihatan polos dan tulus itu akan kurobek secepatnya!
Sabar... Sosok munafik yang beda nggak akan berhasil menipuku kedua kalinya.
.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.
Kedua sepasang kekasih yang jelas-jelas tak tulus itu kini berada dimomen paling menentukan masa depan mereka.
Pemikiran atau Perasaan yang akan menentukan kehidupan mereka?
Wah, ini termasuk salah satu karya yang niatnya untuk keluar dari 'Zona Aman' sebagai Penulis!
Jadi mohon kesabaran para Pembaca atas cacat yang masih awam dalam proses pembuatannya ya.
Monggo kripik sambal yang santun selalu ditunggu di kolom 'Comment'