Di dalam ruangan terdapat sesosok wanita terbaring dengan keringat di sekujur tubuhnya, sambil ter-ngah-engah.selang beberapa saat tiba-tiba suara ketukan pintu memecahkan keheningan ruangan tersebut.
"tok.took…tok.
Ibu Luli: ..silahkan,masuk''
Pintu terbuka dan 4 anak masuk dengan sopan.
Ibu luli: terimakasih,sudah berkunjung maaf kalo tempatnya seperi ini.
"Arif langsung memotong perkataan."bu sudahlah, lagi pula kedatangan mereka untuk membantu mengobati ibu.
Senyum terlihat di wajah ibu luli,dan dia berkata,memangnya penyakit ibu ini sudah di temukan obatnya, apakah mahal atau jangan-jangan kalian patungan untuk membeli obat ini.jika seperti itu, ibu akan ganti uang kalian,jika ibu sudah membaik.
Arif: ibu,tenanglah yang penting ibu bisa sembuh,yang terpenting sekarang adalah kesembuhan ibu.
Rini: sebaiknya kalian keluar dari ruangan ini.selebihnya biar aku yang urus.
Arif: izin kan aku tetap di sini aku ingin melihat pemulihan ibu ku"tampak enggan untuk meninggalkan ruangan itu
Rini: aku perlu konsentrasi penuh untuk meningkatkan keberhasilan, lagi pula metode yang ku gunakan memakai akupuntur jadi kamu sebagai lelaki tidak boleh ada disini meskipun kamu anaknya.jika sudah mengerti keluar lah
Arif:ibu,ibu."sembari tersedu-sedu."Rini,menatap bagas dan bola mata nya bergerak mengarah ke arif.
Bagas,pun mengangguk dan menarik tangan arif.ayolah biar rini melalukan tugasnya dengan baik.
"pintu tertutup,sekarang yang ada dikamar hanya rini dan ibu luli."
Rini: baiklah sekarang aku akan melepaskan pakaian bibi.
"Setalah di lepas,rini terkejut punggung putih dipenuhi luka memar dengat urat- urat seperti menggumpal di bagian perut.
Ibu: maaf ya memperlihatkan hal seperti ini padamu.
Rini: tenang saja bibi, lagi pula aku sebagai alkemis harus terbiasa dengan hal seperti ini,tadi aku hanya terkejut saja,soal nya bibi terus bersikap tenang dengan luka seperti ini.baiklah mari kita mulai,aku akan memur-nikan batu ini,sebaiknya bibi bemeditasi dan memfokuskan ke wadah mana.bersiaplah bibi, aku akan langsung menyalurkan energi ini.
Ibu luli: baiklah.aku sudah siap.
"Sebuah energi bercahaya hijau dengan hangat perlahan terserap dan perlahan mengembalikan vitalitas."wajah yang awal nya pucat kembali terlihat segar dengan aura kehidupan yang semakin terlihat jelas.
Rini: bibi, kita sudah ditahap akhir,sebaiknya bibi menahan karena ini akan terasa sangat menyakitkan,maka bersiaplah.
Suara teriakan terdengar hingga ruang tamu yang membuat arif cemas dan hendak melihat keadaan ibunya, sebuah tangan memblokir.mau kemana,bersabarlah aku bisa merasakan energi di dalam masih stabil,mungkin ini efek penyembuhan.
Baiklah.jika yang mengatakan bagas maka aku akan mencoba menenangkan diri.
Arif mencoba menenangkan pikiran, Perlahan tapi pasti ke khawatiran ditekan hingga terlihat tenang, seolah kepanikan yang terlihat jelas mulai memudar
Di ganti ketenangan.
Rini:baiklah bibi.aku akan menutup luka luar dengan ini sudah selesai.
Gelombang energi berpencar.setelah beberapa lama keluar lah rini dari pintu dan menutup lagi.untuk sementara waktu biarkan bibi luli beristirahat dulu.
Arif: bagaimana keaadan ibuku kenapa aku tidak boleh lihat,bukankah sudah selesai pengobatannya.
Rini: kau seperti anak kecil jika menyangkut tentang ibumu kau tidak pernah berfikir panjang ya. "Dengan wajah kesal tapi disisi lain inilah salah 1 yang membuat aku suka padamu,kau lebih memperioritaskan hal yang sangat penting untukmu tanpa memirkan hal apa yang akan terjadi padamu."