Nathan membawa mobil itu pelan menyusuri tebing. Hujan masih sangat lebat menampar jendela mobil. Lampu sorot bagian depan mobil berusaha keras menembus kabut tebal, sehingga nyaris tidak berdaya memberi penerangan. Jarak pandang mereka menjadi sangat pendek dan buram. Wiper bergerak kencang membersihkan jendela. Suaranya terdengar berderak lirih seakan-akan menggambarkan sebuah perjuangan yang sia-sia.
Benny mencengkram pegangan yang berada di bagian kiri dekat kepalanya erat-erat. Dadanya berdebar kencang karena tegang. Saat mobil itu meluncur turun Benny merasa isi perutnya seakan ikut terjun, sehingga membuatnya mual dan nyaris muntah.