Fitri mengambil Sasan dan duduk di kursi meja makan, meletakkan sumpitnya ke tangannya dan berkata: "Makan cepat, makan selagi panas untuk membuatmu berkeringat, dan cepat sembuh."
Di mata Fitri, Sasan adalah seorang anak seperti cucunya, dan dia tidak bisa membantu tetapi sedikit membujuk.
Sasan memandangi semangkuk besar daun ketumbar yang ditaburi sup mie panas beraroma dan menatap Fitri dan berkata, "Kakak, kamu tidak mau makan? Aku tidak terlalu lapar. Ayo makan bersama."
Fitri tersenyum dan berkata: "Masih ada mie kuah, kita semua makan. Kamu makan punyamu, milik kita masih di dapur."
Begitu dia selesai berbicara, Tara membawa dua mangkuk sup mie panas dan berkata, "Paman dan Bibi, kamu juga punya sedikit mie. Lana, kamu pergi ke dapur dan kamu akan mendapat bagian."
Fitri meletakkan meja kang di kamar ayahnya.
Pak Gaga berkata: "Kalau begitu aku juga akan makan malam."