Rekaman itu berbentuk pulpen sehingga Pangeran Xu Lian tidak menyadari kalaupun dirinya sedang di rekam.
"Dia bukan orang yang mudah percaya tanpa melihat bukti." Ucap Xu Lian dengan percaya diri.
"Oh iya? Bagaimana dengan ini?" Rhina langsung mengeluarkan pulpen itu lalu memutarnya.
Seketika itu, Xu Lian menjadi pucat karena jika orang Istana mendengarnya, itu akan dianggap sebagai penghianatan.
"Dasar perempuan licik, beraninya kamu melakukan ini pada seorang pangeran. Apa kamu bosan hidup?" Teriak Xu Lian sambil mengepalkan tinjunya.
Ruina hanya tersenyum lalu berbalik meninggalkan Xu Lian.
Akan tetapi, ia dihadang oleh beberapa pengawal Xu Lian. Ruina hanya tersenyum geli melihat cara Xu Lian menghadangnya.
"Apa kamu setakut itu padaku sehingga kamu menggunakan banyak orang untuk menghadang ku?" Tanya Ruina setelah menoleh kearah Xu Lian.
Xu Lian pun segera mendekat sambil tersenyum.