Baginya, ini adalah rumah yang sebenarnya, rumah yang nyaman dan hangat. Shen Xi dapat tidur dengan nyenyak. Saat ia terbangun, hari sudah petang. Ia bangkit dan pergi ke loteng untuk mengambil tangga.
Yun Jinping yang sedang memasak di dapur kebetulan melihat putrinya itu sedang menyeret tangga ke dinding, ia pun berteriak padanya, "Xixi, apa yang kamu lakukan dengan tangga itu? Kamu tidak bisa memindahkannya. Tunggu sampai ayahmu kembali, biarkan dia memindahkannya untukmu."
"Tidak perlu, Bu, aku bisa membawanya," jawab Shen Xi. Kamu tidak tahu, pria besar yang tinggal di sebelah rumah akan menghancurkan dunia di masa depan. Batinnya dengan kesal.
Untuk itu Shen Xi akan memberinya kebaikan berupa sebuah kehangatan dan makanan. Kemudian pria besar itu akan membayar kebaikannya, dia akan menghancurkan keluarga Su, membakar buku dan menghancurkan seluruh dunia untuk Shen Xi.
Shen Xi harus membuat persiapan sesegera mungkin, mengirim kehangatan kepada pria besar itu setiap hari, membiarkannya keluar dari kegelapan, mandi di bawah sinar matahari dan merasakan cinta.
"Kamu ini, seluruh tubuhmu penuh luka. Bagaimana bisa kamu masih saja banyak mengomel?" Yun Jinping menyusul Shen Xi, kemudian menyuruh Shen Xi ke sebelah dan membantunya memosisikan tangga.
"Ibu, aku mencintaimu." Shen Xi memberikan simbol cinta di tangannya untuk Yun Jinping.
Yun Jinping memandangnya dengan penuh waspada, "Kamu tidak ingin mengintip rumah tetanggamu, kan?!"
Shen Xi pun menjawab, "Kenapa kamu tidak percaya pada putrimu, Bu? Apakah aku semesum itu? Aku baru saja melihat tetangga baru kita datang, aku ingin menyapanya."
Yun Jinping berkata, "Kalau mau menyapa, lewat pintu rumahnya dan masuk ke sana. Buat apa kamu memanjat tembok untuk menyapanya? Ibu sudah menyiapkan sesuatu untukmu, nanti kamu berikan padanya."
Shen Xi mendorongnya menjauh, "Bu, aku sendiri tahu apa yang aku lakukan, aku bukan anak kecil lagi. Ibu cepat masak sana, sebentar lagi ayah mungkin pulang."
Pria besar itu memiliki temperamen yang aneh dan tidak mau bertemu siapa pun. Bahkan jika Shen Xi mengetuk pintu depan, orang itu tidak akan memperhatikannya.
Pada usia 17, Shen Xi adalah gadis yang sangat lembut. Wajahnya begitu lembut seperti air. Ia mengenakan mantel wol merah dan mengenakan topi yang juga terbuat dari wol berwarna putih dengan dua bola putih di atasnya.
Saat ini Shen Xi sendiri khawatir jika raut wajahnya yang jelek membuat pria besar itu takut. Ia secara khusus merias dirinya sendiri dengan riasan ringan, melihat ke cermin, mencubit wajah bayinya yang gembil, kemudian keluar dengan puas.
Yun Jinping menatap putrinya yang keluar dengan riasan manis. Ada tali di lehernya dan pot bunga umur panjang di pelukannya.
Shen Xi melihat Yun Jinping menoleh, kemudian ia mengangkat bunga di tangannya dan tersenyum, "Bu, ini hadiah untuk tetangga yang baru pindah rumah."
Yun Jinping menghela napas, kemudian mengangguk dengan sayang, "Pergilah, hati-hati. Perhatikan langkahmu!"
Shen Xi pun menjawab, "Baik, Nyonya Yun!"
Alis Yun Jinping menunjukkan senyuman, tapi matanya merah.
Baguslah, dengan kepulangan putrinya, keluarga ini benar-benar seperti sebuah keluarga.
Demi menjaga privasi pemilik rumah masing-masing, tembok antara vila satu dengan vila lain dibuat setinggi dua meter. Keduanya adalah dinding batu yang kokoh sehingga orang lain tidak bisa melihat apa-apa.
Shen Xi menaiki tangga dengan bunga umur panjang di tangannya, dan diam-diam menjulurkan setengah kepalanya. Kebetulan ia benar-benar melihat pria itu yang sedang duduk di halaman.
Pria itu berada di kursi roda, mengenakan jaket hitam panjang dan selimut abu-abu tipis menutupi kakinya.
Ketika pria itu menoleh untuk menatap Shen Xi, yang bisa terlihat hanya sebuah wajah yang dingin dan terasing diukir dengan hati-hati oleh tangan Tuhan.
Sinar jingga matahari senja menyinari pria itu, menarik bayangannya menuju kesedihan yang panjang dan tak terkatakan.
Nama pria itu adalah Li Yuan. Shen Xi pertama kali melihat pria itu ketika dirinya terbaring di ranjang kematiannya.
Li Yuan selalu mencari Shen Xi demi membalas kebaikannya kala itu.
Chương 8: Pria Besar Sebelah
Biên tập viên: Wave Literature
Sekali lagi Shen Xi kembali ke rumahnya.
Baginya, ini adalah rumah yang sebenarnya, rumah yang nyaman dan hangat. Shen Xi dapat tidur dengan nyenyak. Saat ia terbangun, hari sudah petang. Ia bangkit dan pergi ke loteng untuk mengambil tangga.
Yun Jinping yang sedang memasak di dapur kebetulan melihat putrinya itu sedang menyeret tangga ke dinding, ia pun berteriak padanya, "Xixi, apa yang kamu lakukan dengan tangga itu? Kamu tidak bisa memindahkannya. Tunggu sampai ayahmu kembali, biarkan dia memindahkannya untukmu."
"Tidak perlu, Bu, aku bisa membawanya," jawab Shen Xi. Kamu tidak tahu, pria besar yang tinggal di sebelah rumah akan menghancurkan dunia di masa depan. Batinnya dengan kesal.
Untuk itu Shen Xi akan memberinya kebaikan berupa sebuah kehangatan dan makanan. Kemudian pria besar itu akan membayar kebaikannya, dia akan menghancurkan keluarga Su, membakar buku dan menghancurkan seluruh dunia untuk Shen Xi.
Shen Xi harus membuat persiapan sesegera mungkin, mengirim kehangatan kepada pria besar itu setiap hari, membiarkannya keluar dari kegelapan, mandi di bawah sinar matahari dan merasakan cinta.
"Kamu ini, seluruh tubuhmu penuh luka. Bagaimana bisa kamu masih saja banyak mengomel?" Yun Jinping menyusul Shen Xi, kemudian menyuruh Shen Xi ke sebelah dan membantunya memosisikan tangga.
"Ibu, aku mencintaimu." Shen Xi memberikan simbol cinta di tangannya untuk Yun Jinping.
Yun Jinping memandangnya dengan penuh waspada, "Kamu tidak ingin mengintip rumah tetanggamu, kan?!"
Shen Xi pun menjawab, "Kenapa kamu tidak percaya pada putrimu, Bu? Apakah aku semesum itu? Aku baru saja melihat tetangga baru kita datang, aku ingin menyapanya."
Yun Jinping berkata, "Kalau mau menyapa, lewat pintu rumahnya dan masuk ke sana. Buat apa kamu memanjat tembok untuk menyapanya? Ibu sudah menyiapkan sesuatu untukmu, nanti kamu berikan padanya."
Shen Xi mendorongnya menjauh, "Bu, aku sendiri tahu apa yang aku lakukan, aku bukan anak kecil lagi. Ibu cepat masak sana, sebentar lagi ayah mungkin pulang."
Pria besar itu memiliki temperamen yang aneh dan tidak mau bertemu siapa pun. Bahkan jika Shen Xi mengetuk pintu depan, orang itu tidak akan memperhatikannya.
Pada usia 17, Shen Xi adalah gadis yang sangat lembut. Wajahnya begitu lembut seperti air. Ia mengenakan mantel wol merah dan mengenakan topi yang juga terbuat dari wol berwarna putih dengan dua bola putih di atasnya.
Saat ini Shen Xi sendiri khawatir jika raut wajahnya yang jelek membuat pria besar itu takut. Ia secara khusus merias dirinya sendiri dengan riasan ringan, melihat ke cermin, mencubit wajah bayinya yang gembil, kemudian keluar dengan puas.
Yun Jinping menatap putrinya yang keluar dengan riasan manis. Ada tali di lehernya dan pot bunga umur panjang di pelukannya.
Shen Xi melihat Yun Jinping menoleh, kemudian ia mengangkat bunga di tangannya dan tersenyum, "Bu, ini hadiah untuk tetangga yang baru pindah rumah."
Yun Jinping menghela napas, kemudian mengangguk dengan sayang, "Pergilah, hati-hati. Perhatikan langkahmu!"
Shen Xi pun menjawab, "Baik, Nyonya Yun!"
Alis Yun Jinping menunjukkan senyuman, tapi matanya merah.
Baguslah, dengan kepulangan putrinya, keluarga ini benar-benar seperti sebuah keluarga.
Demi menjaga privasi pemilik rumah masing-masing, tembok antara vila satu dengan vila lain dibuat setinggi dua meter. Keduanya adalah dinding batu yang kokoh sehingga orang lain tidak bisa melihat apa-apa.
Shen Xi menaiki tangga dengan bunga umur panjang di tangannya, dan diam-diam menjulurkan setengah kepalanya. Kebetulan ia benar-benar melihat pria itu yang sedang duduk di halaman.
Pria itu berada di kursi roda, mengenakan jaket hitam panjang dan selimut abu-abu tipis menutupi kakinya.
Ketika pria itu menoleh untuk menatap Shen Xi, yang bisa terlihat hanya sebuah wajah yang dingin dan terasing diukir dengan hati-hati oleh tangan Tuhan.
Sinar jingga matahari senja menyinari pria itu, menarik bayangannya menuju kesedihan yang panjang dan tak terkatakan.
Nama pria itu adalah Li Yuan. Shen Xi pertama kali melihat pria itu ketika dirinya terbaring di ranjang kematiannya.
Li Yuan selalu mencari Shen Xi demi membalas kebaikannya kala itu.