Pak Tresno melirik Jemin dengan dingin, "Terlepas dari apakah ayahnya masih hidup atau sudah meninggal, kata-katanya akan terus dilakukan. Jika kamu ingin melanggar keluarga orang tuanya, kamu akan menimbangnya dalam hatimu.
keluarga Tresno sudah berdiri lama, dan hanya sedikit orang yang melanggar perintah Patriark. kamu harus tahu nasib mereka yang melanggar sila keluarga. "
Ketika Jemin mendengar kata-kata itu, hatinya hancur dan berkata, "Saudaraku, kamu sekarang adalah kepala keluarga Tresno, kamu bisa ..."
Sebelum Jemin selesai berbicara, Pak Tresno mengangkat tangannya untuk menghentikannya, "Aku tidak akan membatalkan perkataan ayahku. Oke, ini sudah terlambat, pergilah"
Setelah berbicara, Pak Tresno berdiri dan pergi beristirahat.
Jemin memandang Pak Tresno dengan murung di belakang Pak Tresno, tapi dia tidak mengatakan apapun.
Jemin pergi tanpa tinggal di Jogja setelah melihat Pak Tresno.