dengan gerakan kepasrahan aku memunguti barang barang berserakan di lantai karpet kamarnya.selimut,kemeja hitam bergaris,putung rokok,dan gelas kristal kecil.semua benda itu telah menjadi amukan kebutralan min yoongi semalam.ya,tiap kali mabuk dia selalu melempar barang barang sesuka hatinya sekedar melampiaskan kemarahannya yang tidak jelas.
" hentikan itu, kim taehyung "
pinta min yoongi menghentikan sekejap kegiatan ku yang sedang beres-beres.
aku menengok tanpa membalikkan badan kearahnya.dia masih tertidur dengan posisi miring dan mata yang setengah terbuka.
" kenapa?bukankah memang seperti ini aku di matamu?"
kini aku beranjak memutuskan untuk menghentikan kegiatan beres beres dan menuju ke arahnya.
" bangunlah kak yoongi kau harus ke kantor.dan aku juga bersiap akan pergi ke sekolah."
dia mengernyitkan alisnya berusaha keras memandangi angka angka kecil itu dari arloji mahal yang masih terpasang ketat di pergelangan tangannya.
" kau bercanda?ini masih pukul lima.kemarilah dan temani aku tidur lagi."
lengannya lemah menarik selimut untuk di tangkupkan ke seluruh badannya yang setengah telanjang dan kembali memejamkan mata.
payah! aku gagal mengelabui otaknya yang ku pikir masih dalam pengaruh alkohol.ia tak menggubris ku dan kembali tidur di atas ranjang emas kebesarannya.kupikir jika aku berhasil membangunkannya,aku akan segera melompat keluar dari kurungan kamar ini.
tanpa ingin berkecamuk memikirkan kata katanya yang terdengar rendahan aku beralih mendekati sosoknya yang masih tertidur pulas.kulit mulusnya terlihat menyorot putih dari balik selimut tebal berbulu,seakan memancarkan berlian yang menggiurkan.sudah beberapa kali belakangan aku hampir terkecoh dengan kesempurnaan yang dia miliki.
entah,sudah berapa kali pula aku mulai menikmati permainan bejat yang selalu ia lakukan.kupikir itu wajar mengingat dia kakakku dan aku adiknya.kedua hubungan keluarga yang lumrah yang terjadi apabila saling mengagumi pesona satu sama lain.aku menahan nafasku sembari perlahan mencodongkan tubuhku sedikit membungkuk.jari telunjuk dan ibu jari yang ku apitkan kususupkan lembut kedalam saku celana kainnya,mencari benda kecil tembaga tanpa gantungan.
'Dapat!'
batinku kegirangan.kini aku berjalan berjingkat menuju pintu kamar tanpa peduli lagi dengan keadaan isi kamar yang masih separuh kubereskan.aku melihat masih ada beberapa barang yang tergeser dari tempatnya yang terbilang cukup berantakan,namun aku tak ingin lagi ambil pusing.udara bebas sejuk ku hirup kuat kuat kedalam hidungku begitu aku berhasil keluar dari kamar min yoongi kakakku.seperti terbebas dari penjara bertahun-tahun tiap kali aku keluar dari kamar itu.aku melepas lelah sisa sisa semalam di dalam bathtub kamar mandi kamarku.aroma sabun Wood dan blossom menyeruak bebas keseluruh ruangan yang mampu menenangkan sejenak pikiranku.
perlahan aku mengangkat tanganku dari rendaman air hangat.lalu kusapukan ke leher bagian kiri yang otomatis membuat kepalaku condong kearah samping.sekilas aku mengingat bibir kakakku min yoongi ketika mengendus kasar pada bagian ini.mengendusnya rata hampir keseluruh bagian leherku lalu mengecup dan menggigitnya.aku tahu ada bekas warna merah akibat gigitannya,dan aku selalu kesulitan jika harus pergi ke sekolah dengan bekas memalukan seperti ini.
aku meringis meratapi bagaimana hinanya hidup ku.terkadang aku menangis setelah menatap matahari yang mulai muncul dari balik jendela kamarku.kenapa sinarnya yang tajam selalu mengolokku? mengatakan padaku bahwa aku adalah pria paling bodoh di dunia ini.kemudian angin sejuk menyusul hadir melewati ventilasi, mengatakan padaku agar aku segera keluar dari rumah ini.
toh aku kembali tersadar bahwa aku hanya anak angkat yang merasa berhutang budi kepada tuan min,daddy min yoongi.aku tak mampu menolak apalagi melaporkan perlakuan bejat min yoongi kepada daddynya.tidak dan tidak akan pernah.aku tidak pernah akan pergi dari rumah ini.
hidangan sarapan pun mulai di sajikan di atas meja panjang.aku bisa melihatnya setelah aku keluar dari kamarku yang berada di lantai dua.para pelayan sibuk melakukan pekerjaannya seperti biasa termasuk salah satunya yang sedang berjalan di belakang ku membawakan tas sekolah setelah beberapa waktu menungguku di pintu kamar.aku tahu yang mereka lakukan sangat berlebihan.haha memangnya apa yang tidak berlebihan dirumah ini? segalanya harus selalu di layani dan di kerjakan dengan benar.atau kalau tidak,kau akan menerima kemarahan sang tuan muda yang berkuasa penuh atas rumah ini.
langkahku sudah menapaki lantai bawah.menatap jengah meja makan panjang yang sudah mengeluarkan aroma sedap makanan yang sudah di sajikan dan di masak oleh koki profesional terpilih.yang bahkan aku belum pernah memakannya.aku duduk di kursiku yang terletak tepat di sisi kanan kepala meja.salah satu pelayan mendekat untuk menghampar kan lap makan ke atas pahaku.tak lama setelah itu saat perutku mulai terpancing untuk menggerakkan tanganku meraih garpu,aku mendengar suara dentuman keras pintu kamar min yoongi.lagi lagi dia melakukan hal yang berlebihan.dia keluar terburu buru sambil mengancingkan lengan kemejanya,menuruni tangga dan menuju ke arah meja makan.
wajahnya terlihat segar berkilau yang terpancar dari kulit putih mulusnya yang membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona.aroma wanginya pun menyengat hebat, menunjukkan seberapa mahal harga parfum yang di pakainya.dia mendudukkan diri di kursi utama yang terletak di kepala meja,tepat di sebelah kiriku.
senyum manis dari bibir merah kecilnya menyungging tipis ke arahku memberi kesan ramah pada dirinya.namun aku kesal!. ya,aku sangat kesal melihatnya yang selalu memperdaya kemarahan ku kepadanya.seakan aku memaafkan perbuatan nya semalam setelah melihat wajah malaikatnya yang tak merasa bersalah sedikitpun kepadaku.
dan aku masih tidak bisa mengerti kenapa dimikian.apakah ini lantaran perasaanku yang mulai aneh belakangan ini,ataukah hanya rasa hutang budiku kepada tuan min yang tak bisa ku abaikan?entahlah.
" sampai kapan kau akan melihat makananmu?cepat makan!." suaranya lantang membuyarkan lamunanku.
aku terkesiap mengeratkan peganganku kepada gagang garpu secara spontan.
" hari ini aku akan mengantar mu kesekolah.kebetulan aku akan pergi kearah yang sama dengan sekolahmu."
" kemana? "
" apa kau harus tau? "
" tidak,tidak juga."
aku menunduk salah tingkah merapikan helai rambut depanku yang jatuh menutupi penglihatanku yang terkesan mulai panjang.
" hah,aku harus ke pertemuan.bukankah kau sudah tahu apa pekerjaan ku?kenapa kau bertanya seolah kau tidak tahu?"
" aku hanya...."
sial,aku tidak mampu melanjutkan kata kataku sendiri.seharusnya aku tidak bersikap sok peduli padanya.biarkan saja dia pergi.yah dia adalah seorang presdir di perusahaan ayahnya.dia sibuk?itu pasti.tapi yang jadi ganjalanku saat ini adalah....
aku penasaran apakah malam ini dia akan memaksaku lagi menjadi bar hostes-nya?atau mungkin dia tidak akan pulang sampai beberapa hari?
"...aku hanya penasaran."
aku kembali menyantap sarapanku.
" penasaran apakah nanti malam aku akan memaksamu lagi? hahahaha tidak usah khawatir.aku sedang punya kabar baik pagi ini.makanlah habiskan makananmu."
jelasnya kemudian membuka mulutnya lebar lebar dan memasukkan potongan roti kedalam mulutnya.
bagai di hempas,hatiku terasa terjun bebas dari ketinggian ribuan kilometer.apa aku baru saja mendengar sesuatu yang sudah kutahan tahan untuk mengucapkannya di depan umum?dia benar-benar pria gila! kini para pelayan itu tengah menatap tegang ke arah kami.mungkin mereka sedang bertanya tanya sendiri di dalam hati.sebab mereka yang tidak pernah tau apa yang di lakukan oleh tuan mudanya itu saat berada di dalam kamar bersamaku.di tambah lagi dinding kamar kedap suara yang tidak memungkinkan mereka mendengar apapun dari luar.min yoongi yang beruntung.
nafsu makanku lenyap seketika karena ucapan tak senonohnya yang memunculkan banyak persepsi bagi orang yang mendengarnya.aku meletakkan pisau dan garpunya dengan keras ke pinggiran piring, menimbulkan suara nyaring yang mengundang perhatian seisi ruangan.seraya berdiri aku meletakkan kain lap dari pangkuan ku itu ke atas meja.
" aku sudah selesai."
kataku lalu memundurkan kursi memberi sedikit celah untukku melangkah.
aku yakin saat ini wajah min yoongi saat ini sudah memerah padam karena sikapku,aku takut menatapnya.tidak ingin.aku berbalik bersiap melangkah.namun ketika aku nyaris melangkahkan kakiku tiba tiba tangan kekarnya dengan cepat menahan tanganku.
" duduklah."
matanya mulai merambat mengadili gerakanku.
" aku bilang duduk kim tae-hyung!!!! "
aku menghela nafas panjang panjang.memahami pasti apa yang akan dia lakukan terhadap ku.tentu saja,dia akan memaksaku duduk tanpa bersedia menerima apapun alasan dariku.
" aku tahu kau pria lugu taehyung.kau tidak akan melakukan hal yang tidak sopan seperti ini.sekarang duduklah, habiskan makananmu!atau kubuat kau tidak bisa makan lagi seumur hidup."
lanjutnya masih mencengkeram erat pergelangan tanganku.
pria lugu?ya itu memang benar.tapi itu sebelum aku bertemu pria kejam sepertimu.aku mengatupkan bibirku kuat kuat menahan tangis.perlahan aku duduk dengan tangan kiri yang masih tertahan olehnya.aku menunduk menatap ke arah piring.aku masih tidak berani menatapnya yang sedang dirundung kemarahan.karena saat marah,bola matanya akan membulat penuh memperjelas guratan syaraf merah di sekitar pupilnya.alisnya bertaut tegang memecah segala bentuk kewajaran di depannya.dan warna wajahnya akan memerah, mengimbangi deru nafasnya yang kian terpacu.
aku mendengar dia menghela nafasnya kasar ke arahku.lalu dengan cepat melepas tanganku tanpa mempermasalahkan kembali perbuatan yang sudah ku lakukan. hah...kurasa dia benar benar tidak ingin merusak kabar baiknya kali ini.
aku dan min yoongi kembali melanjutkan sarapan.menghabiskan hidangan tanpa saling berbicara lagi.aku tahu ini akan berlalu begitu saja baginya.namun hatiku sama sekali tidak bisa menganggapnya seperti itu.aku merasa sakit sekaligus lelah.namun lagi lagi aku hanya bisa menuruti kemauannya.
sesudah sarapan aku dan min yoongi jalan beriringan menuju mobil yang sudah menanti kami di luar.kami masih saling membisu,tidak ada yang mengajak bicara bahkan sekedar bertanya hal hal sepele.sampai di dalam mobilpun suasana sunyi masih menyelimuti.aku yang terduduk di sampingnya hanya terdiam melempar pandangan keluar jendela berusaha mati matian menikmati suasana kota.menikmati dalam artian mengalihkan perhatianku dari min yoongi.
aku tersenyum miris,masih mencoba menahan diriku dari semua ini.aku tidak tahu apa yang sedang ku pikirkan hingga aku menyadari belakangan aku sering tersenyum dalam keadaan menangis. mungkin aku sudah sama gilanya dengan pria yang duduk di sebelah ku kini.
min yoongi akhirnya menyela keheningan dengan suara deep nya yang berat dan khas miliknya dengan lembutnya,aku bergidik, bagaimana dia bisa berubah sikap secara drastis dalam waktu yang terkesan singkat.
" bagaimana dengan sekolah mu?apakah ada kesulitan?."
ungkapnya merebahkan tubuh berjas hitam itu ke sandaran jok.
" tidak."
aku tau dia sedang menatapku tapi aku tidak akan lengah kali ini.
" jika ada masalah dengan sekolah mu katakan saja padaku.aku adalah wakilmu selama daddy tidak ada."
" aku tahu."
" kenapa?kau masih marah?."
"apa itu penting?aku kan hanya bonekamu."
aku masih tidak menatapnya,aku melipat tanganku ke dada berlagak keras mengacuhkannya.namun tiba tiba aku mendengar dia terkekeh lirih.perlahan aku menengok dengan alis terangkat.aku melihat dengan seksama rambu blonde pirangnya terjatuh menutupi sebagian dahi akibat getaran tawa yang ia tahan.kenapa ia tertawa?apa amarahku sebuah lelucon baginya?astaga pria ini.
" kau sangat lucu, haha bagaimana bisa kau mengangap dirimu sendiri sebagai boneka?hei taehyung dengar,aku sudah mencoba bersikap sebagai kakak padamu.apa kau tidak merasakan perubahan ku selama ini?jika aku mau aku bisa menendangmu keluar dari rumahku sekarang juga,tapi itu tidak kulakukan bukan?jadi bersikap baiklah padaku."
" bersikap baik?.haha yah....kau memang sudah berubah,kau sudah tidak lagi membiarkanku tidak masuk sekolah karena mengurungku sampai siang di dalam kamarmu.tapi asal kau tahu saja,aku tidak akan pergi dari rumah hanya karena dirimu.karena satu satunya orang yang bisa melakukan itu,hanyalah tuan min.jadi jangan menganggap aku takut dengan semua perlakuanmu padaku."
penjelasan ku membawa kami pada akhir perjalanan.selain karena jarak rumah dan sekolah yang lumayan dekat,mobil Lamborghini favorite min yoongi cukup mumpuni membawa laju mobilnya secara kencang hingga tak butuh waktu lama untuk sampai.sang sopir menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah, kemudian keluar membukakan pintu untukku.
" benarkah begitu, kim-tae-hyung?."
tanyanya memberi penekanan pada sebutan namaku.
" baik mari kita lihat sampai sejauh mana kau bisa bertahan,aku akan membuatmu lebih menderita."
lanjutnya yang entah kenapa jadi mengancam.
tatapan mata yang tadinya menyipit karena tawa.kini berubah menjadi membulat menegangkan Syaraf Syaraf matanya.
aku berusaha tak menghiraukan nya,beralih pada pintu sisiku yang sudah terbuka sejak beberapa detik lalu.
" tunggu."
lagi lagi dia menahanku dengan cengkeraman tangannya,ketika aku beranjak dari tempatku.
sontak aku tersengal, kembali memposisikan diriku pada keadaan semula.aku menatap tatapannya yang memanas.tatapan yang penuh kebencian namun juga mempesona secara bersamaan.aacchh!!apa yang sedang ku pikirkan.
" jangan coba-coba lagi mengambil kunci kamarku dan keluar secara diam diam.tindakanmu itu seperti gigolo.aku tidak suka."
katanya berhasil menang telak menurunkan nyaliku.
entah harus kuapakan lagi pria gila ini.melawannya pun sudah tidak berguna.aku hanya mengerang sembari menghempas genggaman tangannya hingga berhasil terlepas secara kasar olehku.selangkah kakiku melebar kuat kuat,berlari menjauhi mobil.
aku tidak mengerti lagi dengannya,jika ia tahu aku sudah diam diam mengambil kunci kamarnya,kenapa tidak menyiramku dengan susu saja saat sarapan tadi?atau lempar saja aku dengan piring.itu lebih manusiawi baginya daripada mengulur waktu untuk meluapkan marah dan mengancamku seperti ini.marahi dan maki langsung saja aku seperti biasa.mengapa?mengapa kau lakukan ini padaku min yoongi?
seolah tak ingin lagi mengingat hal hal buruk yang terjadi.aku melangkah percaya diri memasuki kelasku.disana,lebih tepatnya di sebelah mejaku.jeon jungkook sudah memasang wajah kesalnya sebab menunggu kehadiranku yang sedikit lebih lama dari biasanya.
" kenapa lama sekali?aku kesepian tahu?."
keluhnya sambil melempar tatapan kesalnya padaku.
" maaf aku ada sedikit masalah dirumah."
aku tahu kami saling bergantung satu sama lain hingga berpisah pun menjadi masalah.
" kakakmu lagi?kenapa?apa dia memarahimu lagi?."
lanjutnya memperhatikan tiap gerakanku.
aku merebahkan pantatku ke kursi di sebelahnya.tempat dudukku
" ya hanya itulah yang bisa ia lakukan padaku.".
" cihh..jika aku jadi kau,sudah aku adukan pada daddyku.kenapa kau masih diam saja sampai sekarang?."
dia gemas sendiri sembari mengeratkan sederet gigi nya dan memperlihatkan kedua gigi kelinci depannya yang khas.
aku mengalihkan perhatian jungkook dengan tugas rumah yang masih ada beberapa yang belum ku selesaikan,aku tak ingin membahasnya lebih jauh lagi.syukurlah cara ini berhasil.dia bersedia membantu ku mengerjakan tugas dan membicarakan soal pelajaran denganku.
meski tidak pernah ku ceritakan secara detail seperti apa masalah ku yang sebenarnya dan tentu saja tidak akan pernah.tapi sosok teman seperti dialah yang membuatku sedikit menghargai hidup tak berhargaku.ya hanya sedikit.
dia adalah jeon jungkook putra ketiga dari tiga bersaudara,pemilik hotel dan resort ternama di seoul.kedua kakaknya laki laki,mereka juga bersekolah dan lulus di sekolah ini.dan dialah satu-satunya teman yang ku percayai di sekolah kelas sosialita ini.karena seperti yang di ketahui, bersekolah di sini sama halny dengan mencari keberuntungan,dimana status sosial dan kekayaan menjadi tolak ukur yang paling penting untuk mencari keberuntungan itu.jika kau tidak memiliki keduanya, kau hanya akan berakhir sebagai murid rendahan yang bertahan di sekolah ini dalam kehidupan hina.atau keluar dalam ketidak keberuntungan.
" apa itu?."
tanya jungkook masih dalam posisi memegang bolpoint.
aku mengangkat wajah ku beralih menatapnya yang kini beralih menatap leherku.spontan aku menyentuh sapu tangan yang ku lingkarkan pada leher.aku terkesiap, merasakan kulit leherku yang seharusnya tertutupi sapu tanganku.ya karena aku selalu mengenakan dan menjadikannya hiasan untuk menutupi bekas gigitan min yoongi.namun sialnya aku tidak mengikatnya secara benar hari ini.sapu tangan itu hampir terlepas dan menampakkan jelas bekas merah di leher kiriku.
" E,ini....aku terkena gigitan serangga.aku belum sempat mengolesinya dengan obat."
jawabku hampir terbata bata.
tanpa menunggu lagi aku berpaling dan memperbaiki ikatannya secara terburu.kurasa jungkook masih memperhatikan gerakanku.sungguh, aku ingin mati saja rasanya melalui hidup semacam ini.berpura pura menjadi siswa yang baik dan sempurna,namun kenyataannya tak lebih dari seorang gigolo!.
" apa kau sudah punya pacar?."
lagi jungkook melempar kan pertanyaan yang sudah pasti membuat ku mencari ribuan alasan untuk menjawabnya.
" tidak."
jawabku senormal mungkin.
" hah,katakan saja padaku kenapa kau harus malu?aku tahu benar kalau bekas merah itu adalah bekas sesapan seorang pria."
sekejap aku menggerakkan tanganku membungkam mulut jungkook secara spontan.menutup mulut asalnya dengan kedua tangan yang ku tumpukkan.mengedarkan pandangan memperhatikan keadaan kelas dari sarat keramaian.syukurlah,tidak ada yang mendengar kami.mereka masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
aku melepas tanganku dari bibir jungkook dengan lemah.
" bisakah kau memelankan sedikit suara mu?sudah ku bilang ini gigitan serangga.aku tidak ingin lagi kita membahas nya."
aku kembali mengerjakan tugasku.mencoba mengalihkan kejadian memalukan dengan bersikap sewajar yang aku bisa.sayangnya aku membutuhkan lebih banyak oksigen kali ini.nafasku berpacu lebih cepat.mengkonfrontasi segala bentuk kebohongan yang sedang aku lakukan.sungguh,aku tidak percaya bahwa aku bisa menjadi aktris secepat ini.
Hei dhinda fellicia here
Wait for another chapter, okay?
We will update soon.
ini project baruku readers.gimana suka tidak?NEXT or NO???
Don't forget vote, like and coment juseyoooo.....
jadi novel ini next project ku setelah OBSESSED.. mudah2an kalian juga suka, dengan pemain yg sama namun karakter yang berbeda.dan rata2 storyku selalu dark story and sad story sih ?? dan paling suka menyiksa peran utama ??.kuharap Readers setia membaca karyaku dan setia menunggu update an ku yah.jangan tinggalkan author nanti aku nangis.hiks..hiks..maaf alay.ya sudah selamat membaca readers tercinta ku.kecup sayang dari istri suga ????
Thailand 3 mounth ago....
langit cerah kota thailand.burung burung kecil tampak bergerombol terbang dari pohon satu ke pohon yang lain.di bawahnya barisan bunga melambai sepanjang jalan,mengabsen macam macam warna.beberapa patung serta lampu taman berdiri apik di tiap sudut tamannya.dari salah satu bangku kayu berpinggiran besi ,aku menatap segala keindahan itu.lalu lalang orang yang berjalan tak menyurutkan antusiasku.karena sebisa mungkin aku tak melewatkan apapun yang ku anggap indah yang menjadi milik negara ini.
namun aku kembali berdecak ,mengingat penantianku.sudah hampir 15 menit ibu meninggalkan ku ke toilet.itu membuat ku mulai khawatir.mengingat perjalanan di pesawat tadi tidak berjalan mulus lantaran ibu yang mengeluhkan sakit kepala.
ku putuskan untuk menyusul ibu.kurangkul tas ransel hitamku dan mulai berlari tak sabaran ke arah pintu masuk bandara .aku sedikit lalai,aku terlambat menyadari posisi kami yang sedang berada di negara asing,sementara ibuku tidak bisa berbahasa Thailand begitupun aku.dan aku tidak ingin sampai terjadi masalah jika membiarkan ibuku sendirian.
" kim taehyung!"
setengah perjalanan ku terhenti oleh seruan seseorang yang tak asing lagi di telinga ku.aku menengok sebentar mencari cari sosoknya.
aku bernafas lega saat melihat ibuku melambai lambaikan tangannya dari kejauhan disisi sebuah taxi.aku segera berlari mengikis jarak di antara kami.
" ibu darimana saja?aku baru saja akan menyusul ."
tanyaku terengah-engah.
" maaf ibu baru saja memesan taxi,karena tidak bisa bahasa Thailand,ibu sedikit kesulitan berbicara dengan sopirnya.tapi untunglah dia mengerti juga.ayo kita masuk sekarang."
tanpa menunda-nunda ibu menarik tanganku mengajak duduk di kursi belakang.
setengah jam perjalanan membawa kami ke tempat tujuan yang sudah sangat kami ingin inginkan pergi kesana.bukan,ini bukan liburan atau acara bersenang-senang lainnya.
lagipula,untuk apa kami harus bersusah payah mencari pinjaman uang untuk keluar negeri jika bukan dengan alasan yang sangat penting seperti sekarang?kami hanya orang miskin,kami hanya warga negara korea biasa yag sedang berusaha mengambil kembali apa yang menjadi hak kami.
taksi itu menurunkan kami di depan sebuah rumah sederhana yang berada di kawasan padat penduduk.lingkungan asing yang tidak ku sukai.ada banyak orang bertato dan merokok disana sini.mereka terlihat liar dan tidak memiliki tata krama.
fyuuuuhhh! ini pertama kalinya aku merasa bersyukur bisa memiliki tempat tinggal di lingkunganku sendiri,di daegu-korea.meski rumahku kecil dan sangat sederhana namun lingkungan disana jauh lebih baik.dan setidaknya aman untuk anak-anak kecil bermain di luar rumah.
" dok..dok...dok...!!"
beberapa saat setelah ibu mengetuk pintu rumah itu, seorang pria paruh baya berkumis tipis dan berambut tersisir licin kebelakang itu muncul.dia terkesiap melihat kami seolah melihat hantu.
" min ah? taehyung? apa yang...."
tanya pria itu tak mampu melanjutkan saking terkejutnya.
aku sedikit syok melihat sosok yang sedang berdiri di hadapan kami.bagaimana tidak?setelah hidup bersamanya selama belasan tahun,aku sangat sulit mempercayai bahwa kami tidak lagi memiliki hubungan seperti sebelumnya.bahkan Sekarang aku merasa jijik untuk mengakui nya sebagai ayahku sendiri.
" aku kesini untuk mengambil kembali warisan dari ayahku.dimana?dimana kau sembunyikan surat tanahku,kim seokjin?!!."
amarah ibu tak mampu lagi tertahan.wajar,ibu sudah menanti nanti untuk bertemu pria itu setelah tanpa perasaan membawa lari surat tanah warisan ibu.
" bagaimana kau bisa tahu aku disini?siapa yang sudah memberi tahumu hah? katakan siapa?"
alih alih meminta maaf pria itu justru keranjingan mempertunjukkan sifat buruknya,sama persis ketika terakhir kali pergi meninggalkan kami.
" tidak penting siapa yang memberi tahuku, sekarang cepat kembali kan suratku atau ku laporkan kau ke polisi!!??"
" tidak!! kau tidak bisa mengambilnya karena aku sudah menjualnya!."
ronta ibu menyurut seketika.tangan rapuhnya
perlahan membungkam mulutnya yang terbuka lantaran terkejut.ibu menjatuhkan diri, bersimpuh meratapi kata-kata pria itu.butiran air pun menyusup keluar membanjiri pipi putih polos tanpa bedaknya yang sontak membuatku melayang kan pembelaan.
" kenapa ayah melakukan itu pada ibu?apa tidak cukup ayah berselingkuh dan mencerai kan ibu??!!"
" jangan coba-coba menghakimi ku! aku tidak mau mendengar satu katapun dari mulut bocah sepertimu!! lebih baik kau bawa pergi ibumu sekarang juga.atau aku akan memukulnyaaa!!!!!!."
rasa geramku kian menyala nyala.aku tak bisa lagi melihat tangisan ibuku yang harus tertumpah hanya karena pria kejam yang sedang memaki-maki kami saat ini.
" kalau sampai ayah memukul ibu lagi,aku juga akan memukul ayah! aku akan lakukan apapun untuk melindungi ibu!."
" apa?hhuh?sudah pergi sana!!aku tidak punya waktu untuk melihat drama kalian!."
tangan pria itu mengulur meraih kembali daun pintu,beranjak menutupnya.namun dengan cepat aku aku menahan dengan dorongan kedua tanganku.menepisnya sekuat tenaga.
" tidak!! ayah harus mengembalikan tanah milik ibu! itu satu-satunya harta milik kami!."
pria itu memiringkan senyumnya , melihat remeh ke arahku.kemudian ke arah ibu.
" kalau aku sudah jual,kalian mau apa??aku sudah menggunakan uang itu untuk membeli rumah ini dan membayar hutang hutang judiku.coba saja sewa pengacara dan tuntut aku!! haha itupun kalau kalian masih memiliki uang untuk menyewa pengacara.sekarang pergilah! aku akan membeli anjing jika kalian masih datang kemari. MENYUSAHKAN SAJA.!!!"
' BRAAAKKKK!!!!!.'
pintu itu berhasil tertutup keras setelah pria itu mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghalau tanganku.imbasnya aku terjatuh.tepat di sisi ibuku yang sudah lebih dulu terduduk lemas di lantai teras.namun aku tak lantas menyerah begitu saja.aku kembali berdiri menyongsong pintu dan meluapkan amarahku.
" ayah!!!! buka pintunya!"
' braakk braaakkk brakkk!!! '
serasa tak mengenal rasa sakit,ya tentu saja tidak sama sekali.aku memukul mukul pintu kayu bercat putih pudar itu.
" buka pintunya atau aku tidak akan mengakuimu sebagai ayah lagi!!! "
" taehyung... taehyung..."
aku tercekat oleh seruan ibu ,aku menengok menatap wajah ibu disusul rasa penyesalan yang merambat di kedua mataku.sekonyong konyong aku meraih tubuhnya , membawanya kedalam pelukanku.namun itu justru membuat ibu semakin mengeraskan tangisannya.
" ibu..."
suaraku bergetar,aku menyerah.
" taehyung...maafkan ibu..."
" kenapa ibu harus meminta maaf?ibu tidak bersalah sedikitpun kepadaku! "
perhatianku teralih pada sekumpulan orang di jalanan.
" sudahlah ibu,kita harus pergi sebelum semakin banyak lagi orang yang melihat kita."
aku menyadari kehadiran orang-orang yang mulai melihat kearah kami,memasang wajah curiga mereka dan juga penasan kepada kami.kami lalu pergi meninggalkan tempat yang tidak akan pernah kami datangi lagi.ya,kami berjanji dalam hati kami masing-masing.tapi mungkin saja ibu juga merasakan hal yang sama.
kami berjalan pelan saling berpegangan tangan.sesekali isakan ibu masih terdengar namun lebih lirih.setelah menghentikan taxi,kami kembali menuju bandara.tak ingin lagi membahas peristiwa menyedihkan yang seakan tak bisa hilang dari ingatan kami.kami lantas saling diam menatap kosong pemandangan jendela di sisi kami masing-masing.
" kita cari makan dulu sementara menunggu keberangkatan selanjutnya."
ucapku pada ibu yang kini sedang duduk diruang tunggu.
aku memasukkan tiket pesawat yang baru saja kubeli ke dalam tas , menyimpan nya rapat seperti barang berharga.
" huuuhhh..."
sadar ucapku tak menarik perhatian ibu dari lamunannya,aku menghela nafas pasrah. kemudian mengambil tempat di samping ibu.
" ayolah ibu, masih ada waktu 3 jam.aku tak ingin ibu terlihat lemas karena terlambat makan."
" ibu tidak lapar,kau saja yang makan.ibu akan menunggu disini."
jawaban ibu terdengar datar,seperti tidak tahu apa yang sedang ia bicarakan sendiri.sekali lagi aku menghela nafas panjang.kemudian berdiri memasang badan tepat di hadapan ibu.
" ibu harus makan kalau tidak ibu bisa sakit.kita harus pulang lalu bekerja."
aku merasakan nyeri di dalam mataku,sial aku menangis tanpa bisa menahannya lagi.
" hutang kita masih banyak ibu.hiks...hiks..hiks..."
pecah sudah tangisanku padahal aku sudah berusaha menahannya semenjak bertemu ayah tadi.oh bukan,maksudku pria tadi.ya dia tidak pantas lagi kusebut ayah.sepersekian detik sejak tangisanku pecah,ibu tiba tiba terjatuh.tubuh kurus nan rapuh itu tersungkur tak berdaya di samping kakiku.aku terkesiap membelalakkan kedua mataku,seolah tak mempercayai dengan apa yang aku lihat.
" IBUUUUUU...."
" IBU, APA YANG TERJADI?BANGUN IBU! "
sontak aku bertekuk lutut, membalikkan tubuh ibu dan memangku kepalanya di pahaku.namun ibu masih tak bergerak.ibu tak sadarkan diri meninggalkan dua tanda tanya besar dalam pikiranku.apakah ibu hanya pingsan,ataukah memiliki penyakit yang tidak aku ketahui?aku lalu berteriak meminta pertolongan.menoleh kekanan kemudian kekiri,mencari cari sesuatu yang tidak ku ketahui.
" tolong aku....ibuku pingsan!"
saking kabutnya pikirku,sampai sampai aku tak menyadari bahwa aku masih berada di Thailand.dan tentu saja mereka tidak mengerti bahasa yang ku teriakkan.sungguh bodoh!.tak kehabisan cara aku lantas meneriakkan bahasa inggris yang ku harap salah seorang dari mereka akan mengerti.
" help me....please help me....! my mother fainting.please help me....!!".
dan syukurlah seorang security bandara berlari kearahku untuk bertindak menolong ibuku.aku hanya mengangguk angguk menanggapi kata kata Thailand yang dia ucapkan yang sama sekali tidak ku mengerti.beberapa orang lalu berdatangan disusul dengan brankar emergency yang di bawa oleh 2 petugas berseragam perawat.aku tak ketinggalan turut menyertai ibu, berpegangan pada pinggiran besi brankar dan mendorong nya dengan semua sisa tenaga ku.
sesampainya di sebuah ruangan berbau obat dan bercat serba puti,entahlah apa namanya aku tidak sempat membaca tulisan menyala yang berada di atas pintu saat memasuki nya tadi.dan kurasa ini adalah klinik bandara.aku merambat mendekati ibuku,namun para perawat itu berbicara bahasanya sambil menunjuk nunjuk arah kursi tunggu.aku hanya bisa terdiam, memundurkan langkah menggerak gerakan mataku kekanan dan kekiri.perlahan aku menyandarkan punggung ku ke tembok dingin dan secara berkala menjatuhkannya hingga ke lantai.aku menangis memeluk lututku yang terbungkus parka ibu.berusaha meredam suaraku sedalam mungkin,agar tidak mengganggu ketenangan satu detikpun di klinik dingin ini.
aku meraba-raba sesuatu yang buruk yang akan terjadi.aku ketakutan bukan main.batasnya, aku tidak kuat menghadapi nya sendirian.sama sekali tidak kuat!.
" maaf nak,apa ibu itu bernama jung min ah?Ehh,apa kau juga orang korea?kau bisa paham ucapanku?"
teguran seorang pria bersuara rendah tiba-tiba membuyarkan tangisanku.aku mendongakkan wajah,mataku yang masih berair menatap sesosok pria paruh baya berjas hitam yang sedang membungkuk di hadapan ku.sesaat aku merasa lega,sebab mendengar pria paruh baya itu mengajak ku berbicara bahasa korea.dan yang menjadi lebihannya dia juga menyebutkan nama ibuku.aku segera membangkitkan diriku,berdiri seformal mungkin di hadapannya.
" i-iya dia jung min ah ibuku."
jawabku sesenggukan.
" astaga..... ternyata aku benar.eummm,begini aku tidak sengaja melihat ibumu saat di bawa kesini.
kupikir aku salah orang karena kami tidak pernah bertemu hampir 15 thn."
pria paruh baya itu melantunkan penjelasan yang tidak ku mengerti.ia lalu melemparkan pandangan cemasnya ke ruang periksa yang masih tertutup itu kemudian kembali memandang ku.
" aku adalah min suga.aku adalah sahabat ibumu sejak kecil."
" a-apa?ss-saya kim taehyung."
kataku kemudian membungkuk.
ia lalu menyentuh pundak kananku dengan lembut,menuntunku duduk bersamanya di deretan kursi yang kosong.
" kemarilah kita bicara sambil duduk."
pantatku terasa dingin menyentuh permukaan kursi, sedingin tubuhku yang entah sejak kapan bagai berubah menjadi es.
" jadi apa yang kalian lakukan disini?apa kalian sedang berlibur atau....."
" tidak,kami menemui ayah.maksudku,mantan suami ibu.kami baru saja akan kembali ke korea."
aku memotong kata katanya tanpa berfikir retorikaku.
" mantan suami?jadi ibumu sudah bercerai?"
aku mengangguk pelan mengiyakan jawaban.
" seharusnya aku mencari tahu keberadaannya lagi setelah kami bertemu terakhir kali waktu itu.aku menyesal jika akhirnya seperti ini.aku tidak ada untuk ibumu disaat dia membutuhkan."
wajah pria yang menyebutkan namanya min suga nampak memancarkan kekecewaannya yang tidak bisa di sanggah lagi.aku mngernyitkan alis semakin tidak memahami maksud ucapannya.
" aku tahu aku sudah banyak sekali merepotkan ibumu,bahkan semenjak kami masih kecil.ibumu dan keluarga ibumu sudah menganggap ku seperti keluarga mereka sendiri.tidak seharusnya aku mengabaikan ibumu setelah apa yang sudah dia lakukan padaku di masa lalu.kim taehyung maukah kau mengijinkan aku untuk membalas semua yang telah ibumu lakukan padaku?."
aku meremas erat parka ibu yang membentuk gambaran peta air mataku,sambil memikirkan ucapan tuan min yang sebenarnya masih ingin ku pertanyakan.
" iya tentu."
jawabku kaku.
" kalau begitu biar aku yang mengurus ibumu sekarang.jika harus dirujuk kerumah sakit,maka biar aku yang menanggung semua biayanya.tapi kuharap itu tidak akan sampai terjadi."
" ta..tapi..."
" sudah kau tenang saja,aku akan lakukan yang terbaik seperti yang pernah di lakukan ibumu."
tuan min meyakinkanku dengan wajah wibawanya.dan aku tak sanggup menyangkal itu.rasa percayaku kepada tuan min sangat mudah kusadari.layaknya seorang ayah yang melindungi keluarganya.aku akui dia telah melakukan hal yang selama ini aku rindukan yang kuharap akan di lakukan oleh ayahku sendiri.aaahhh...sudahlah kim taehyung,kamu harus mulai melupakan ayahmu.atau kau akan tanggung dendam itu sendirian.
pintu ruangan periksa berdecit nyaring.dokter jaga dan perawat-perawat itu satu persatu keluar setelah salah satu perawat membukakan pintunya.sang dokter mengarah kepada kami dengan ekspresi tak menyenangkan yang ku tahu sebuah hal buruk sedang terjadi.dokter itu berbicara bahasa Thailand dan betapa takjubnya ketika aku mendengar tuan min yang menanggapinya dengan dengan bahasa yang sama.aku meluap,terlalu tak sabar ingin mengetahui apa maksud dari pembicaraan mereka.nafasku memburu bagai di kejar kejar oleh sekawanan anjing.tuan min tolong jelaskan padaku,apa yang sebenarnya terjadi pada ibuku,atau aku akan meledak sekarang.keduanya saling menunduk kan kepala kemudian mengakhiri pembicaraan.seketika aku menatap fokus wajah tuan min, memposisikan diriku sepenuhnya dihadapan tuan min.
" tuan apa yang terjadi?apa kata dokter?"
"dokter bilang ibumu harus segera di pindahkan kerumah sakit.ibumu mengalami penyempitan pembuluh darah otak dan harus di operasi."
" apa?"
kejutku lebih mengarah kepada urat urat yang melemas.aku hampir tidak sanggup lagi bereaksi lebih kuat dari ini.
"tenanglah kim taehyung,aku yang akan mengurusnya.kebetulan aku sudah selesai dengan urusan ku disini,jadi aku akan menemanimu dan juga ibumu."
suara hangat itu semakin terdengar familiar di telinga ku.meski baru saja mengenalnya,aku akan pertaruhkan apa saja asal suara itu tidak meninggalkan ku saat ini.tuan min menepuk pelan pundakku lalu beralih mengusap pangkal rambutku.mungkin aku benar-benar membutuhkan tuan min dalam skala waktu yang lebih panjang.tentu saja setelah peristiwa ayahku yang meninggalkanku dan ibu,aku ingin sebentar saja merasakan kasih sayang layaknya ayah yang kudapatkan dari tuan min.
sekeluarnya kami dari klinik, gerombolan orang orang berjas hitam seketika berhambur dan mengekor di belakang kami.aku tidak mengenali siapa mereka,namun mereka begitu tunduk dan menunjukkan rasa hormat mereka pada tuan min.aku hampir tidak mempedulikan lagi apa yang mereka lakukan.aku hanya memusatkan satu perhatianku pada ibuku yang kini sedang di bawa menuju mobil ambulance dengan brankar emergency.
di perjalanan di dalam ambulan,tuan min duduk disisiku.memapangkan wajah menghiburnya yang siapa saja yang melihatnya akan merasa tenang dan redam.dari jendela belakang ambulance yang tidak sengaja ku toleh,aku melihat mobil hitam berjalan mengikuti kami.kira kira berjumlah 3 mobil.mereka berjalan berurutan seirama dengan laju ambulance.lagi lagi aku mengurungkan pertanyaan mengenai tuan min.tentang siapa orang orang berjas hitam, tentang mengapa mobil mobil itu mengikuti,dan siapakah tuan min sebenarnya?apakah tuanmin seorang pejabat penting?atau...seorang mafia yang selalu memiliki banyak anak buah seperti di film-film?aku menelan semua pertanyaan pertanyaan itu dan lebih memfokuskan pikiranku kembali pada ibu.
detik setelah itu tiba-tiba saja perawat yang duduk di bangku hadapan kami,mengecek layar monitor jantung yang berada di atas kepala ibuku dan mengatakan sesuatu yang kuyakin adalah pernyataan mengenai kesadaran ibuku.berbarengan dengan kata kata yang ia lontarkan,aku melihat ibuku membuka matanya kembali.ibu menatapku sayu, membuka mulutnya bersiap mengatakan sesuatu.tak ketinggalan rasa penasaran,tuan min pun turut mencondongkan sedikit tubuhnya mendekat kearah ibu.
" tae-taehyung...."
kata ibu lemah.matanya yang hanya terbuka setengah seperti memendam banyak sekali ungkapan yang tidak mampu ia utarakan semuanya.
" iya ibu ini aku,aku bersama tuan min suga.kita akan segera sampai kerumah sakit.ibu tidak usah khawatir."
rasa cemasku tidak mampu lagi kutahan.sambil meremas tangan ibu yang mulai dingin,aku menatap ibu tanpa berpaling sedikitpun darinya.ibu menangkap kata kataku lalu melempar pandangan nya kearah tuan min yang kuyakin tengah merasakan cemas seperti yang kurasakan.
" min...min..su..ga??"
seru ibuku dengan suara lemahnya.
" iya ini aku jung min ah.sangat kebetulan sekali bisa bertemu dengan mu disini.lama tidak berjumpa tapi aku masih ingat betul dengan wajahmu.kurasa ini takdir, bagaimanapun aku bersyukur di pertemukan denganmu juga anakmu yang baik ini."
sementara perawat itu masih sibuk mengecek kondisi ibu dan mencatat sesuatu yang tidak akan ku mengerti ke atas papan kertas berlambang rumah sakit,ibuku menyambar perkataan tuan min lebih antusias dari saat pertama dia berbicara dengan ku.kurasa itu wajar.mengingat tuan min yang tidak pernah ia temui lagi hampir selama 15thn.tentu saja hal itu akan membuat ibuku terkejut.
" aku senang bertemu lagi denganmu,tapi...rasanya aku akan pergi lagi setelah ini.apa kau mau mengabulkan permintaan terakhirku,min suga?."
perawat itu tiba-tiba terlihat panik dan bergerak lebih cepat dari sebelumnya.ia gusar, menyambar sebuah botol berisi cairan dari lemari obat dan menyuntikkannya ke dalam selang infus.selaras dengan itu ibu memejamkan matanya kuat-kuat seolah sedang menahan rasa sakit.aku kian cemas menjadi jadi.
" apa yang terjadi?tuan min tolong katakan sesuatu."
terjadi percakapan bahasa yang tidak ku mengerti diantara mereka.lalu tuan min berpaling kembali kearahku setelahnya.
" dia bilang ibuku mengalami hipertensi.dia sudah memberi obat untuk mencegah penggumpalan darah."
seperti tak bisa berkonsentrasi dengan keadaan yang mulai kacau,tuan min terlihat lebih cemas dari sebelumnya.
" ibuuuuuu...kumohon bertahan lah.jangan tinggalkan aku ibu!."
rengekku semakin tak terkendali,entah sudah seperti apakah gambaran wajahku saat ini yang sudah berulangkali membasah karena air mata.
ibu kembali membuka matanya.namun kali ini tatapannya nanar, menusuk apa saja yang ia lihat ibu lalu mengarahkan pandangan seketika ke arah tuan min.
" min suga,rawatlah taehyung.a-aku akan pergi dengan tenang,jika kau ber-ss-sedia...menjadi ayah baginya."
kata ibu tak lagi lemah,namun terdengar kesulitan bernafas hingga terbata bata.
" iya tentu aku akan melakukannya tanpa kau minta.tapi mengapa kau mengatakan perpisahan padaku?kita baru saja bertemu,kumohon bertahan lah min ah...."
sahut tuan min mulai menitikkan air mata.
ibu kemudian menatap ku dengan kesungguhan yang kentara.
" maafkan aku..taehyung...ibu menyayangimu....!!"
" ibuuuuuuuuuu..."
" min ah...!min aaaaah....!!"
pandangan ibu mengosong.dadanya kempis seiring nafasnya yang berhembus panjang seolah menandakan jiwanya yang telah keluar
.tangannya mendingin bahkan kaku seperti tak bisa di gerakkan.apakah jantungnya masih berdetak atau telah berhenti aku tidak tahu.mengecek pun akan jadi sia sia lantaran tubuhku yang bergetar dan tak mampu memperdengarkan denyut jantungnya secara ritme.
saat ini aku hanya ingin cepat terbangun,karena aku yakin ini pasti mimpi.mimpi buruk di siang hari.tapi perawat itu seolah menyadarkanku kembali akan dunia nyata.ia tak berhenti melakukan pekerjaannya seprofesional mungkin,hingga kini aku sangat yakin bahwa aku sedang tidak bermimpi.ia menumpukkan kedua tangannya menyerupai satu kepalan.menggamit erat lalu menekan kuat-kuat ke dada ibuku berkali kali.pandangannya mengarah ke layar monitor yang terdapat tiga garis hitam,kemudian mengarah kembali ke ibuku,dan mengarah lagi ke layar,ia lakukan secara berulang ulang.
aku menangis histeris,meracau mengatakan hal yang aku sendiri tidak terlalu mengerti apa yang sedang ku ucapkan.ku lirik lagi perawat itu.kini ia menggunakan defibrillator untuk memacu detak jantung ibu yang entah apakah masih bisa membuat salah satu garis hitam itu berubah menjadi gelombang.debuman tubuh ibu yang meloncat dari arah dada akibat alat itu semakin mengeraskan tangisanku dan membuat ku frustasi.berkali-kali namun perawat itu serasa sedang di uji dan tak henti bersemangat memacunya.beberapa menit mencekat, akhirnya perawat itu menyerah melakukan pekerjaannya.ia mengembalikan defibrillator ketempat semula lalu mengulurkan tangan meraih papan kertas nya.wajahnya menegang, berkali kali ia membuka lembar demi lembar kertas, kemudian kembali menulis kan sesuatu.
diruangan sempit ambulan yang masih berjalan, diantara peralatan medis yang menjejal , disela sela suara isakan tangisku.perawat itu mengatakan sesuatu tentu masih dengan bahasanya, bahasa Thailand.ia mengatakan dengan mimik muka sedih dan menyesal nya yang langsung membuat ku sadar bahwa ibuku tak selamat.ibuku tak tertolong.ibuku sudah meninggal.
nama pasien : jung min ah
waktu kematian : pukul 02:15 sore waktu Thailand.
penyebab kematian : serangan hipertensi pada penyempitan pembuluh darah (stroke hemoragik ).
keterangan : pasien meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit.
Hei dhinda fellicia here
Wait for another chapter, okay?
We will update soon.
ini project baruku readers setelah OBSESSED!!!.gimana suka tidak?NEXT or NO???
Don't forget vote, like and coment juseyoooo.....
bình luận đoạn văn
Tính năng bình luận đoạn văn hiện đã có trên Web! Di chuyển chuột qua bất kỳ đoạn nào và nhấp vào biểu tượng để thêm nhận xét của bạn.
Ngoài ra, bạn luôn có thể tắt / bật nó trong Cài đặt.
ĐÃ NHẬN ĐƯỢC