Pada akhirnya kami disuruh berbaris lurus mengikuti intruksi Senior. Seluruh calon mahasiswa baru dikumpulkan di tengah lapangan sepak bola, berdiri di bawah sinar matahari menunggu ketua masing-masing jurusan menyelesaikan pidatonya.
Ini mungkin —pasti— akan memakan waktu yang lama nan membosankan. Menghabiskan berpuluh-puluh menit di tengah lapangan hanya unguk mendengarkan pidato formal yang sama dengan pidato pada umumnya, nasihat-nasihat tak berguna, juga kata-kata penyemangat yang sama sekali tak membuat semangat.
"Psst.. Lucas," bisikku pada lelaki yang ada tepat di depanku. Dengan posisi seperti ini, aku cukup kesulitan menerka-nerka ekspresi Lucas saat ini. Tapi aku berani bertaruh jika dia pun sama-sama merasa kebosanan sepertiku.
"Hm.." jawabnya tanpa menolehkan wajah apalagi berbalik badan.
Ini sedikit membuatku jengkel. Well, siapa yang tak jengkel di abaikan seperti ini. Maka aku kembali memanggilnya, kali ini dengan sedikit tekanan.