Tải xuống ứng dụng
4.74% mencintaimu sampai akhir / Chapter 24: bab 24 Sahabat

Chương 24: bab 24 Sahabat

ziyad dan daffa baru saja sampai apartemen tempat ziyad tinggal .saat hendak membuka pintu dua orang lainnya tiba.

"ziyad..daffa..." mereka berempat saling berpelukan.

"hai ilham...fadhil...mari kita masuk..." ziyad menekan pasword pada pintu apartemennya.

"assalamu'alaikum...." ziyad masuk lebih dulu dan mendapati kirana sedang menonton tv sambil memeluk toples isi cemilan, wajah putihnya bersemu merah saat terpergok suaminya,segera kirana meletakkan toples dimeja dan membenarkan jilbabnya yang agak berantakan kemudian berlari mencium tangan suaminya dan ziyad seperti biasa mencium kening istrinya.

"kakak sudah pulang..." suaranya terdengar sangat ceria,baru saja kirana akan memeluk ziyad tiba- tiba terdengar salam dari belakang tubuh suaminya itu.

"assalamu'alaikum..." daffa, ilham dan fadhil bersamaan, kirana pun langsung menyembunyikan tubuhnya dibelakang punggung suaminya yang sudah berbalik hendak memperkenalkan ketiga temannya.

daffa,ilham dan fadhil saling pandang dan kemudian menatap ziyad penuh tanda tanya,saat ziyad ingin memperkenalkan istrinya terdengar suara bel berbunyi.

" kalian bertiga silahkan duduk dulu..." ziyad berjalan kearah pintu,kirana menganggukkan kepalanya kepada tiga orang pria besar itu dan berjalan kedapur untuk membuatkan minum.

ziyad kembali dengan beberapa tas bungkus makanan dan membawanya keruang makan.

" kakak...siapa mereka?" tanya kirana sambil mengaduk kopi.

"mereka teman-teman kakak...ayo.kakak kenalkan sama mereka." ziyad membawa nampan berisi empat cangkir kopi yang dibuat kirana barusan,dan kirana mengekor dibelakang suaminya dengan dua buah toples cemilan di tangannya.

" mmm...teman- teman...perkenalkan...ini kirana...kiran..mereka bertiga ini teman sekaligus sahabat kakak...yang pojok itu daffa,yang disana fadhil dan ini ilham." ziyad menunjuk satu persatu temannya.

" kirana..." kirana menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya sambil tersenyum ramah...wajahnya memerah karena malu...

daffa,ilham dan fadhil juga menangkupkan kangan mereka didepan dada.

" ziyad...adikmu cantik sekali...sudah punya pacar belum? " ucap daffa masih menatap kirana yang kini menundukkan wajahnya dan duduk di samping suaminya yang memelototi daffa.

" teman- teman...kirana ini istriku...kami menikah hampir dua bulan..." daffa ilham dan fadhil terkejut...

"apa...istri..??" suara ketiganya serentak.

" iya...dia istriku...kenapa...masih berfikir ingin menjadi pacarnya...?" ziyad melotot kearah daffa sementara ilham dan fadhil cekikikan.

" maaf semua...saya kedalam dulu.." pamit kirana berjalan masuk ke ruang makan..menyiapkan hidangan yang dibeli suaminya tadi juga menyajikan masakannya sendiri.

***

diruang tamu

"ziyad...kenapa kau menikah secepat ini...meskipun istrimu sangat cantik tetapi sepertinya dia masih kecil..bahkan dengan mahasiswamu pun masih lebih tua mahasiswamu..." daffa masih penasaran...begitu melihat kirana tadi dia langsung suka.

fadhil dan ilham ikut menganggukkan kepala mereka...sama- sama penasaran...soalnya ziyad tidak pernah sekalipun dekat dengan seorang perempuan...bahkan.teman mereka aisya yang jatuh cinta padanya pun dihindarinya.

"apa kau dijodohkan...atau mungkin kamu dijebak seseorang dan membuatnya hamil" fadhil ikut mengintrogasi ziyad dengan pikiran yang tidak-tidak,ziyad menjadi gemas dengan ketiga sahabatnya dan menampar ringan kepala fadhil yang terlalu halu.

" pikiran kalian terlalu jauh.." ziyad geleng- geleng kepala.

"ayolah...ceritakan kisahmu...biar kami tidak salah sangka..." bujuk ilham. ziyad pun menceritakan dari awal hingga akhirnya dia menikahi kirana. ketiga sahabatnya berbinar...mereka sudah menduga...ziyad tidak mungkin melakukan hal- hal yang buruk.

" waah...kalian berdua sama- sama beruntung...terutama kamu ziyad...dapat istri imut,belia, pintar,dan memiliki suara yang merdu." daffa serasa semakin jatuh hati pada istri sahabatnya itu.

" bolehkah istrimu bergabung dengan grup gambus kita?" tanya ilham tiba-tiba.

daffa dan fadhil punya fikiran yang sama..mereka bertiga memohon agar ziyad mengijinkan istrinya bergabung. harusnya ziyad tidak keberatan...ziyad juga salah satu anggota grup gambus mereka,saat ziyad tiba- tiba pulang ketanah air mereka menjadi vacum karena ziyad adalah vocalis mereka.

" kalau itu jangan tanya padaku...kamu harus bertanya sendiri apakah dia mau atau tidak ."

ziyad kemudian ke ruang makan ingin membantu kirana tetapi ternyata sudah selesai.keduanya kembali keruang tamu dan mengobrol.

" kiran...mmm...kata suamimu suaramu sangat merdu...maukah kau bergabung di grup gambus kami." ilham langsung bertanya...tidak membuang kesempatan sama sekali.kirana mengalihkan pandangan pada ziyad.

" iya sayang...kalau kamu mau kau boleh bergabung..." ziyad memang tidak akan membatasi kegiatan istrinya asalkan dia bersedia dan ingin melakukannya.

" aku harus memikirkannya dulu...apalagi ada si kecil ini..." kirana mengusap lembut perutnya.daffa, fadhil dan ilham memandang ziyad dengan tatapan aneh.

" memangnya kenapa kalau istriku hamil...kalian keberatan?" kata ziyad yang mengerti maksud tatapan ketiga sahabatnya itu.

"sudah...sebaiknya kita makan dulu...nanti keburu dingin..." kirana menghentikan tingkah konyol keempat lelaki di hadapannya.

mereka berlima pergi ke ruang makan.


next chapter
Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C24
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập