Mendengar pertanyaan Lian, Tian dan juga Sakti saling pandang. Begitu juga dengan Ibra.
Mereka seperti tidak mengerti apa sebenarnya yang dipikirkan oleh pria tersebut hingga akhirnya Lian bicara demikian.
"Kau ingin imbalan?" tanya Sakti pada Lian.
Hanya untuk meyakinkan pendengarannya saja.
"Apakah tidak boleh? Aku ingin imbalan atas apa yang aku lakukan, zaman sekarang, apa ada yang gratis? Tidak ada, apalagi untuk hal seperti ini, bukan persoalan yang sederhana, jadi aku tidak akan bersekutu pada seseorang yang tidak menjanjikan aku apa-apa."
Lian menjelaskan secara gamblang apa yang sudah ia pikirkan di dalam otaknya.
Ini membuat Tian menarik napas berat.
Ia tahu, Lian adalah pribadi yang sangat keras dan sulit dibujuk, tapi baru kali ini ia tahu, pria ini memang benar-benar bukan orang yang mudah untuk dihadapi.
"Kalau kami bisa membantumu untuk menemukan ibumu, apakah kau berjanji tidak akan sembarangan bertindak? Tidak akan bersekutu dengan wanita itu lagi?"