"I-iya oke!" Jeni mengikuti perintah tanpa bisa mengelak lagi. Padahal ia masih merasa bingung dengan kemarahan Wili saat ini. 'Apa mungkin Wili benar-benar telah cemburu?' pikir Jeni dalam hatinya. Ia harus diam saat ini mengingat raut wajah Wili yang benar-benar tengah murka.
Pun dengan Wili yang mematung dengan wajah kecutnya. Entah dia fokus dengan jalan raya, atau karena tengah memikirkan hal yang lain karena Jeni tak bisa menebaknya.
Dua insan yang kini telah kembali menjadi sepasang kekasih itu tak lagi banyak bicara. Keduanya hanya mematung dalam teka-teki masing-masing.