Tải xuống ứng dụng
17.33% KEMBALI PADAMU / Chapter 26: Akhir Cinta...

Chương 26: Akhir Cinta...

Siska menangis sepanjang hari meratapi nasibnya, menahan rasa sakitnya tetapi sangat sulit, mengingat tunangannya sedang bermesraan dengan saudaranya membuatnya ingin mati, apalagi melihat tubuh polos tunangannya untuk yang pertama kalinya tapi dengan wanita lain membuat hati siska hancur, kenangan indah dengan

tunangannya lenyap seketika berubah kebencian,

"Menjijikan... aku membencimu Dafa... semua waktu yang kita lalui ternyata sia - sia, kamu hanya menanamkan luka di kehidupanku, dan kenapa harus saudaraku... kamu tega sekali menghancurkan hidupku, bahkan keluargaku, aku bodoh.... bodoh sekali." Siska menangis lagi dan diraihnya Handphonenya untuk menghubungi Raya, karena hanya Raya tempat curhat ternyaman baginya, saat tersambung Siska mulai berbicara,

"Raya... kamu bisa kerumah aku tidak sekarang!" suara di ujung telepon terdengar serak.

"Kamu kenapa?" terdengar di sebrang telepon nada bicara Raya cemas.

"Kamu kesini sekarang, aku butuh kamu Ray!"

"Baiklah." Raya keluar rumah mengendarai mobilnya sendiri menuju rumah Siska, sesampainya di rumah siska, Siska terlihat tidak baik, dia sedang duduk dan bengong, mukanya sembab bekas airmata, Raya duduk di Sebelahnya,

"Aku udah batalin pertunanganku." Raya menatap Siska ikut merasakan kesedihannya dan memeluk Siska.

"Dafa selingkuh, parahnya dia selingkuh dengan sepupuku ... Aku menangkap basah mereka di kamar Hotel." Siska terisak lagi.

"Lebih baik ketahuan sekarang daripada terlambat." Siska mengangguk.

"Tapi aku sangat mencintainya, kita pacaran sejak SMP, tapi dengan sekejap semuanya berubah, dia selalu baik sama aku tidak ada cacat yang kulihat dari dia, dia begitu sempurna, kita nyaris jarang bertengkar tapi, yang dia lakukan sekarang keterlaluan, aku melihat dia seperti bukan dirinya." Raya hanya diam dan memeluk Siska,

"Nangis aja sampai puas setelah itu kamu akan merasa lebih baik."

"Makasih Raya... Kamu sudah begitu baik sama aku... ma'af jika aku ada salah sama kamu."

"Kamu mau kemana? lebaran masih lama." Raya sedikit bercanda, Siska memaksakan tersenyum.

malam itu Raya tidur di rumah Siska, karena siska tidak mengijinkan Raya pulang.

Raya menulis pesan buat Yuda.

"Sayank aku tidak pulang malam ini, aku menginap di rumah Siska, dia butuh aku sekarang." Raya menekan send, lalu Yuda segera membalas.

"Baik sayank... jangan malem- malem tidurnya! Love U..."

"Love U too." balas Raya, dan segera menaruh handphonenya lagi ke dalam tasnya dan mulai lagi mendengarkan Siska yang sedang curhat meluapkan kekecewaannya, setelah 2 jam menjadi pendengar setia Siska, akhirnya Siska lelah dan tertidur.

Raya menarik nafas panjang, Raya bisa merasakan sakitnya karena pengalaman Raya tidak jauh berbeda.

"Aku tau betapa sakitnya, jadi aku berharap suatu hari kamu mendapatkan kebahagiaan yang lainnya." Raya bergumam sendiri. Setelah itu tidur di sebelah Siska....

Tengah malam Raya terbangun, tetapi Raya sama sekali tidak melihat Siska di sebelahnya maupun di kamar, Raya masuk kekamar mandi untuk buang air kecil, tetapi baru saja Raya membuka pintu kamar mandi Raya berteriak,

"Siskaaaa....tolong ....!" Raya memeluk Siska sambil menangis, seluruh orang yang ada di rumah berlarian masuk kekamar dan kaget melihat Siska berlumuran darah... segera Siska di bawa ke Rumah Sakit, Raya gemetaran duduk di ruang tunggu sambil menangis berpelukan dengan mamanya Siska ...

Dokter keluar... mama Siska langsung berdiri dan menanyakan,

"Bagaimana keadaan anak saya Dok?"

"Untungnya urat nadinya tidak sampai putus, anak anda akan baik- baik aja."

Semua yang mendengar penjelasan dokter menghela nafas lega .

"Raya untung kamu nginep, kalo tidak Siska bisa- bisa terlambat di tangani, makasih Raya." Raya mengangguk pelan, badan Raya masih gemetaran dan setelah itu pingsan.

Yuda datang dengan perasaan khawatir melihat Raya yang lemas serta gemetar ketakutan, segera Yuda memeluknya .

"Aku takut yud... Siska."

"Siska akan selamat ... jangan khawatir, ayo pulang!" ajak Yuda, Raya mengagguk,

setelah pamit Yuda dan Raya pulang kerumahnya.

Sesampai di rumah Raya hanya terdiam melamun, jika mengingat Siska tergeletak berlumuram darah membuat Raya ketakutan.

"Aku gagal menjaga dia Yud."

"Bukan salahmu... semua terjadi di batas kemampuanmu."

"Ya aku tahu... tapi kalo aku di posisi yang sama aku juga mungkin akan melakukannya, cinta itu buta kita bisa menyerahkan semuanya bahkan hidup kita."

"Yakin kamu akan melakukannya?"

"Apa kamu akan menyakitiku lagi."

"Tidak, tapi apa yang terjadi di masa depan kita tidak akan pernah tau."

"Jika kamu menyakitiku lagi aku akan meninggalkanmu dan mencari penggantimu." Yuda menarik tubuh Raya kepadanya dan memeluk erat.

"Semoga kita selalu bahagia, kamu dan aku selamanya..."

"Aku juga berharap begitu." Yuda mengecup dan menekan bibir Raya dalam, Raya tersenyum dan membalasnya ...

*

Ketika cinta tumbuh diantara dua insan semua mampu melakukan apapun untuk kebahagiaan mereka, ada sebagian yang pergi karena bosan dan mencari penggantinya, tetapi.... ada sebagian tetap bertahan, menjaga yang mereka miliki selamanya serta memastikan mereka selalu bersama.

Cinta kadang menguras emosi ketika sangat mencintainya tapi harus merelakannya...

merelakannya bersama yang lain...

Cinta juga sering membuat kita lupa dan salah menempatkannya...

kadang cinta juga rakus ketika kita mencintai dua orang sekaligus dan tidak rela melepaskan salah satunya.

Hingga salah satunya merasa tersakiti.

***

Di Rumah Sakit Siska sudah sadar, tetapi perlu pendampingan, wajahnya pucat, sangat wajar karena darah yang keluar dari luka sayatan di tangannya cukup banyak. Mama Siska memeluk Siska erat.

"Apapun yang terjadi jangan tinggalin mama."

"Tapi mam."

"Tidak ada kata tapi."

"Siska mencintainya..."

"Ngapain kamu mencintai laki- laki yang tidak lagi mencintaimu, lupakan! itu lebih baik."

"Siska akan mencoba." Siska mengangguk tetapi airmatanya masih keluar dari sudut matanya, sulit melupakan kenangan bersama Dafa dan sulit melupakan rasa sakit yang iya rasakan karena penghkianatan Dafa, lebih sulit lagi menerima kenyataan kalo Dafa memilih keponakannya untuk menggantikan posisinya.

pintu ruang rawat diketuk, Raya muncul dari balik pintu, ketika melihat Siska sudah sadar, Raya bahagia, dia sempat berfikir akan kehilangan sahabatnya.

"Siska.... jangan buat aku takut lagi..." Raya terisak tidak bisa menahan air matanya dan memeluk Siska.

"Ma'af... Aku tidak akan melakukannya lagi."

"Iya jangan melakukannya lagi ... Jangan pernah, dia bukan orang yang tepat,dia bukan yang terbaik untuk kamu..." Siska mengangguk.

***

Satu bulan kemudian...

Kondisi Siska pulih dan beraktivitas seperti biasanya, Raya ikut bahagia...

"Sis... aku mau Nikah." Raya mengumumkan rencana pernikahannya di sela- sela makan siang mereka di kantin. Terdengar orang batuk dan tersendak makanan di sebrang tempat duduk Raya, Raya menoleh terlihat Alan yang tersendak, Raya berdiri dan membawa minumnya, kebetulan belum di minum, Alan meraihnya dan meminumnya sampai habis, setelah itu berdiri dan pergi tanpa mengucapkan apa-apa, Raya hanya menggelengkan kepalanya dan terdengar Siska tertawa...

"Bos aneh, di tolongin bukannya bilang makasih malah pergi begitu saja." Raya ngedumel,

"Gimana Si Bos mau bilang makasih Raya, sedang yang membuat dia tersendak itu gara- gara kamu..." Siska menatap geli.

"Mana bisa gara- gara aku."

"Memang gara- gara kamu, gara- gara Si Bos dengerin kita ngobrol, dan denger kalau kamu mau nikah."

"Segitunya ya." ucap Raya cuek,

"Si Bos masih suka sama kamu Ray..." Raya menghentikan makannya, teringat tatapan mata Alan, Alan yang menemani Raya saat patah hati, senyumannya dan waktu Raya mengobati memarnya..,

Raya menggelengkan kepalanya, Siska memperhatikan raut muka Raya,

"Kamu memikirkannya? Raya diam tak menjawab.

"woooiii..." Raya tersentak kaget.

"Apa sih kamu Sis... Tidak mungkin aku membuat dia jatuh cinta."

"Tapi dimatanya..." ucap Siska, Raya menarik nafas dalam, sebenarnya Raya sudah tau sejak lama perasaan Alan terhadapnya. Di Bali, Alan mengatakan rasa itu.

"Semoga dia mendapat yang terbaik."

"Terus kanu yakin mau Nikah sama Yuda? Kamu benar- benar cinta?" Siska menatap dalam Raya, Raya mengangguk.

"Ya aku yakin, semoga ini keputusan yang tepat dan terbaik."

"Iya Raya ... kamu berhak bahagia."

"Makasih Sis... semoga kamu cepet nyusul ya." Siska mengangguk, walaupun dia tidak yakin karena, saat ini dia sendiri dan belum menemukan pengganti Dafa.


next chapter
Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C26
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập