"Bibi Li, laksanakan perintahku seperti yang telah kuinstruksikan!" Su Wenyue berkata dengan suara dingin, nadanya tidak membiarkan ruang untuk keraguan.
Sejak insiden terakhir yang melibatkan cedera Su Hengyi, meskipun Su Wenyue tahu ia juga bersalah karena terlalu impulsif karena dorongan emosional—kekurangan kontrol karena akumulasi emosional dari kehidupan sebelumnya, yang hampir menyebabkan kerugian besar—ia merefleksikan diri. Pada saat yang sama, ia tidak lagi bersikap santai terhadap para pelayan. Seorang nyonya tidak selalu bisa bersikap lembut terhadap pelayannya, atau terlalu keras; keseimbangan antara kelenturan dan ketegasan diperlukan untuk mengelola rumah tangga dengan baik.