Mendengar suara itu, sang tetua Kim langsung menengok dengan raut wajah yang penuh semangat serta senyum mengembang di wajahnya.
"Wao ... Cucuku ... Kim Lion. Kamu juga datang? Kakek kira kamu tidak menyukai acara lelang ini karena memilih menghabiskan bulan madumu bersama istri tercintamu." Sambut tetua Kim dengan pelukan hangat.
Meski banyak pertanyaan di otaknya mengenai keberadaan tetua Kim secara tiba-tiba. Lion tetap menunjukkan rasa hormat nya dengan membalas pelukan kakeknya dengan hangat pula.
"Senang bisa bertemu kakek malam ini." Bisik Lion dengan nada dingin seolah menyiratkan satu makna dalam dari kalimat nya itu.
"Kakek juga." Sahut tetua Kim dengan senyum yang juga menyiratkan sesuatu yang mengganjal.