Tải xuống ứng dụng
15.33% KEMBALI PADAMU / Chapter 23: Kesempatan kedua

Chương 23: Kesempatan kedua

Yuda duduk di lobby Hotel, Soraya muncul dengan pakaian terbaiknya, sengaja memperlihatkan lekukan tubuhnya, bagian dadanya sedikit terbuka, membuat orang tidak melewatkan untuk melihatnya dan merasa kagum. Soraya adalah seorang model, walaupun tidak terlalu terkenal tetapi karirnya cukup baik, sementara Yuda adalah teman SMA Soraya yang selalu membantunya ketika teman- teman yang lain mengganggunya. Soraya tersenyum memandang Yuda yang udah menunggunya, dia duduk tepat di sebelahnya Yuda menyilangkan kakinya dan tersenyum manis, Yuda tampak menatap tidak nyaman.

"kamu mau minta Ma'af karena beberapa hari yang lalu meninggalkan aku di Cafe?" Soraya tersenyum menatap Yuda, tangannya bergelayut manja di tangan Yuda membuat dada Soraya ter ekspos, Yuda semakin geram dan mengibaskan tangannya.

"Tidak, Aku tidak salah apapun, yang aku lakukan benar dan peru kamu tau, bersamamu.... Aku rasa bahagia, tapi aku tau ini bukan cinta karna cinta aku cuma untuk Raya, dia hidupku... setelah Raya tau apa yang terjadi antara aku dan kamu, aku menyadari kalau aku tidak bisa hidup tanpanya, sebaliknya kamu yang salah, karena kamu seenaknya telah mempermainkan hidupku."

Yuda meletakan handphonenya dan menyalakan rekaman suara Soraya yang Raya tunjukin Kepadanya beberapa hari yang lalu, Raut muka Soraya berubah pucat.

"Itu... Aku... Yud, aku tidak bermaksud..." suaranya gugup.

"Sudahlah, jangan memanfa'atkan aku lagi karna aku bukan Yuda yang dulu."

"..." Soraya kehabisan kata - kata

"Mulai sekarang jangan pernah ganggu hidup aku lagi!" Yuda mengambil handphonenya dan pergi meninggalkan Soraya yang kesal.

"Awas Yuda! Aku tidak terima diperlakukan seperti ini." gumamnya.

***

Raya berdiri di jendela Apartemennya menatap kerlap kerlip lampu jalanan dan lampu rumah- rumah dan gedung lain di sekitarnya, langit juga cerah bertabur bintang.

"Andaikan keindahan malam ini sama dengan malam sebelumnya, mungkin perasaanku akan baik- baik aja, tapi kenyataannya semua seakan mempermainkan hidupku lagi dan lagi...semua ini terlalu sulit... Aku mencintainya, sangat mencintainya seluruh hidupku sudah aku serahin padanya semuanya, aku tidak menyesal tapi... gimana cara dia memperlakukanku sekarang, aku tidak akan pernah terima. Aku ingin mengutukmu dan perempuan itu hilang dari muka bumi ini dan aku ingin menghapus memory tentangmu, tapi itu tidak mungkin...

Yuda... kenapa bisa begini, dulu aku mencintaimu tidak sedalam ini, kenapa sekarang aku memilih mati daripada melihatmu dengan perempuan lain..."

Raya merebahkan dirinya di atas tempat tidur  dan memejamkan matanya, airmatanya memaksa keluar dari sudut matanya, jujur ... dirinya kesepian. Dalam hening, suara panggilan berdering di handphone Raya, nama Leon muncul di layar, Raya menerima panggilannya.

"Raya apa kabar? bisakah kita bertemu malam ini? aku ada di Cafe Star."

"Baiklah." Suara Raya pelan, 10 menit kemudian Raya sudah ada di depan Cafe, Raya masuk dan menuju kedalam mencari Leon, Leon udah duduk menunggu, Raya tersenyum dan duduk bersebrangan, pelayan menyerahkan daftar menu dan mencatat apa yang di pesan Leon dan Raya.

"Ada apa." Leon tersenyum menatap Raya yang terlalu to the point.

"Kamu keberatan." Raya menggeleng,

"Tidak sama sekali, kebetulan aku lagi bosan, untung kamu menghubungiku."

"Kamu sakit Ray? muka loe pucat." Leon sedikit khawatir, melihat Raya seperti dalam keadaan tidak baik.

"Aku baik... kamu menetap di sini?"  Raya menatap Leon,

"Maunya gitu tapi, tidak bisa, Besok aku harus pergi lagi." Leon menarik nafas panjang.

"Aku sebenernya pengen seperti yang lainnya tidak sesibuk aku, nyari pacar aja aku tidak bisa dan tidak sempat."

"Bukannya tidak bisa Le... tapi kamu terlalu memilih." Raya tersenyum.

"Aku sudah mencintai seseorang sejak aku SMA tapi, dulu aku tidak berani mengatakan apapun dan saat aku sudah mengumpulkan keberanianku,  sekarang sudah terlambat."

"Kasian banget hidupmu, cari saja yang lain, di luar sana banyak yang baik." Raya meyakinkan Leon, namun Leon cuma menatap Raya dan menggaruk- garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Diantara yang lain, karir kamu paling bagus, kamu pintar, tetapi di depanku, kamu masih Leon yang dulu." Leon tertawa memperlihatkan gigi gingsulnya.

"Aku culun maksud kamu?"

"Tidak begitu juga kali... Kamu di dunia bisnis sangat tegas bahkan kamu tidak pernah senyum, terlihat dingin tapi macho." Mata Leon melebar dan senang mendengar kata- kata Raya.

"Kamu tau apa tentang aku."

"Di televisi muka kamu datar hampir tanpa ekspresi." Raya terkikik.

"mmm..." Leon cemberut

"Leo kalau cemberut lebih ganteng." kata Raya menggoda sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Kalau begitu aku mau cemberut terus biar kamu terpesona."

"Kamu bakalan rugi kalau aku terpesona sama kamu." Raya menatap Leon. 

"Tidak, dengan senang hati." Leon tertawa, tanpa Raya sadari Leon mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya,

"Kamu yakin." Raya dan Leon tertawa bersamaan, sebenarnya Leon ingin mengatakan itu dengan serius tetapi mengingat hubungan Raya dan Yuda, Leon lebih baik menguburnya dalam- dalam.

Malam semakin larut, setelah berbicara banyak hal, Raya pamit untuk kembali ke Apartemennya," sampai di depan pintu Apartemen,  Raya mendapati Yuda bersandar di dinding dengan memakai kemeja kusut, penampilannya sangat berantakan.

Ngapain kamu kesini." Yuda menatap Raya dan memohon.

"Aku kesepian.... aku tidak bisa jauh - jauh dari kamu,  semakin kamu menghindar dari aku, hatiku semakin sakit, aku mohon, ijinkan aku masuk, ma'af!" Raya membuka pintu dan membiarkan Yuda mengikutinya, Yuda memeluk Raya dari belakang, langkah Raya terhenti, Raya merasakan kehangatan dari tubuh Yuda yang tidak bisa Raya tolak.

"Makasih Raya... aku tidak akan mengulanginya lagi... Aku merindukan kamu...seperti sebelumnya." Raya berbalik, tatapan mereka bertemu.

"Aku bukan kekasih bayangan Yuda... yang nemenin kamu disaat kamu kesepian.... yang selalu ada di saat kamu butuh aja."

"Tidak seperti itu... Kamu satu- satunya..."

"Aku tau kamu tidak sepenuhnya salah. terus bodohnya aku, aku tidak bisa jauh dari kamu, hati aku juga sakit melewati hari- hari seperti ini... aku juga merindukannya... aku akan memberimu kesempatan ke dua... tapi ingat! Tidak akan ada kesempatan ke tiga dan seterusnya."

"Aku tau ... " Yuda terlihat bahagia, sangat bahagia, Yuda menarik Raya, memeluknya dan menghujani Raya dengan ciuman.

Raya hanya terdiam, karna sakit itu masih terasa dan begitu nyata tentu saja tidak secepat kilat menghilang begitu saja, Raya memejamkan matanya dan mengalungkan tangannya di leher Yuda, kerinduan tidak dapat di sembunyikan walaupun sudah sedikit berbeda, tidak seperti sebelumnya, keduanya larut dalam kehangatan, walaupun bayang- bayang kekecewaan masih tersisa.

"Jangan melukaiku lagi, aku bisa mati." suara Raya lirih wajahnya menatap Yuda sambil berkaca - kaca.

"Aku janji, kejadian ini tidak akan terulang lagi..." Yuda mengeratkan pelukannya.

"Ma'af... ma'afkan aku yang tidak berfikir dengan baik, dan aku tidak menyadari akibatnya bakal separah ini, hidup aku juga tidak berarti tanpa kamu." Raya mengangguk, Raya merenggangkan pelukannya.

"Aku mau tidur." Yuda melepaskan pelukannya, Raya berjalan masuk kekamarnya dan berbaring di tempat tidur dan memejamkan matanya, Yuda tidur disamping Raya.

"Terimakasih Tuhan, Aku hampir saja kehilangan semuanya... setiap detik bernapas, membuat dadaku sesak memikirkannya, terimakasih Rayaku telah kembali." Gumam Yuda, Yuda menyelimuti Raya dan tidur di sampingnya, Seketika beban berat didadanya langsung menghilang entah kemana.

Yuda memeluk tubuh Raya dan tertidur pulas, tidur yang dirindukan selama ini karna semenjak hubungannya merenggang Yuda tidak pernah bisa tidur nyenyak, dikepalanya hanya ada Raya, pekerjaan kantornya juga berantakan, untung Papanya masih bisa membantu menangani kekacauan yang di buat Yuda, Raya berbalik dan membenamkan mukanya di dada Yuda membuat posisinya semakin nyaman,


next chapter
Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C23
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập