Tải xuống ứng dụng
66.66% KEMBALI PADAMU / Chapter 100: Cincin

Chương 100: Cincin

"Mam Aku bawa Ara ke Taman dulu ya sebentar." Raya tersenyum dan menganggukan kepalanya, Natan menarik lembut tangan Ara dan membawanya ke Taman, wangi bunga mawar menusuk hidung mereka duduk di kursi Taman, Ara mengedarkan pandangannya di sekitar taman,

"Indah Nat, temannya bagus." Ara memandang wajah Natan

"Tentu, malam ini akan lebih indah dari malam- malam sebelumnya." Ara mengerutkan keningnya, Ara tidak menyadari Natan sedang memegang kotak kecil di tangannya.

"Maukah kita saling menjaga hati kita satu sama lain, hingga waktunya tiba dan kita siap untuk bersatu?" tatapan mereka dalam dan tenang saling memandang.

"Tentu." Jawaban Ara membuat Natan tersenyum dan memegang tangan Ara dan memasukkan cincin di jari manis Ara, cincin putih bermata biru, Ara yang baru menyadarinya tidak mampu berkata kata hanya menatap dan menatap Natan.

"Aku mencintaimu... Setidaknya dengan begini, aku separuh memilikimu."

"Kamu yakin dengan ini?" Ara menatap lekat wajah Natan, Natan mengangguk,

"Tapi seharusnya kamu bicarakan dulu dengan keluargamu, aku dan kalian berbeda."

"Di mata Tuhan kita sama."

"Tapi..." belum sempat Ara meneruskan pembicaraannya Natan lebih dulu membungkam bibir Ara dengan ciumannya, ciuman yang lembut membuat otak Ara kosong di gantikan kehangatan dan gairah, keduanya terengah- engah saat napasnya hampir habis, selanjutnya mereka saling berpelukan.

Mereka tidak tau Herlambang dan semuanya menyaksikan moment romantis mereka, tak lupa mereka menutup Mata Lexa saat adegan berciuman Natan dan Ara.

Natan masih memegang kotak dan menatap Ara,

"Apa kamu tidak mau memasangkan yang satunya lagi untukku?" Ara tersenyum dan meraih cincin yang satunya lagi, lalu memasangkan di jari Natan terus ciuman kedua berlangsung lagi bahkan lebih lama dari sebelumnya, Hingga Herlambang dan semuanya menahan napas dan merasa konyol telah mengintip Natan dan Ara, otomatis muka mereka tampak merona melihat itu, ketika ciuman telah selesai, mereka cepat - cepat masuk kembali dan duduk di ruang keluarga,

Ara menyandarkan tubuhnya di dada Natan dan menatap bulan purnama yang terang di temani bintang- bintang yang bertaburan,

"Apakah kamu bahagia malam ini..."

"Sangat bahagia Nat, aku sama sekali tidak menduga hidupku akan sebagaia ini." Ara duduk tegak dan menarik tangan Natan,

"Masuk yuk, aku tidak mau demam kamu kambuh lagi, angin malam tidak baik untuk tubuhmu sekarang." Natan mengangguk dan saling bergandengan tangan, masuk kedalam rumah, semua mata memandang Ara dan Natan secara bergantian dan pada akhirnya tersenyum bahagia.

Natan dan Ara duduk kembali bersebelahan, Lexa membuka pembicaraan dan memecah kesunyian,

"Kak Ara, cincinmu bagus... perasaan tadi hanya memakai satu cincin, sekarang jadi dua." Ara terlihat gugup mendapat pertanyaan dari Lexa,

"Kak barusan melamar Ara."

"Kenapa tidak melibatkan kami? kak Natan enggak seru."

"Anak kecil tau apa."Natan melirik Lexa, terus menatap Herlambang dan tang lainnya,

"Ma'af Ara lancang, dan kami hanya memutuskan berdua." Ara menundukan kepalanya.

"Kami semua setuju, terimakasih telah mengisi dan memberi warna dalam kehidupan Natan." suara Herlambang tenang.

"Tapi, apakah kakek tidak keberatan mengingat Ara dan Natan berbeda."

"Kalian cocok, kamu cantik, baik dan pintar, itu sudah lebih dari cukup."

"Ara tidak punya keluarga dan hidup di panti asuhan, apa tidak akan membuat keluarga kakek merasa..."

"Semua di mata Tuhan sama, Natan tidak perlu berhubungan dengan anak dari kolega bisnis kakek, Fano, Raya maupun Kolega bisnis Natan sendiri karena itu tidak akan ada yang mempengaruhi bisnis kami. untuk hal itu kami tidak mempermasalahkan, tidak ada yang bisa memisahkan kalian kalau kalian saling mencintai dan adanya kamu di keluarga ini, akan menjadi sumber kebahagiaan kami." Herlambang memotong pembicaraan Ara.

Ara menitikan air matanya, dan segera di peluk oleh Raya,

"Kami tidak perlu semua itu, kakek Herlambang, Nene Ros, papa Fano, mama, dan Natan sudah punya segalanya kalau perusahaan kami menjadi satu akan mengalahkan semuanya, yang kami cari sekarang kebahagiaan batin dan kamu adalah yang terbaik, jika kalian akan menikah besok juga kami akan dengan senang hati merestuinya."

"Terimakasih..." hanya itu kata yang keluar dari mulut Ara untuk mewakili semuanya.

"Kalian nginap di sini yah." Raya menatap Natan, Natan menggelengkan kepalanya,

"Sabtu depan saja mam, sebentar lagi Robi sampai untuk menjemput, besok aku mesti kerestoran mam."

"Baiklah, tidak apa- apa, Sabtu depan mama tunggu kalian."

Mobil yang di kemudikan Robi masuk kehalaman dan berhenti, Robi keluar dan memberi salam kepada semuanya,

"Selamat malam, Bos sudah siap kembali." Natan mengangguk dan berpamitan kepada semua keluarganya,

"Mama jaga kesehatannya, jangan capek- capek." Raya mengangguk,

Natan dan Ara masuk kedalam mobil, mobil perlahan berjalan meninggalkan kediaman Raya menuju Apartemen Natan,

"Besok jam 1 jemput!" Sebelum turun dari mobil, Natan mengingatkan Robi.

"Baik bos." Jawab Robi lalu meninggalkan Apartemen Natan.

Natan dan Ara berjalan bergandengan, dan sampailah ke depan pintu Apartemen, Natan dengan cepat membuka pintu dan menarik tubuh Ara masuk ke Apartemennya.

"Nat, aku tidur di kamarku aja."

"Tidur sama aku." Jawabnya datar, Ara diam tidak mau berdebat lagi, masuk kekamar Natan dan membersihkan diri, lalu memakai baju tidur.

"Kamu cuci muka aja jangan mandi, aku takut demam kamu naik lagi, sekarang saja badanmu masih hangat." Natan masuk ruang ganti lalu cuci muka dan gosok gigi di kamar mandi.

sebelum tidur, Ara memposting foto tangannya dan tangan Natan di akun Medsos yang sama- sama memakai cincin tunangan, dengan tulisan 'Kekuatan Cinta memberi kebahagiaan yang nyata,' sontak postingan Ara di penuhi dengan komentar, ada yang mengucapkan selamat, ada yang menanyakan siapa pasangan Ara, dan ada juga yang mengatakan tidak rela....

Ara tersenyum membaca komentar teman- temannya.

"Kenapa tidak pakai foto kita yang sedang berciuman aja, itu juga cincin tunangannya keliatan." Ara melotot, sepontan memukul dada Natan, Natan dengan cepat menangkap tangan Ara dan mencuri ciuman di mana- mana,

"Nat, jangan..." Natan tertawa, memeluk Ara dan berbaring di tempat tidur, Ara membalas berpelukan Natan lalu terlelap dalam mimpi yang indah, Ara dan Natan tidur begitu tenang.

Sedang di tempat lain seseorang mengepalkan tangannya ketika melihat postingan Ara, wajahnya terlihat mengerikan,

"Aku tidak akan melepaskanmu, Mela hanya wanita pilihan orang tuaku dan kamu wanitaku." Dia tampak mondar -mandir tidak tenang dan akhirnya dia agak tenang setelah pintu kamar di ketuk oleh seorang Wanita,

"Sayang sudah tidurkah? aku butuh kehangatan." suara manjanya keluar dari mulutnya, lalu perlahan membuka pintu kamar dan segera melompat memeluk prianya dan di balas dengan belaian dan kecupan panas lalu berakhir polos.

"Pernikahan kita tinggal 1 minggu lagi aku tidak sabar ingin memilikimu seutuhnya."

"Bukankah kamu telah mendapatkannya?"

"Belum secara hukum." jawabnya sambil terengah- engah.

wanita itu memeluknya, tetapi hati pria itu sedang memikirkan Ara...

Hanya dengan memikirkanya miliknya tidak dapat di kendalikan dan wanita di sampingnya menjadi sasaran pelampiasannya lagi dan lagi.

"Sayang aku sudah tidak kuat lagi." wanita itu terkulai lemas,

Pria itu pergi ke kamar mandi, mengenakan baju dan merenung di balkon kamarnya, memikirkan cara untuk mendapatkan Ara, wanita pujaannya,

*

Kadang yang kita miliki dan kita nikmati belum tentu yang kita harapkan tapi, dengan menginginkan yang lebih dan lebih lagi bukankah itu serakah dan tidak bersyukur namanya, entahlah...

*

Ara terbangun dari tidurnya, mendapati Natan masih mememeluknya, hatinya meleleh lalu mengecup bibir Natan sekilas dan perlahan melepaskan diri dari pelukannya dan membersihkan diri di kamar mandi, setelah selesai segera kedapur membuat sarapan lalu membangunkan Natan.

"Nat bangun," Ara menggoyang- goyangkan tangan Natan.

"Mmmm." cuma itu yang keluar dari mulut Natan, lalu tangannya menarik tubuh Ara dan memeluknya, tentu saja semakin nyenyak tidurnya, mencium aroma tubuh Ara yang habis mandi membuat Natan lebih rilex, Ara kesal dan berteriak.

"Natan bangun sudah jam satuuuuu." responnya sungguh luar biasa, Natan lompat dari tempat tidur dan lari kekamar mandi, tidak sampai 5 menit, Natan sudah selesai dan melihat jam dinding yang menggantung di dinding kamarnya.

"Araaaaa... akhhhh.... masih jam 9." teriak Natan kesal, Ara tertawa mendengarnya, siapa suruh susah bangun untuk menemani Ara sarapan, seleranya jadi hilang setelah membangunkan Natan terlalu lama dan tidak di respon.


next chapter
Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C100
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập