Beberapa jam kemudian, akhirnya pesawat Randika dan Inggrid tiba di kota Cendrawasih.
"Tidak ada yang lebih nyaman daripada rumah sendiri." Kata Inggrid sambil menghirup napas dalam-dalam.
Randika lalu memeluk Inggrid dan berbisik di telinganya. "Kita akan selamanya berada di kota ini dan anak-anak kita juga akan tumbuh besar di sini."
Wajah Inggrid menjadi merah padam, dia lalu berkata dengan nada sedikit cemberut. "Aku cuma ingin punya anak 2."
"Hahaha semakin banyak semakin banyak rejekinya."
"Tidak mau! Terlalu banyak juga tidak bagus." Meskipun terlihat marah, dia senang ketika memikirkan dirinya menggandeng anaknya.
"Baiklah, baiklah, terserah kamu mau punya anak berapa." Randika lalu berbisik di telinganya. "Tapi nafsu suamimu ini besar, jangan salahkan aku jika aku menginginkan tubuhmu setiap hari."
"...."
Inggrid sudah tidak bisa melihat wajah Randika lagi saking malunya. "Kamu ingin laki atau perempuan?"