"Siapa?" tanya Joshua tak sabaran.
Melihat sorot penasaran yang terpancar di balik bola mata membuatku tak bisa untuk tidak menjerit gemas. Tentu saja itu ku lakukan di dalam hati saja. Mana berani aku terang-terangan menunjukkan jika aku kalap akan kegemasan pria ini. Meski Joshua telah mengetahui bahwa aku menyukainya, bukan menjadi alasan jika aku bisa dengan berani mengumbar rasa suka ku kepadanya. Kami masih terlalu jauh untuk itu.
"Siapa yah? Apa kau sekedar penasaran atau sangat penasaran?"
Joshua mengerucutkan bibirnya, persis seperti anak itik. "Apa kau ingin bermain rahasia-rahasiaan dengan ku huh? Katakan saja dan jangan membuatku penasaran."
Aku nyaris tertawa terpingkal-pingkal jika tak sadar sedang berada di tempat umum dan paling penting berada di dekat Joshua. Maka ku lakukan apa yang mesti ku lakukan. Bertindak senormal mungkin. "Coba tebak," kataku bermaksud menggoda Joshua. "Kau sangat mengenalnya loh, dia merupakan orang terdekat mu."