"Apa yang ingin kau lakukan?"
Cessie tergagap, ketika pria itu tiba-tiba membuka matanya.
Tian yang sudah sadar dari pingsannya langsung berusaha bangun meskipun tubuhnya terasa lemas dan serasa tanpa tulang.
Pria itu beringsut mundur dan menatap gadis berambut panjang yang diikat satu itu dengan sorot mata waspada.
Lalu, ia meneliti tempat di mana sekarang ia dan gadis itu berada. Ruangan seperti kamar, dengan penerangan dua buah obor di dua sisi kamar, lalu tidak ada ventilasi udara sama sekali.
"Ini di mana?" tanyanya pada gadis itu masih dengan sikap waspadanya.
"Istana Raja Kalajengking."
"Apa?"
Tian terkejut sampai ia bergegas turun dari tempat yang tadi ditidurinya.
Melangkahkan kaki untuk mencapai pintu ruangan itu meski terhuyung tanpa mempedulikan Cessie yang menatapnya dengan tatapan mata bingung.
"Kenapa tidak bisa dibuka? Mereka mengurung kita di sini?"