Raka tampak salah tingkah. Dia melirik Nana yang masih ada di pelukan Lion sambil berkata, "Nana aku tau siapa kamu, dan satu hal yang harus kamu ingat, kalau sampai kapan pun aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu kembali"
"Dan kamu perlu ingat satu hal juga, akulah yang akan membuatmu menyerah!" Ucap Lion.
Setelah mengatakan itu Lion membawa Nana masuk ke dalam rumah, dan mengabaikan Raka yang masih berdiri di luar.
Nana langsung melepaskan diri dari tubuh kekar Lion saat mereka sampai di dalam. Setelah itu Nana menatap sinis kearah Lion sambil berkata, "Kim Lion, sudah aku pringatkan kepadamu untuk tidak menyentuhku, tapi hari ini kamu sudah keterlaluan"
"Apa kamu masih mencintai lelaki itu?" tanya Lion.
"Itu bukan urusanmu dan sejak kapan kamu berada di rumah? " jawab Nana dengan ketus.
Lion memasukkan kedua tangannya di saku celana sambil melirik Nana yang masih terlihat marah.
"Sejak dia bilang ingin menceraikan istrinya"
"Apa? jadi kamu menguping pembicaraanku? apakah itu sopan hah? " ucap Nana dengan kesal.
"Itu bukan nguping. Aku hanya kebetulan lewat, akan tetapi aku terpaksa berhenti karena tidak mau mengganggumu. Jadi aku dengarkan saja," jelas Lion tanpa ekspresi.
"Kamu ya.. " Nana mengangkat tanganya hendak menampar wajah Lion. Tapi Lion keburu menangkap pergelangan tangan Nana.
Setelah itu Lion menatap Nana dengan sinis seraya berkata, "Aku juga muak dengan perempuan kasar sepertimu. Awalnya aku mau bersikap baik akan tetapi melihat sikapmu membuatku berubah fikiran, dan asal kamu tau, aku benci apa yang aku lakukan hari ini, itu semua karena aku tidak suka melihat wanita di sakiti, jadi jangan salah paham dengan apa yang aku lakukan".
Setelah mengatakan itu Lion langsung melepaskan tangan Nana dengan kasar, dan segera meninggalkan Nana.
Sedang Nana terdiam mematung, dia merasa ngeri dengan tatapan Lion. Kenapa hatiku sakit mendegar perkataan Lion?.
'ya Allah kenapa kau mempertemukan aku dengan lelaki kejam seperti Lion?' Batin Nana.
Saat Lion hendak menuju kamarnya, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika mendengar suara ibunya.
"Lion kebetulan sekali kamu pulang nak, tadinya oumma mau menelponmu tapi syukurlah kamu sudah ada di sini," kata Ny Tresia dengan senang.
"Ada apa Oumma? " tanya Lion.
Ny Tresia tersenyum sambil memeluk Lion.
"Aku hanya merindukanmu, apakah malam ini kamu mau menginap? "
Lion mengangguk. "Mmmm..!"
Melihat kehangatan ibu dan anak itu, hati Nana melembut, dia mulai bingung dengan Lion, dia menyadari Lion sebenarnya orang yang begitu lembut tapi kenapa kalau padanya Lion begitu kasar ?.
Setelah memeluk Lion, Ny Tresi melihat Nana sedang berdiri memperhatikannya. "Nana sini sayang, kebetulan kalian ada di sini, jadi mari kita bicara !"
"Tapi, aku harus mandi dan beres-beres dulu, setelah itu kita akan bicara bagaimana? " kata Nana.
Ny Tresia langsung mengangguk. "Oh begitu? ya sudah kalau begitu tante akan tunggu di ruang keluarga, kalian silahkan bersih-bersih dulu"
Lion dan Nana mengangguk, setelah itu mereka masuk kamar masing-masing.
Beberapa saat kemudian Nana keluar dari kamar dan langsung menuju ruang keluarga, dan di sana sudah ada tuan Kim, Ny Kim, Lion dan Yuri.
"Nana sini sayang!" panggil Ny Tresia. Nana tesenyum dan langsung duduk di dekat Ny Tresia.
"Baiklah, karena semua sudah kumpul, maka kami akan langsung menyampaikan sebuah kabar gembira". kata Ny Tresia dengan semangat. "Apa itu? " tanya Yuri tak sabar.
Ny Tresia tersenyum menatap Yuri, setelah itu dia melirik Nana dan memegang tangannya sambil berkata, "Sayang, tante sangat menyukaimu, oleh karena itu tante menyelidiki siapa kamu dan tante sangat bahagia ketika tau kalau kamu anak sahabatnya tante, dan dulu kami pernah berjanji akan menjodohkan anak kami yaitu kamu dan Lion"
Nana terkejut mendengar penjelasan Ny Tresia, sedangkan Lion terlihat santai dan terkumpul.
"Jadi kami sepakat agar kalian bertunangan dulu, dan minggu depan kami pilih sebagai hari baiknya" lanjut tuan Kim sambil tersenyum.
"Apa? tunangan? " Nana tercengang. Sedang Ny Tresia dan tuan Kim mengangguk. Nana langsung diam, dan mendadak suasana menjadi sunyi.
Yuri melirik Nana dan berbisik padanya, "My Nana kenapa kamu bengong? kamu setuju apa tidak? "
"Aa?" Nana seperti orang linglung. "Sepertinya saya harus menelpon Mama dulu" lanjut Nana. Karena Nana tidak mau menyinggung Ny Tresia yang sudah menyayanginya seperti anak sendiri. "Oh silahkan kalau begitu" sahut Ny Tresia.
Setelah itu Nana pamit dan masuk ke kamarnya, segera setelah itu dia langsung membuat panggilan pada Ibunya.
"Ma, apakah yang di bilang Ny Tresia itu benar? "
"Iya sayang, dan empat hari dari sekarang Mama dan Papa akan terbang ke Korea untuk menghadiri pertunanganmu"
"Ma, ini salah. Aku tidak mau menikahi lelaki seperti Lion, terlebih aku tidak mencintainya. "
"Jangan bilang kalau kamu masih mencintai Raka? " tanya Ny Juita dengan sinis.
"Bukan begitu Ma, Nana masih ingin mengejar karir Nana, dan juga Lion itu tidak memiliki keyakinan yang sama dengan kita"
"Aku tau. Akan tetapi kami tidak bisa ingkar janji. Selain itu mereka juga setuju kalau soal keyakinan biar kalian yang memutuskannya sebelum menikah" kata Ny Juita mencoba meyakinkan Nana.
"Tapi ini tetap tidak benar. Bagaimana kalau kak Nayla tau? dia bisa murka padaku meskipun dia suka nonton Korea tapi dia tetap menginginkanku berjodoh dengan orang yang seiman, walaupun ilmu agama Nana masih kurang tapi Nana masih teguh mempertahankan keyakinanku"
"Kami tidak memaksamu, cukup kamu saling kenal satu sama lain setelah bertunangan, untuk selanjutnya terserah kamu sayang, nanti Mama yang akan kasih tau Nayla" lanjut Ny Juita.
"Tapi Ma.. "
"Sayang untuk kali ini saja, ibu mohon ikuti permintaan ibu. Hanya bertunangan kok, Tresia juga tau aturannya jadi dia pasti mengerti"
"Lagian kenapa Mama membuat janji yang konyol seperti itu sih? "
"Panjang ceritanya, pokoknya kamu setujui aja dulu, nanti kalau gak cocok kamu bisa bicara baik-baik dengan Tresia Ibu hanya tidak mau dianggap ingkar janji"
"Baiklah".
Setelah menutup telpon, Nana duduk di pinggir tempat tidurnya sambil berfikir. Sebenarnya apa yang Allah sedang rencanakan untuknya? dia ke Korea hanya untuk bekerja bukan malah menjalin hubungan atau sampai menikah dengan orang Korea.
'Ya Allah, sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan untukku? aku hanya ingin menyelesaikan pekerjaanku di sini setelah itu kembali ke Indonesia. Tapi sekarang engkau membuatku berada di posisi terjepit seperti ini?' Batin Nana.
Setelah bergelut dengan fikirannya. Nana keluar dari kamar dan kembali duduk di dekat Ny tresia, sedang Lion tidak menatapnya sedikitpun. "Bagimana sayang? " tanya Ny Tresia.
Nana mengangguk sambil menundukkan wajahnya.
"Saya setuju"
Mendengar perkataan Nana, Ny Tresia dan tuan Kim langsung menghelai nafas karena senang, sedang di suatu tempat Lion yang sedari tadi diam mulai angkat bicara. Dengan ekspresi dingin dia berkata, "Kenapa kalian tidak bertanya pendapat saya? "
"He he maaf sayang Omma lupa, tapi bukankah kamu setuju? kalian kan sudah kencan beberapa kali? " tanya Ny Tresia.
Lion berdiri dari duduknya, sambil merapikan bajunya, dia berkata, " Tidak akan ada pertunangan"
Setelah mengatakan itu Lion pergi ke kamarnya, dan tentunya di suatu tempat ada hati yang sorak gembira, jika Lion menolak itu artinya orang tuanya tidak akan malu dan di anggap ingkar janji.
'Lion untuk kali ini kamu hebat, aku berhutang budi padamu'. Batin Nana sambil senyum-senyum.
"My Nana apa kamu bahagia mendengar perkataan Lion?" Bisik Yuri yang sedari tadi memperhatikan ekspresi Nana.
"Kamu sudah tau jawabannya kan? " tanya Nana sambil tersenyum. Yuri langsung mengangguk dan ikut senang bila Nana juga senang.
"Nana maaf ya, mungkin Lion lagi ada masalah, tapi tante akan meyakinkan Lion lagi nanti," kata Ny Tresia sambil menatap Nana dengan sedih.
"Oh, tidak apa-apa kok tente. Sebaiknya tidak perlu memaksanya, itu malah tidak akan baik, Kit biarkan saja semua berjalan apa adanya" kata Nana mencoba menenangkan hati Ny Tresia yang tampak cemas. Ny Tresia pun sedikit lega mendengar perkataan Nana.
Setelah pembicaraan yang menegangkan itu, Nana segera kembali ke kamarnya dan langsung merebahkan diri di tempat tidur dan menutup matanya dengan segera agar dia bisa melupakan apa yang sudah terjadi hari ini.
»Keesokan Paginya«
Nana bisa bernapas lega karena hari ini dia libur jadi pelayan Lion. 'Ah, hari ini aku benar-benar bisa menghirup udara segar di taman yang indah ini'. Batin Nana.
Habis lari-lari pagi, Nana duduk di bangku taman sambil memejamkan matanya. Dan ketika dia membuka mata, tak sengaja dia melihat Lion berjalan menuju kolam renang padahal itu masih jam 6 pagi, timbul rasa penasaran di hati Nana, diapun diam-diam mengikuti Lion.
Dari balik dinding, Nana mencoba mengintip tapi sayang nya di kolam renang tidak ada siapa-siapa.
'Kok sepi? bukankah tadi aku lihat Lion, apakah tadi hantu?' Batin Nana.
Setelah bosan membatin, Nana berbalik hendak lari tapi dia kejedot dan jatuh.
"Auuhhh.." Nana merintih kesakitan. Setelah itu dia mendongak melihat sesuatu yang di tabraknya dan ternyata itu Lion. Mata Nana terbelalak lagi ketika melihat Lion telanjang dada.
"Aa, Lion kamu cabul, kenapa kamu tidak pakai baju?" Nana teriak histeris sambil menutup matanya jarang-jarang sehingga dari celah jarinya dia masih bisa melihat tubuh atletis dan indah milik Lion, dia berfikir wanita mana yang tidak tergoda melihat pemandangan indah di depannya.
"Gadis ular kamu ngapain di sini? " tanya Lion sambil memicingkan matanya. Nana tampak gugup, sambil berdiri dia berkata, "Itu ya itu.. ha ha ha iya iya aku baru ingat kalau aku ingin berenang"
Lion nampak menjepit alisnya. "Apakah itu benar? " tanya Lion sambil menatap Nana dengan tajam setelah itu dia tersenyum licik.
Nana menatap curiga kearah Lion. Diapun sedikit demi sedikit dia mundur kebelakang hingga kakinya sampai di tepi kolam renang.
"Apa kamu beneran ingin renang?" lanjut Lion lagi. Dengan terbata-bata Nana menjawab.
"Aahh...iya iya.. aku tidak berbohong kok"
'Sumpah demi apapun aku sedang berbohong, seseorang tolong selamatkan aku, aku tidak tau caranya renang aaaghhhh' Batin Nana berteriak.
"Oh ya? " tanya Lion seraya mendekat kearah Nana. Saking takutnya Nana mundur lagi kebelakang dan kehilangan keseimbangan. Kakinya yang satu terpeleset dan akhirnya dia kecebur di kolam.
"Tolong!" teriak Nana sambil mangap mengatur nafasnya.
"Tolong aku !" Nana terus berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya sampai dia kesulitan bernafas.
"Kenapa kamu minta tolong? bukankah kamu mau berenang? " tanya Lion sambil tersenyum menonton Nana yang sudah seperti ikan yang kekurangan air.
"Sebenarnya aku tidak bisa renang".
Mendengar pengakuan Nana, ekspresi Lion menjadi panik.
"Serius kamu tidak bisa renang? "
Nana menggunakan sisa kekuatannya untuk mengangguk hingga akhirnya dia tenggelam, melihat Nana tenggelam, dengan segera Lion terjun ke kolam renang, dan menarik tubuh Nana ke pinggir.
Setelah berhasil membawa Nana keatas, Lion berusaha menyadarkan Nana dengan menepuk-nepuk pipi Nana. "Nana tolong bangun!" Lion begitu panik jantungnya terasa berhenti melihat Nana terkapar.
Karena Nana tidak bangun juga, akhirnya Lion memberi nafas buatan berkali-kali untuk Nana.
"Ukkhhukkk... ukkkhhuukkk..." Nana akhirnya tersadar, Lion merasa lega melihat Nana sadar, dengan reflek dia memeluk Nana.
"Gadis ular kamu membuatku jantungan" ucap Lion tanpa sadar.
"Lion lepasin aku, pelukanmu membuatku susah nafas!" kata Nana merengek pada Lion. Mendengar perkataan Nana, Lion langsung melepaskan pelukannya, dan menatap Nana sambil berkata, "Kamu merepotkan"
Setelah berkata begitu, Lion bangun dari duduknya dan segera meninggalkan Nana sendiri. Nana bingung dengan sikap Lion yang suka berubah-ubah.
bình luận đoạn văn
Tính năng bình luận đoạn văn hiện đã có trên Web! Di chuyển chuột qua bất kỳ đoạn nào và nhấp vào biểu tượng để thêm nhận xét của bạn.
Ngoài ra, bạn luôn có thể tắt / bật nó trong Cài đặt.
ĐÃ NHẬN ĐƯỢC