'Oh~ Jadi kau si pengecut yang menggunakan koneksi sebagai tameng? Dasar pecundang.'
"Cecunguk ini benar-benar..." Mataku terbelalak selebar mungkin. Pesan balasan darinya sungguh memompa darahku semakin naik. Kesabaranku kembali diuji. Siapa si kurang ajar ini yang berani mengataiku pecundang?!
'Silakan anggap aku sesuka mu, aku tak peduli.'
Benar, satu-satunya cara untuk membungkam si kurang ajar ini adalah dengan diam. Semua pengganggu hanya akan merasa senang apabila mereka berhasil mendapatkan apa yang mereka mau. Perhatian misalnya. Aku dapat menangkap kesan itu pada si orang asing ini.
Drrrtt..
'Besok bawa buah-bahan yang kau punya. Jangan sampai lupa.'
Alisku mengernyit, mendapati balasan dari orang asing ini cukup tak terduga rupanya. Ku pikir dia akan kembali melayangkan gugatan, mendeklarasikan perang atau sekedar meledek tanpa makna. Sepertinya orang ini tak mudah diprovokasi untuk menyerang lebih dulu.