Mata ke mata. Ginnan mendadak merasa selapar Renji. Bola matanya berkilat. Ingin saling memiliki—bahkan rasanya menyatu seperti sekarang tidak cukup. Ginnan ingin tahu lebih banyak tentang Renji. Gairahnya, pikirannya, perasaannya, kehidupan pribadinya... semuanya. Dan kini ada yang aneh juga. Renji hanya memanggil namanya dengan cara sederhana. Tapi entah kenapa telinganya merasa itu sangat benar.
"Ya, Ginnan."
"Nama yang aneh, tapi tidak buruk juga."
"Menurutmu begitu?"
"Hm..." Renji mengecup pelan sudut bibirnya. "Buka mulutmu."
"Kenapa."
"Kau ingin diringankan? Aku akan agak kasar malam ini."
"Ugh... yang benar saja."
"Kau akan menyukainya."
BRUGH!
Bercinta bukanlah sekedar main seks. Dia adalah penyerahan dari dua jiwa yang berbeda. Rela. Tanpa paksaan. Tanpa pemikiran. Tanpa dendam. Dan segalanya tergerak sebagaimana hati bekerja. [Quotes Bab 51: Gelora Bisu 3]
Pada Bab 51 ini, Renji mengagumi Ginnan. Mata dan hatinya sejalan. Begitu pun Ginnan. Mulutnya bahkan tak bisa menolak lagi. Dan tubuhnya tergerak... ketika Renji memintanya.
Mereka bukan bercinta karena satu orang yang tergerak, tapi keduanya... telah menjadi satu saat ini.