Nana cukup terkejut ketika menemukan barang-barangnya sudah ada di mobil dan handphonnya juga sudah menyala, langsung saja dia membuat panggilan ke sahabat baiknya.
"Halo, Yuri."
" Halo, My Nana kamu di mana? aku mencarimu di bandara tapi aku tidak menemukanmu, aku benar-benar khawatir"
"Aku akan menceritakanmu nanti, sekarang beritahu alamatmu aku akan kesana, soalnya alamat yang kamu berikan kemarin hilang"
"Oky"
Yuri adalah sahabat baik Nana selama 10 tahun, mereka berdua selalu bersama-sama semenjak TK sampai SMA, namun Yuri pindah ke Korea setelah lulus SMA karena orang tuanya sudah meninggal dan dia tinggal bersama tantenya, yang tidak lain kakak dari ibunya.
Di sepanjang perjalanan, tiba-tiba Nana teringat pemuda itu, dengan sedikit ragu dia memberanikan diri untuk bertanya saking penasarannya.
"Pak sopir ?"
Mendengar suara Nana, sopir itu melirik Nana dari kaca sepion. "Ada apa Nona? "
"Bolehkah saya tau siapa nama tuanmu?" tanya Nana dengan hati-hati, karena dia merasa khawatir sopir itu juga tidak mau memberitahunya.
"Tuan Kim Lion itu namanya, dan kami biasa memanggilnya tuan muda Li" jelas sopir itu.
Namanya sesuai dengan orangnya. Batin Nana.
Setelah itu Nana tidak ingin bertanya lagi lebih jauh, karena dia tidak ingin atau bertemu kembali dengan pemuda itu.
Beberapa saat kemudian, Nana melihat Yuri di depan sebuah minimarket, dia duduk di depan mobilnya. Nana langsung meminta sopir mengehentikan mobilnya, dengan senyum yang merekah Nana keluar membawa barang-barangnya.
"Yuriiiii...! "Nana berteriak ke arah Yuri.
Melihat Nana, Yuri langsung mendekat dan memeluknya. "Oh My Nana aku sangat merindukanmu, sudah lama kita tidak bertemu".
Yuri sangat bahagia bisa bertemu Nana sahabat baiknya, setelah itu Yuri langsung membawa Nana pergi ke tempat tinggalnya.
Sesaat kemudian mobil Yuri terparkir di sebuah rumah besar yang mewah, Nana berfikir kalau Yuri salah tempat, tapi setelah masuk ke dalam Nana menyadari kalau itu memang rumah tantenya Yuri.
"Tante Tresia, kenalin ini sahabatku Nana, dia dari Indonesia, dia ke sini untuk sebuah pekerjaan !" ucap Yuri.
"Selamat datang Nana di gubuk tante ini, senang bisa tinggal bersama orang yang satu negara !" kata Ny Tresia dengan ramah.
'Tantenya Yuri terlalu merendah, rumah semewah dan seluas ini dibilang gubuk, sepertinya dia orang yang baik.'. Batin Nana.
"Terimaksih tante sudah mau menerima saya, tapi nanti kalau saya sudah menemukan tempat tinggal maka saya akan pindah dari sini " kata Nana dengan sopan.
"Itu tidak perlu, lagi pula tante hanya tinggal bertiga sama suami dan anak perempuan tante di sini " Kata Ny Tresia.
"Iya Na, kamu tidak perlu pindah" sahut Yuri.
Nana mengangguk dan tersenyum, setelah itu mereka masuk dan Yuri membawa Nana menuju kamarnya, rumah itu benar-benar besar dan memiliki banyak kamar.
Ketika Nana menuju kamarnya, bola matnya tidak sengaja melirik salah satu kamar yang memiliki pintu cukup lebar berada di paling pojok dan kamar itu tampak misterius karena hanya kamar itu yang memiliki cat yang berbeda.
"Yuri, itu kamar siapa ? tampaknya sangat menyeramkan? " tanya Nana sambil menunjuk kamar itu.
"Oh, itu kamar kakak sepupuku, tapi dia jarang pulang karena dia punya rumah sendri. Aku juga memiliki pendapat yang sama denganmu kalau kamar itu menyeramkan selain aku tidak pernah melihat dalamnya luarnya juga tampak menakutkan" jelas Yuri.
"Pasti kakak sepupumu itu orang yang menyeramkan he he " sahut Nana.
"Ha ha ha " yuri terkekeh.
" Tidak begitu menyeramkan, meskipun aku bertemu dan berbicara beberapa kali denganya, aku bisa menilai kalau dia itu orang yang hangat, dan yang paling penting dia itu sangat tampan, banyak wanita yang tergila-gila padanya, hanya saja dia tidak tertarik dengan mereka, dia juga tidak menyukai keramaian".
"Apakah dia.... " tanya Nana dengan ragu.
" Gay? " ucap Yuri melanjutkan perkataan Nana.
"Ya, itu" jawab Nana.
"Dia bukan Gay, dia hanya belum menemukan orang yang cocok saja" jelas Yuri.
"Oh begitu" ucap Nana dengan helaian nafas panjang sambil menganggukkan kepalanya. Sejujurnya dia bukan gadis penggila cowok tampan korea.
"Nanti aku akan minta tante untuk memintanya pulang, biar kamu bisa kenalan dengan dia, percaya padaku kalau dia sungguh-sungguh orang yang baik, aku dan Zera saja senang banget memiliki kakak seperti dia " kata Yuri dengan bangga.
Nana hanya mengangguk dan tersenyum setelah itu Yuri membawa Nana masuk ke kamarnya dan beres-beres.
»Keesokan paginya«
Di meja makan bundar sudah tersaji berbagai macam hidangan, semua orang sudah berkumpul di meja makan untuk menyantap hidangan sarapan pagi.
"Nana ayo makan, jangan malu-malu ya, tenang saja aku sudah menyiapkan makanan halal buatmu !" kata Ny Tresia dengan ramah dan suara yang lembut.
Semalam Yuri sudah memberitahunya kalau Nana muslim, jadi Ny Tresia langsung menyiapkan beberapa hidangan halal untuk membuat Nana merasa nyaman.
"Terimakasih tante. " jawab Nana. Dengan malu-malu Nana mengambil nasi goreng yang sudah tersedia di meja makan.
"Jangan malu-malu, anggap rumah sendiri ya" kata tuan Kim Souja yang tak lain adalah suami dari Ny Tresia.
Tuan Kim Souja di kenal ramah dan lucu, dia tidak kalah hebat dari kakaknya dalam mengolola bisnis meskipun dia memiliki seorang ayah yang otoriter, ambisius dan keras.
Tapi itu tidak mempengaruhi keperibadiannya yang pandai membuat orang merasa nyaman berada di sekitarnya. Sedang kakaknya tuan Kim Taeja yang sudah meninggal lebih mirip dengan keperibadian ayahnya.
Itu sebabnya Ny Tresia sangat mencintainya, bahkan sampai rela berpindah keyakinan demi dirinya.
"Iya paman" Nana mengangguk mendengar perkataan tuan Kim Souja.