"Kenapa kamu tidak meminta tolong pada orang yang kamu cintai itu? Apa karena dia di luar negeri?" sinis Key.
"Kenapa? Menyesal telah menolongku?" Raven menatap Key dengan tatapan menggoda.
"Hmm," Key memalingkan wajahnya dari tatapan Raven.
"Atau kamu cemburu?"
"Cemburu?" ulang Key, dia segera menatap Raven tak percaya.
"Iya, pada gadis yang kucintai?"
"Kenapa aku harus cemburu?"
"Entahlah, tapi aku mendengar ada nada cemburu di suaramu,"
"Ah, itu hanya asumsi kamu saja! Tapi aku pikir memang harusnya kamu mengajak dia yang jelas-jelas kamu cintai untuk kamu perkenalkan dengan orang tuamu,"
"Sudah kucoba," jawab Raven santai,
"Terus, dia menolaknya?" Key menatap Raven tak mengerti.
"Tidak, dia mau datang bersamaku,"
"Kenapa masih mengajakku?" Key mengerutkan keningnya.
"Karena kamu berhutang satu permintaan padaku," Raven tidak bisa menahan tawanya. Entah gadis memang lugu atau pura-pura lugu untuk tahu sinyal cinta yang dia kirimkan padanya.