Terlepas dari kedatangan Gerry ke kelas telah terjadi sebuah gang RATU datang dengan cukup mencari perhatian.
Eleora yang tidak begitu menyukai memilih hanya berdiam, sedangkan laki-laki semula berada duduk sebangku dengan dirinya langsung menyingkir ketika kepala gang RATU berulah.
"Halo kakak ganteng, namaku Sonya dan aku anak terkaya di kelas ini. Kenalan dong," Manja Sonya.
"Maaf tidak ada waktu." Ketus Gerry.
Sonya terus saja mengusik akan usaha dirinya untuk mendekati pria tampan yang kali ini dekat dengan Eleora. Sementara gadis kutu buku itu pun mencoba membaca mapel lain dan yang ada ikut terganggu.
Gadis kutu buku yang tanpa tahu ada masalah apa dengan geng RATU malah diminta untuk pergi dari bangkunya sendiri. Sonya merasa tersaingi bahwa temannya itu adalah penghalang kedekatan dirinya dengan laki-laki tampan itu.
"Eleora, ngapain kamu di sini? Sono pergi!"
"Bener itu kata bos Sonya, lo itu pergi aja. Sono kalau belajar di perpustakaan, jangan ganggu bos kita dong mau dekat sama kakak kelas."
Merasa sudah diusir membuatkan kesempatan juga pada diri Eleora agar tidak dihujani beberapa pertanyaan terus menerus dari Gerry. Gadis kutu buku pun duduk di gasebo depan kelas.
Membaca buku salah satu aktivitas yang dirasa cukup menambah wawasan. Eleora sangat tahu bahwa di rumah juga ia sama sekali tak bisa melakukannya.
Sibuk dengan pekerjaan rumah setelah ditinggal mama Merry sudah membuat ia sering kelelahan lalu ketiduran. Urusan sekolah yang terbengkalai menjadikan dia mencari cara tersendiri untuk mengatasi dan salah satunya belajar di tengah belum mulainya pembelajaran di sekolah.
"Tumben kamu di Gasebo, geng RATU berulah lagi?"
"Terkejut aku. Kalau ngomong nyapa orangnya dululah, Grace."
"Iya, iya maaf. Jadi benar, diganggu lagi sama geng RATU enggak jelas itu?"
"Sudah biar saja. Aku juga lagi mau sendiri saja, ya jadi aku pilih ke Gasebo."
"Bagus deh, oh ya terima kasih ya?"
"Untuk apa?"
"Ya berkat kamu menghubungi orang tidak dikenal itu sekarang aku tidak diganggu lagi. Kamu memang sahabat luar biasa."
"Ah kamu biasa saja."
Kembali seorang diri lagi telah membuatnya membaca mapel yang dibawa, tetapi di samping itu juga ia melihat jika Sonya terus saja mengejar Gerry dan bahkan dengan cukup risih dibiarkan oleh Eleora.
'Clunting'
Terdengar sebuah suara ponsel yang dibawanya telah terdapat sebuah pesan. Eleora sangat berharap jika kali ini mama Merry menghubungi dan rasa rindunya tidak semakin bertambah.
Dibuka pesan tersebut ternyata bukan orang tuanya. Raut wajah yang semula semangat kini menjadi layu seperti tersengat. Eleora kecewa dengan mamanya, dua kali ia menghubungi diangkat oleh seorang pria yang diduga adalah pacar baru sang mama.
Sementara dengan si papa Argadana belum ada kejelasan dari Eleora mengenai akan ikut dengan siapa kedepan, sedangkan papanya juga tinggal menunggu keputusan sidang bercerai dari pengadilan.
Hati Eleora cukup sakit bahkan ia terus berjuang sendiri untuk melawan korban peraaan dari orang tuanya. Tapi di samping itu juga gadis polos harus berusaha memperjuangkan cita-cita yang cukup gemilang.
(Bel istirahat pertema berbunyi)
"Eleora, nanti kamu enggak usah ikut aja olah raganya."
"Sudah aku enggak papa kok, lagian juga sudah enggak kumat lagi."
"Bener ini? Aku sama sekali tidak mau lagi jika kejadian ini sama waktu masih SMP."
Sonya yang mendengar akan hal itu sontak menjadikan kesal sendiri. "Jadi perempuan kok lemah banget, lari sebentar saja udah pingsan. Dasar lemah!"
Mendengar umpatan tidak mengenakan telah membuat Grace ingin menyerang Sonya. Tetapi Eleora tak tinggal diam dan meraih tangan sahabatnya.
Dengan memberikan sebuah isyarat menggelengkan kepala telah menjadikan tahu dan akhirnya mereka mundur dari geng RATU.
Grace sahabatnya yang terkenal mudah tersulut itu terus saja ingin melawan pada Sonya yang sama sekali tidak tahu diri, tetapi sebaliknya dengan Eleora yang jauh sedikit bisa mengendalikan dengan penuh ketenangan.
"Tadi kamu kenapa sih enggak melawan saja El? Aku sama sekali tidak tahu ya sama dia itu, kamu itu memiliki...."
"Sudah Grace, sudah. Biarkan saja mereka bicara apa."
"Tapi mereka itu sudah cukup kelewatan, jujur aku hanya ingin membela kamu. Ya jika perlu aku berantem sama mereka."
"Sudah, sekarang yang paling penting kita itu tenang dan jangan cari masalah."
"Kamu memang dari dulu kek begitu terus, sekarang ya sudah deh kita ke kantin saja. Ya nunggu sampai bel masuk. Tapi ingat ya, kamu tidak boleh ikut lari nanti."
Belum juga melangkah ke arah kantin telah membuatkan Eleora dikejar oleh Gerry, sedangkan ia sangat tahu bahwa mengenai kedekatan laki-laki yang baru dikenalnya sudah terlewat batas dan tentu tak mau jika masalah bertambah di kehidupannya.
Laki-laki itu terus saja mengejar meski sudah berulang kali tak mau diajak bicara malah kembali berhadapan dengan geng RATU. Gerry enggan menyerah untuk memanggil Eleora dan malah Sonya mencoba membalikkan wajah orang di hadapannya begitu lancang.
"Sudahlah kak, apa gunanya kakak mengejar dia? Dia itu hanya kutu buku busuk saja."
"Apa maksud kamu?"
"Di sini ada yang lebih cantik dibandingkan dia, aku tuh dari keluarga kaya dan jelas tidak sebanding dengan kutu buku busuk itu."
"Jaga bicaramu! Dan satu lagi aku tegaskan, jangan lancang memegang wajah maupun tubuhku."
"Kak, Kak Gerry!"
Eleora yang sudah berada di kantin masih menanti jam pergantian pelajaran ia telah memilihkan untuk membeli camilan. Disaat enak-enak menikmati camilan dan mengobrol bersama sahabatnya situasi tiba saja gaduh.
Geng RATU berteriak membuat kehebohan di kantin dan kejadian tersebut tidak tanggung-tanggung membuat Eleora sangat malu, Grace sahabat Eleora sama sekali tak ingin membiarkan situasi semakin menjadikan tambah parah.
"Halo semuanya, geng RATU mau memberikan informasi buat teman-teman semuanya. Eleora teman kita satu kelas ternyata orang tuanya telah bercerai dan apa kalian tahu kalau ternyata mamanya telah selingkuh. Ha ha ha."
"Benarkah, mana buktinya?" Seru teman-teman yang lain."
"Hentikan, Sonya! Kamu tidak berhak mempermalukan Eleora,"
Eleora sangat malu bahkan diantaranya ia tidak mengetahui akan informasi yang diberikan geng RATU. Dia begitu kecewa dan menjauh dari kantin langsung menghubungi mama Merry untuk mencari kebenaran.
"Enggak, enggak mungkin kalau mama melakukan hal gila itu ke papa. Mungkin geng RATU hanya mengada-ada, enggak mungkin. Enggak!"
Telepon sama sekali tidak terangkat oleh mama Merry bahkan juga ketika dia sedang membuka status di ponsel yang ada justru melihat orang tuanya sedang bersanding dengan seorang pria.
"Siapa laki-laki yang ditutup stiker ini? Tidak mungkin jika mama melakukan hal gila itu, aku tidak percaya."