Aku tak berani membuka suara. Saraf ku menegang sehingga yang dapat ku lakukan hanya diam, mengamati perubahan ekspresi Lucas menjadi jijik dan risih. 'Joshua' ya benar. Gadis macam apa yang dinamai dengan nama Joshua, sudah pasti dia adalah lelaki. Dan, karena itu juga aku menjadi takut menatap wajah Lucas saat ini juga.
Tatapan itu seolah menelanjangi ku bulat-bulat. Mempermalukan ku di depan khalayak umum. Menjadikan tubuhku tontonan masyakarat haus akan pelampiasan. Aku seketika merasa menyusut. Menjadi wujud paling kecil yang pernah ada di muka bumi. Sebaliknya, sosok Lucas menjelma menjadi sangat besar dengan mata tajam mengarah langsung kepada ku. Aku tak dapat berkata apapun selain menunggu.