Amanda melirik kearah Arya yang sempat menegang. Dengan lembut ia menepuk ringan lutut Arya agar pemuda itu bisa lebih tenang dan tak berapi api.
"Arya hanya ingin nantinya Amanda mendukung Arya dari rumah merawat dan membesarkan anak anak kami nantinya. Dan tak terbebani dengan urusan kantor."
"Oke oke. Tadi papa kan hanya memberi usulan."
Amanda jadi terharu dengan kata kata Arya. Mendengar kata anak-anak Amanda juga jadi ikut membayangkan masa depannya kelak.
"Sudah sudah. Lebih baik kita minum tehnya dulu."
Mereka pun meminum teh bersama menghangatkan suasana yang sempat menegang. Pembahasan berlanjut kembali mengenai undangan pernikahan. Semua di pasrahkan menurut ide dari Amanda.
***
Hari sudah berganti pagi ini Aditya berangkat sangat pagi. Kali ini ia ingin mencari bukti di ruangan pak Indra jika pria berperut buncit itu memang melakukan korupsi gaji karyawan dan juga melakukan praktek pungli.