DUP!! Dup!! ...
Mata Meleonarch masih tertutup di dalam tubuh Jormungand putih yang tak sadarkan diri.
DUP!! Dup!! ...
Begitu pun nafasnya yang mulai tenang dalam ikatan jaringan memerah bagai temali.
DUP!! Dup!! ...
Bayangannya mulai menariknya lagi pada suatu tempat yang tak jauh ia kenal.
DUP!! Dup!!
Lalu, bersama degup jantungnya yang menghentak itu.
§
Terjaga Meleonarch, hal pertama yang ditemui matanya adalah karpet merah. Karpet semerah darah, yang menghampar luas jauh di belakangnya hingga sampai pada ujung pandangannya yang sedang tertunduk ke bawah.
'Tak asing' perasaannya berkata, namun juga tak mengerti nalarnya meraba. Memorinya bergulat menyelaraskan situasi, sembari memori begitu kuat hendak merenggut kesadaran dari Meleonarch sendiri.
Ini, perasaan dan suasana hening bak penobatan ini!