Benny terbangun dari tidur siangnya ketika mendengar suara anjing menyalak dan menggonggong ribut, tidak jauh dari pondok tempat dia bersembunyi. Lelaki itu menguap lebar dan mengucek matanya. Jam di dinding pondok menunjukkan pukul lima sore. Hujan sudah berhenti, hanya tinggal rintik-rintik kecil menyerupai kapas yang diterbangkan angin.
Benny mengintip keluar dari jendela. Hari mulai gelap, sang surya sudah kelelahan karena tadi diselimuti awan hitam. Beberapa tempat di padang rumput di kejauhan terlihat digenangi air hujan, menyerupai kubangan yang cukup lebar dan dalam. Memang tekstur tanah di sekitar itu tidak rata, agak bergelombang. Beberapa menyerupai cekungan dalam. Seekor anjing berbulu coklat terlihat berputar-putar di sekitar sebuah cekungan dan menyalak ribut.
Benny menyipitkan matanya, mencoba melihat dengan jelas ke kejauhan sana. Tak percaya dengan apa yang dilihat matanya, Benny pun pergi keluar menyeberangi padang rumput itu.