Tải xuống ứng dụng
84.74% Lady Renee / Chapter 100: Sebuah Akhir 5

Chương 100: Sebuah Akhir 5

"Ya ampun, itu adalah sang Ratu."

Seruan demi seruan bergema di sepanjang jalan utama kota Dorthive ketika melihat rombongan kereta kuda yang mewah untuk yang pertama kalinya dalam lima tahun melintas.

Benar, itu adalah rombongan kereta kuda sang Ratu.

"Terlihat bagus," komentar Ratu Ginevra sambil menggerakan kipas bulu di tangannya, ia melambaikan tangan pada rakyat yang menyambutnya, mereka terlihat lebih baik dan hidup daripada yang pernah ia lihat sebelumnya. "Orang yang aku pilih memang luar biasa."

"Yang Mulia, anda memang tidak salah menilai." Hugo yang berkuda di dekat kereta sang Ratu tersenyum.

Kunjungan ke kota Dorthive mungkin adalah kunjungan yang tidak pernah ada di dalam daftar sang Ratu, tapi karena keadaan mereka telah pulih dan kekuatan Celia telah menghilang sepenuhnya dari kota Dorthive, maka Ratu Ginevra berkunjung.

Untuk melihat Leo dan yang lainnya, untuk menanyakan banyak hal yang sudah berlalu.

"Kita akan segera sampai di Mansion keluarga Emmanuel Yang Mulia." Seorang prajurit yang memimpin di depan setengah berlari berkata, Ratu Ginevra mengangguk dan melihat Mansion yang masih setengah runtuh.

Yah, ia bisa tahu seberapa keras perjuangan Renee di kota ini demi semua orang, wanita itu mungkin harus diberi gelar pahlawan.

"Sepertinya aku harus membuat beberapa hal khusus untuk Renee." Sang Ratu masih mengulas senyuman di wajahnya, tampaknya ia dalam suasana hati yang baik. "Mungkin harus kuberi gelar penuh keagungan."

Hugo yang mendengarnya tidak mengatakan apa-apa, ia turun dari kuda dan melihat jika Leo dan yang lainnya telah menunggu di depan gerbang, Renee juga ada di sana, ia di bawah naungan payung yang dipegang oleh Bella, wanita itu bersikeras memegang payung untuknya.

"Hormat pada Yang Mulia." Leo memimpin semua orang untuk memberi hormat, mereka membungkukkan tubuh mereka menyambut Ratu yang mereka segani.

Ratu Ginevra turun dari kereta dengan bantuan Hugo, ia tersenyum dan melambaikan tangannnhya, Leo dan yang lain langsung menegakkan tubuh mereka.

Ratu Ginevra menatap Leo dengan helaan napas panjang, lalu menatap Renee.

Keputusannya benar-benar tepat.

Wanita itu tidak banyak bicara, dengan jubah berat yang menggantung di kedua sisi bahunya, ia berjalan dan memeluk Leo dan Renee secara bersamaan.

Suasana menjadi hening, Leo memejamkan matanya, rasanya seperti pelukan Ibunya yang ia rindukan. Sedangkan di sisinya Renee tersenyum, ia balas memeluk sang Ratu.

Ada banyak hal yang ingin sang Ratu katakan, tapi semuanya seakan sudah cukup terwakilkan dengan pelukan hangat di depan gerbang Mansion keluarga Emmanuel.

Mereka berpelukan agak lama hingga Hugo berdehem barulah sang Ratu melepaskan Renee dan Leo, tangan sang Ratu memegang tangan Renee.

"Kau sudah bekerja keras."

Renee menatap sang Ratu, ia mengangguk.

Untuk sementara ia mungkin akan berpuas diri atas apa yang mereka capai.

Tapi baik Renee dan Leo tahu, masih ada hal yang menunggu mereka setelah ini.

"Yang Mulia, mari masuk ke dalam." Leo yang tersadar kalau mereka masih di depan pintu gerbang segera mengajak semua orang untuk masuk ke dalam Mansion.

Dylan dan Arthur juga mengikuti, mereka tidak banyak bicara. Leo membawa Ratu ke ruang makan yang sudah tersedia makanan dan minuman oleh pelayan.

"Kau menyambutku dengan baik." Ratu Ginevra tersenyum, merasa puas dengan Leo. Para pelayan berbaris dari kejauhan dan yang duduk di sana hanyalah enam orang. Mulai dari Leo, Renee, Arthur, Dylan, sang Ratu dan pengawal pribadi sang Ratu Hugo.

"Tidak, masih ada kekurangan dan saya harap Ratu dapat memakluminya."

Ratu Ginevra tersenyum dambil menggerakkan pisau dan garpu, sudut matanya melirik ke arah Arthur yang tidak bicara sejak tadi.

Laki-laki itu mungkin harus berhadapan dengan amarah sang Ratu nanti.

Mereka semua makan dengan khidmat, tidak da yang bicara sebelum sang Ratu yang mengajak mereka bicara, para pelayan uang berdiri dengan waspada melihat, kalau-kalau sang Ratu ingin sesuatu dan mereka bida memenuhinya segera.

"Karena aku sudah ada di sini bersama kalian. Aku ingin mendengar semuanya."

"Dari mana yang ingin Ratu dengar?" Renee yang selesai menyeka mulutnya bertanya, tidak mudah jika lawan bicara yang ia hasapi ini adalah seorang Ratu, ia harus memiliki kata yang lugas.

"Dari awal kau datang." Ratu Ginevra menatap Leo, laki-laki itu tidak menunjukkan raut yang berarti di wajahnya. "Sampai kau mengalahkan Duchess Celia."

"Baiklah," sahut Renee sambil menatap Leo di sampingnya. Laki-laki itu mengangguk, pertanda kalau ia akan membantu Renee.

Semuanya berlangsung hampir dua jam sampai Arthur harus menahan dirinya untuk tidak menguap, barulah Ratu Ginevra menjadi puas.

"Aku tidak pernah tahu kalau keluarga Fern memiliki sesuatu yang tidak biasa." Wanita itu menggerakkan kipas bulu di udara, kedua alisnya saling bertaut. "Mereka sepertinya sudah berani bertindak di bawah kekuasaanku."

Keluarga Fern adalah keluarga yang dkeat dengan kerajaan. Sama seperti keluaga Emmanuel. Tapi sedekat apa pun itu, keluarga Fern memang penuh misteri, hanya dengan kehadiran Celia saja yang cantik dan ramah, membuat semua orang hampir tidk pernah bertsnya tentang anggota keluarga lainnya.

"Aku akan mengirim prajurit untuk memeriksa apa yang ada di Mansion keluarga Fern." Ratu berkata dengan penuh tekanan, ia tidak bisa membiarkan Renee dan Leo pergi ke sana terlalu cepat. "Kalau ada laporan yang mencurigakan, mereka akan melapor dan kalian bisa menganalisis apa yang sebenarnya terjadi."

"Kami mengerti."

"Apa pendapatmu?" Ratu Ginevra tiba-tiba menatap Arthur dengan tajam, jelas saat ini ia tidak ingin menerima jawaban yang tidak memuaskan. "Kepada siapa kau berpihak?"

Arthur mengepalkan kedua tangannya, ia menunduk dalam.

Ia adalah pengkhianat, ia pasti akan menerima hukuman yang tidak ringan dari sang Ratu.

"Arthur, aku berbicara denganmu."

"Maafkan saya Yang Mulia," sahut Arthur dengan lirih, tetap tidak mengangkat wajahnya. "Saya pikir, apa yang anda katakan masuk akal. Keluarga Fern patut diwaspadai."

"Apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu yang lain?" Ratu Ginevra tidak benar-bebar peduli dengan jawaban Arthur, ia mengibaskan kipas bulu miliknya. "Apakah mereka penyihir?"

Tidak banyak penyihir yang masih hidup di jaman sekarang, tapi bukan berarti keberadaan mereka tidak ada di bawah kekuasaan sang Ratu.

Arthur menarik napas, ia menggeleng pelan.

Terlalu bagus kalau mereka disebut sebagai seorang Penyihir, apalagi ia mengingat bagaimana bagian tubuh Ivana yang berubah menjadi ular, terlalu menjijikkan dan menakutkan.

"Saya kira itu bukanlah kata yang tepat Yang Mulia, tapi mereka adalah monster yang mengkhianati Dewa."

Leo menatap Renee yang terlihat tenang, semua orang menatap Arthur dengan tajam. Bella yang berdiri di kejauhan mencoba mendengarkan sambil memejamkan mata.

"Mereka adalah orang yang bersekutu dengan Iblis."


SUY NGHĨ CỦA NGƯỜI SÁNG TẠO
Winart12 Winart12

Terima kasih atas power stone, komentar dan koleksinya pada LR ❤️

Vol 1 sudah selesai (◍•ᴗ•◍)❤❤️❤️❤️

next chapter
Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C100
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập