Tải xuống ứng dụng
46.66% KEMBALI PADAMU / Chapter 70: Identitas Natan 4

Chương 70: Identitas Natan 4

Alan semakin memanjakan Raya membuat Raya malu sendiri mengingat ada Mama Alan disana walaupun mama Alan tidak mempermasalahkannya,

"Aku bisa sendiri yank ... " Raya menolak, Saat Alan menyuapi Raya, Alan menggeleng dan tetap menyuapi Raya,

"Mama senang melihat kalian... " Mama Alan ikut bahagia melihat kemesraan mereka,

"Mama...." Suara Natan berdiri di pintu masih memakai seragam sekolah dasar, Alan menoleh kearah suara, meletakan piring dan segera mendekati Natan memeluknya bahkan menggendongnya mencium pipi kanan dan kiri juga keningnya.

"Papa bos kenapa?" Natan bingung melihat tingkah Alan yang berlebihan,

"Turunkan aku pah...! Aku sudah besar..." Natan protes, Alan menatap wajah Natan dan memeluknya kembali.

"Ma'maafkan papa yang ga bisa menjagamu sejak kamu lahir." Air mata Alan jatuh tak bisa di tahan, Raya yang menyaksikannya juga terisak, kasih sayang Alan sama Natan sejak mereka bertemu memang tak kurang, tapi mungkin lebih lengkap jika Natan seperti Lexa. Herlambang terpaku bingung di pintu begitu juga mama Alan,

"Apa yang terjadi...?" Alan duduk di sofa sambil tetap menggendong Natan...

matanya memancarkan kebahagiaan yang begitu jelas terlihat, Herlambang duduk di sofa menatap Alan.

"Mah... pah... Alan mau bilang kalo Alan adalah ayah biologis Natan.." Herlambang yang sedang minum tersendak dan menyemburkan air dari mulutnya kelantai,

"Apa kamu bilang??" Herlambang setengah berteriak,

"Bagaimana kamu tiba- tiba mengklaim Natan darah dagingmu?" mata Herlambang melotot.

"Pah... dengerin penjelasan Alan dulu!" suara Raya bergetar,

"Bagaimana kalian baru mengakui perbuatan kalian sekarang?"

"Maaf pah dulu ketika kami berbuat memang tidak mengenal satu sama lain kami berdua mabuk berat." Herlambang menatap tajam Alan dan Raya,

"Yos bawa Natan makan di restauran terdekat! biar ku urus kedua anak kurang asem ini!" Yos masuk dan mengajak Natan keluar, Natan patuh dan keluar mengikuti Yos, setelah Natan keluar Herlambang menatap Raya dan Alan lagi.

"Terus kenapa sekarang kamu tiba- tiba tau kalau Natan Anakmu?" Alan mengangkat kepalanya,

"Kami baru mengetahuinya, barang- barang yang Raya tinggalkan di Hotel waktu kejadian itu aku bawa dan di letakan dikamarku, Raya melihatnya setelah Raya memakai kamar mandi dikamarku" Alan menjelaskannya secara detail karena Alan ga mau Herlambang marah padanya.

"Bawa buktinya sekarang biar Raya melihat secara langsung apa betul itu barang miliknya apa bukan!"

"Baik pah." Alan menghubungi sopir yang ada di rumah utama mamanya untuk mengambil barang- barang Raya.

Satu jam kemudian Sopirnya datang membawa kotak kaca yang berisi tas dan anting-anting sebelah juga sepatu yang di taruh di dus, lalu memberikannya kepada Alan,

"Makasih pak." Laki- laki paruh baya sopir papa Alan tersenyum dan mengangguk,

"Sama- sama mas Alan, saya pamit." Alan mengangguk.

Alan meletakan semua barangnya di meja dan menggendong Raya untuk bergabung duduk di sofa.

"Sekarang kamu cek apa betul itu barangmu!" Raya gemetar memegang tasnya,

"Yang aku ingat aku bawa uang 500.000 di tas." Raya perlahan membuka tasnya dan itu benar uangnya masih utuh, dan Raya membuka kotak kecil seperti kado dan terlihat sebuah handphone terbaru di tahun itu, Herlambang ingat sebelum dia pergi kekantor sempat menaruh kado di dalam tas Raya, itu terakhir Herlambang memberi hadiah untuk Raya sebelum meninggalkan keluarganya demi wanita lain.

"Itu kado dari papa karena papa yakin nilai ujianmu sangat bagus, sebelum meninggalkanmu papa belikan itu." Herlambang memandang Alan,

"Agar jelas mari lakukan tes DNA!"

"Aku ikut aja yang terbaik, tapi tanpa tes DNA juga aku yakin Natan anakku semua temanku dan keluargaku terutama mama, bilang Natan mirip aku waktu kecil." Mama Alan mengangguk,

"Pertama liat Natan memang seperti melihat Alan waktu kecil, Tapi saya ikut aja baiknya gimana."

"Kita panggil Dokter dan kita siapkan semuanya!"Herlambang segera menghubungi sahabatnya untuk membantunya,

kebetulan Natan kembali dan Dokter meminta rambut Natan,

"Buat apa kek?" Natan menatap Herlambang

"Mau di test apakah rambutmu subur atau tidak." Jawaban Herlambang asal, tapi cukup membuat Natan diam, yang ada di ruangan itu tersenyum,

2 hari kemudian Raya pulang dari rumah sakit, mukanya terlihat lebih segar, Alan selalu menemaninya sepulang bekerja, malah terkesan lengket dengan Raya,

jam 9 pagi Raya sudah berada di kolam renang, berenang adalah hal yang tepat untuk mengurangi kebosanan dan melemaskan ototnya yang kaku,

"Na Raya sarapan dulu!" Suara bu Mimin setengah berteriak dari pinggir kolam, Raya menghentikan gerakannya menoleh kearah bu Mimin,

"Tolong bawa kesini aja Bu...!"

"Baik Na..." Bu Mimin kembali kedapur dan membawa segelas susu sama Roti, sementara di meja makan Fano sedang sarapan sendiri,

"Raya kenapa Bu?" Bu Mimin tersenyum melihat ekspresi cemas di muka Fano,

"Na Raya lagi renang, minta sarapan di sana mas" Perlahan wajah cemas Fano berubah biasa lagi.

Fano melanjutkan sarapannya tanpa bertanya lagi,

Bu Mimin berlalu dari dapur meletakan sarapan untuk Raya di meja pinggir kolam.

Raya berhenti berenang setelah kelelahan dan duduk di kursi dan menikmati sarapan paginya lalu mendengarkan musik dan berbaring di kursi lama- lama matanya terpejam, ketika hampir terlelap sebuah ciuman mendarat di bibir Raya membuat Raya kaget dan membuka matanya,

"Besok- besok kunci pintunya! kalau Fano melihatmu seperti ini, pasti dia mencumbumu, aku saja yang melihatmu jadi menginginkanmu."

"Maaf..." Kepala Raya tertunduk

"Fano mencintaimu, kamu harus lebih hati- hati!" Raya mengangguk, ciuman Alan berlabuh lagi di bibir Raya dan tanpa ampun Raya di gendong dan di tidurkan di sofa, tubuh Alan menindih tubuh Raya, Alan melepaskan jasnya dan di lemparkan kesembarang tempat, begitupun dengan kemeja dan yang lainnya sampai Alan polos, lalu Alan melepas baju renang Raya,

"Alannn..." Suara serak Raya membuat Alan tambah bergairah menelusuri lekuk tubuh Raya dan pada akhirnya mereka melepaskan hasratnya sampai tuntas,

Mata Raya sayup kelelahan dengan Aktivitas yang baru saja mereka lakukan, Alan mengecup mata Raya dan berakhir tidur di pelukan Raya,

"Yank bangun, sudah siang!" Raya menepuk- nepuk pipi Alan, karena tubuhnya menimpa dirinya dan Raya sulit bangun, Alan membuka matanya dan menutupnya kembali, lalu menggeser badannya,

"Masih ngantuk..." suara Alan manja.

"Kamu tidak kekantor lagi?" Alan menggeleng, Raya bangun dan menyelimuti tubuh Alan, Raya masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya,

***

Selama 1 minggu, Semua gelisah menunggu hasil tes DNA Alan dan Natan, dan akhirnya hasilnya keluar, hasil tes tersebut sengaja diantar oleh Dav,

Semua keluarga berkumpul untuk melihat hasilnya, Alan dengan gemetar membuka amplop coklat dan membuka hasilnya dan semua mata terbelalak setelah melihat hasilnya,

Raya diam terpaku airmatanya jatuh dari sudut matanya, Alan langsung memeluk Raya dan menghujani dengan ciuman, terus menggendong Natan dan memeluknya erat,

"Jagoan papa..." semua tersenyum bahagia, Herlambang juga ikut tersenyum, dia tak bisa menghukum Alan karena masalalunya karena Herlambang tau Alan dimatanya baik.

Orang tua Alan makin menyukai Natan,

"Cucu kita sudah sepasang pah." Mama Alan beradu pandang dengan suaminya dan mereka tersenyum bahagia.


next chapter
Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C70
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập