Tải xuống ứng dụng
4.82% Ketika Cinta Menemukan Tuannya / Chapter 54: Bertarung

Chương 54: Bertarung

"Jangan ladeni dia karena dia bukan manusia aku tidak ingin kamu terluka !" ucap Nana sambil meremas tangan Jeha.

"Maaf tuan Lion saya tidak punya waktu meladeni anda"Jeha mengangguk setuju dengan Nana yang mencoba mencegahnya, setelah itu Jeha melanjutkan langkahnya kembali.

Tapi Lion ternyata tidak mau menyerah, dia berlari menarik Nana dari rangkulan Jeha dan membawanya kepelukannya. "Dia miliku" ucap Lion.

Jeha terkejut dan mendadak tatapannya menjadi buas, sedang Nana merasa kehilangan tenaga dan sakit di sekujur tubuhnya akibat pelukan erat Lion.

'Ya Allah aku ke korea bukan untuk ini, aku ingin mencari ketenangan dan melupakan luka yang begitu menyayat hati. Tapi kenapa sekarang aku harus berada dalam situasi gila ini ? Lion aku ingin berteriak padamu kalau kamu sudah memenangkan hatiku tapi melihatmu seperti ini membuatku ragu pada perasaanku. Jeha ku mohon jangan ladeni dia, aku tidak ingin kalian terluka.' Batin Nana.

"Lion lepaskan aku!" Nana mencoba melepaskan diri dari pelukan Lion menggunakan tenaganya yang tersisa.

"Diamlah ! kamu itu calon istriku jadi kamu harus pulang bersamaku," Lion menatap Nana dengan penuh arti.

Mendengar perkataan Lion, Nana menghelai nafas panjang. Tubuhnya terasa menggigil meskipun dia mendapat kehangatan dari pelukan Lion.

Untuk sesaat Nana merasa bingung kenapa hanya di dekat Lion dia merasa nyaman bahkan dia merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan sewaktu bersama Raka, ada rasa senang ketika mendengar Lion memanggilnya calon istri.

"Lion lepasin Nana, kamu membuatnya kesakitan!" Jeha masih berusaha menyelesaikan masalah dengan tidak menggunakan otot.

Lion tidak perduli dengan apa yang dikatakan Jeha, dia menyingkirkan Nana ke belakangnya setelah itu dia menatap Jeha.

"Ayo kita selesaikan ini ! siapapun yang kalah maka dia tidak boleh mendekati Nana"

Jeha tertarik dengan tawaran Lion, dan di tengah malam di pinggir jalan kota Seoul. Jeha mengepalkan tinjunya dan menyerang Lion lebih dulu, Lion tersenyum pahit melihat Jeha. Gerakannya masih sama. Batin Lion.

"Yaaa... kkk" Jeha berusaha memberikan pukulan di wajah Lion tapi Lion berhasil menghindar dan menepis tangan Jeha dengan satu tangannya.

"Ternyata kemampuanmu masih sama seperti dulu" Lion menyeringai kearah Jeha. Jeha tersenyum.

" Kamu terlalu sombong wahai Raja es yang kejam"

Raja es yang kejam adalah julukan Iion sewaktu SMA, sedang Jeha terkenal dengan Raja Matahari, mendengar Jeha mengatakan itu Lion merasa semakin kesal, kini giliran Lion menyerang Jeha, dia terus memberi pukulan sampai Jeha kewalahan hingga akhirnya Lion berhasil memberi pukulan di pipi Jeha.

"Ahh.. "Jeha terjatuh dan dengan cepat dia kembali berdiri dan menyeka darah di sudut mulutnya.

"Aaaa... Jeha.. aa" Nana histeris melihat Jeha jatuh, Lion melirik kesal kearah Nana yang tampak begitu perhatian sama Jeha.

Tanpa memberi Jeha waktu bernafas, Lion dengan cepat menyerang Jeha kembali dan kini lebih buas dari sebelumnya tapi Jeha selalu berhasil menangkis serangan Lion.

Dengan tendangan memutar Jeha berhasil memukul perut Lion, seketika itu Lion mundur dan berusaha menopang tubuhnya agar tidak terjatuh.

Dan tanpa ampun juga Jeha menyerang Lion dengan cepat selagi Lion terlihat kurang fokus hingga akhirnya Jeha berhasil memukul wajah Lion dan mereka kini impas.

Nana semakin geram melihat dua orang yang berantem di depannya, dengan kekuatan yang tersisa Nana mendekat kearah dua lelaki yang sedang saling pukul memukul itu.

"Hentikan tolong !" Nana berusaha menghentikan mereka sambil memegang kepalanya yang terasa pusing.

Lion dan Jeha semakin buas tanpa memperdulikan Nana, mereka sudah hilang kendali karena sama-sama terluka.

"Jeha, Lion tolong hentikan...! "Nana menggunakan sisa kekuatannya untuk berteriak.

Karena merasa di cuwekin Nana semakin maju dan mencoba berdiri di tengah-tengah mereka berdua.

"Yaakkk... "Ketika Lion dengan gerakan cepat mengarahkan pukulannya ke Jeha tiba-tiba dia terkejut karena Nana berdiri di depannya.

Akan tetapi terlambat bagi Lion untuk mengontol pukulannya akhirnya pukulan itu mendarat di pipi imut Nana. Seketika itu darah keluar dari sudut mulut Nana, dia merasa tatapannya mulai gelap dan kepalanya pusing sesaat kemudian tubuhnya hendak roboh ke trotoar.

"Nana aaaa... "Jeha berlari mencoba menopang tubuh Nana, tapi dia terlambat karena Lion segera menangkap tubuh Nana.

"Berikan Nana padaku brengsek..!"Jeha mencoba menarik tubuh Nana dari dekapan Lion.

Lion tidak perduli dengan apa yang di katakan Jeha, dengan segera dia mengangkat tubuh Nana dan memasukkannya ke dalam mobilnya yang penyok seketika itu mobilnya langsung melesat menuju rumah sakit Seoul, dan Jeha langsung menyusul dari belakang.

»Rumah Sakit Seoul«

Sesaat kemudian Lion sampai di salah satu rumah sakit milik rekan bisnisnya, dengan segera Lion membawa Nana masuk ke UGD.

"Tolong segera priksa dia cepat. !" ucap Lion dengan panik.

Para perawat merasa ketakutan dengan ekspresi gelap Lion, dengan cepat mereka membawa Nana masuk UGD. Lion menunggu di luar dengan cemas, tiba-tiba suara handphonya berbunyi.

"Ada apa Oumma?"

"Sayang, apakah Nana sedang bersamamu? soalnya dia tidak biasanya belum pulang jam segini, Yuri bilang dia sudah pulang duluan tapi handphonnya tidak bisa di hubungi"

"Dia ada bersamaku Oumma, sekarang istirahatlah karena dia akan menginap di rumahku"

"Apa Nana bilang begitu? "

"Iya "

"Baiklah kalau begitu, Oumma sekarang bisa tenang"

Setelah bicara dengan ibunya, Lion di kagetkan oleh dokter yang memeriksa Nana, Lion langsung menoleh ke arah dokter.

"Bagaimana keadaan calon istri saya dokter?" tanya Lion dengan ekspresi sedih.


next chapter

Chương 55: Menyesal

"Dia hanya shok dan mengalami gagar otak ringan serta dia menderita cidera di leher dan pita suaranya, itu mengakibatkan dia kesulitan bicara untuk sementara" jelas dokter.

Mendengar penjelasan dokter, ekspresi Lion menjadi jatuh, dia merasa bersalah dan sangat menyesal.

"Kalau begitu saya ingin membawanya pulang ke rumah saya sekarang juga"

"Maaf tuan, sebaiknya dia harus tetap di rumah sakit untuk proses penyembuhannya." Dokter mencoba mencegah Lion.

"Aku akan merawatnya, dan dia akan di rawat oleh dokter profesional, jadi saya minta sekarang tolong dokter persiapkan ke pulangan calon istri saya!" tatapan Lion sangat buas dan itu membuat dokter merasa ngeri selain itu dia juga mengenal tempramen buruk Lion.

"Baiklah" akhirnya dokter mengalah dan langsung mengurus kepulangan Nana.

Beberapa saat kemudian Jeha sampai di rumah sakit dan menemukan mobil Lion yang terparkir di depan UGD rumah sakit, Jeha merasa lega karena berhasil menemukan Nana, segera setelah itu dia masuk rumah sakit.

"Maaf suster apakah di sini ada pasien bernama Nana yang baru beberapa menit yang lalu masuk rumah sakit ini?" tanya Jeha.

Suster itu langsung mengecek nama pasien yang masuk malam ini. Beberapa saat kemudian suster itu melihat Jeha kembali.

"Nona Nana memang masuk rumah sakit ini tapi beberapa menit yang lalu dia sudah di bawa pulang oleh calon suaminya "

"Apa? pulang? apakah keadaannya sudah membaik?" Jeha merasa semakin khawatir.

Suster itu menelungkupkan kedua tangannya ke dada. "Maaf tuan, kami tidak bisa memberikan informasi pasien kepada orang lain tanpa persetujuan wali"

Mendengar perkataan suster itu, Jeha menjadi kesal. 'Kurang ajar kamu Lion, kamu sengaja membuatku kehilangan jejak Nana'. batin Jeha sambil menyeka darah dari sudut bibirnya.

Setelah dari rumah sakit Jeha langsung mengendarai mobilnya ke arah rumah Lion, tapi sayang ketika dia sampai di depan rumah Lion dia di beritahu kalau Lion malam ini melakukan penerbangan ke Jerman.

"Lion, kamu brengsek! " Jeha membanting setir mobilnya, dia tidak menyangka kalau si gila Lion nekat membawa Nana pergi sejauh itu.

Setelah dari rumah Lion, Jeha langsung memutar balik mobilnya menuju kantornya, tampak beberapa kariyawan One Soft lembur dan sibuk mengerjakan tugasnya.

Segera Jeha duduk di kursinya dan membuka komputernya untuk memastikan jejak Lion apakah dia masih di Korea atau sudah berada di pesawat.

"Sial" umpat Jeha ketika mengetahui posisi Lion ada di bandara, itu artinya Lion akan segera naik pesawat pribadinya.

»Di Dalam Pesawat«

Lion memeluk Nana yang masih tidak sadarkan diri. Untuk sesaat dia menatap lekat wajah gadisnya itu dan mengingat tindakan buruk yang seharusnya tidak pernah dia lakukan.

Nana aku akan bertanggung jawab dengan kesembuhanmu, kita akan menemui dokter dan rumah sakit terbaik di Jerman.

Lion mengecup kening Nana sambil melanjutkan kata-katanya lagi, "Gadis ular aku akui kalau aku sudah jatuh cinta padamu, hatiku sakit melihatmu terluka, dan berharap kita bisa hidup bersama"

Tanpa Lion sadari, Nana mendengar semua perkataannya, seketika itu air mata Nana jatuh tanpa sepengetahuan Lion.

'Terimakasih sudah mencintaiku tapi aku tidak bisa bersamamu meski aku sadari akupun memiliki rasa yang sama denganmu tapi aku harus segera menghilangkannya, selain itu kamu sudah membuatku tidak bisa mempercayaimu.' Batin Nana.

Beberapa saat kemudian Lion merasa ngantuk berat, diapun akhirnya tertidur sambil memeluk erat Nana seolah dia takut Nana akan melarikan diri darinya.

Menyadari Lion sudah tidur Nana membuka matanya dan menatap wajah Lion, dia merasa patah hati melihat darah yang ada di sudut mulut Lion.

'Kamu begitu kasar dan menakutkan tapi kenapa hatiku mengingkari kebenaran itu?, hatiku merasa sakit juga melihatmu terluka, Lion aku harap kamu juga segera menghilangkan perasaanmu itu'. Batin Nana.

Tanpa sadar Nana menyentuh sudut bibir Lion yang terluka dan mencoba membersihkan darah yang masih menempel di sudut bibirnya dengan lembut.

Tiba-tiba saja Lion memegang tangan Nana dan seketika itu mata mereka beradu dan Nana langsung kaget melihat Lion terbangun.

"Maafkan aku ! " ucap Lion dengan ekspresi dan tatapan yang lembut. "Maafkan aku Nana!" Sekali lagi Lion mengulang ucapannya.

Nana terkejut mendengar seorang Lion bisa mengatakan maaf, berulang kali Nana mengedip-ngedipkan matanya tapi sayang keadaannya masih lemah dan suaranya masih belum pulih.

Melihat ekspresi terkejutnya Nana, Lion membelai wajah Nana dengan lembut, seraya berkata, "Maaf karena aku telah melukaimu, aku hanya merasakan sesuatu yang tidak pernah aku rasakan dan itu membuatku bingung"

Jantung Nana berdetak makin kencang ketika tangan lembut Lion menyentuh pipinya, dia hanya mampu bergumam dalam hati.

'Tolong jangan katakan kalau kamu mencintaiku!'

"Kalau kamu ingin bicara, kamu bisa menulisnya di kertas ini" kata Lion ketika menyadari kalau Nana ingin menyampaikan sesuatu.

Nana mengangguk, setelah itu dengan segera Lion memberikan Nana kertas dan polpen.

Nana mengambil kertas dan polpen itu dari Lion, dia langsung menulis apa yang ingin dia sampaikan setelah itu dia menjulurkannya kembali pada Lion.

"Kita di mana dan mau kemana? "

"Kita di pesawat menuju Jerman" jawab Lion setelah membaca tulisan Nana.

Mata Nana melotot, bagaimana mungkin dia pergi sejauh itu, bagaimana dengan pekerjaannya? bagaimana dengan Jeha?, Nana merebut kertas dari tangan Lion dan kembali menulis di kertas itu.

"Aku tidak mau ke Jerman"


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C54
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank 200+ Bảng xếp hạng PS
    Stone 0 Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập

    tip bình luận đoạn văn

    Tính năng bình luận đoạn văn hiện đã có trên Web! Di chuyển chuột qua bất kỳ đoạn nào và nhấp vào biểu tượng để thêm nhận xét của bạn.

    Ngoài ra, bạn luôn có thể tắt / bật nó trong Cài đặt.

    ĐÃ NHẬN ĐƯỢC