Aku sedang santai merokok di kantin di akhir jam pelajaran hari ini sampai 3 curut menerobos masuk.
"Elo jadian sama Shyntia No?"tanya Omen
"Kenapa?"tanyaku
3 curut menggeleng sambil ikut duduk. Obi di sebelahku,sedangkan Omen dan Roland di hadapanku
"Elo ga mikir perasaan Queen?"tanya Obi
"Cari perkara!"desis Omen
Hanya Roland yang belum bicara.Aku masih diam.
"Ngapain sih mesti jadian ma cewe lain lagi?"kali ini Roland terdengar gusar.
"Cuma buat mancing perasaan Queen"lataku santai.
"Oya?"tanya Obi dengan nada suara mengejek.
"Elo pernah mikir ga sih? terlepas dia belum beneran nyatain perasaan sukanya sama elo,mestinya elo tau kalo dia sayang sama elo,dia cuma nunggu elo maju"perkataan Roland membuatku mematung.
"Gue ga ngerti kalo elo ngambil jalan pintas kaya gini cuma buat mancing cemburu Queen,gue mikir malah bakal bikin dia berfikir kalo elo ga pernah mau sama dia,bego!"desis Obi.Bahkan Obi yang otaknya gesrek aja menghakimiku.
Kalian jangan kaget mereka bersikap seperti ini padaku. Sewaktu akhir semester kelas X,kami ber-4 tertangkap saat tawuran,intensitas kami yang sering tertangkap saat tawuran membuat kami berempat terancam hukuman drop out dari sekolah.Tapi Queen,Noniku menyelamatkan kami berempat.Saat eksekusi itu hampir terjadi,dia dengan berani menerobos masuk ruang kepala sekolah tempat kami di sidang.
.
"Ada apa Queen?" tanya kepala sekolah mengenal sosoknya,ga mungkin ga kenal kan? wong juara umum sekolah
"Saya mau bicara pak?"katanya terdengar serius
"Soal?"suara bu Silalahi,guru BP kami sekarang.
"Teman saya berempat ini!"katanya sambil menoleh ke arah kami yang sedang berdiri berderet.
"Apa maksud kamu?"tanya Kepsek
"Saya minta bapak kasih teman teman saya kesempatan!"katanya tegas.
Kepala sekolah tergelak.
"Mereka biang masalah,saya sudah terlalu banyak memberi kelonggaran,tapi mereka tetap bandel,terutama Omen Sumantri,dia sudah tidak naik kelas tapi masih berani mengajak teman temannya nakal,tawuran,bolos,saya ga punya lagi alasan untuk.membiarkan mereka tetap sekolah di sini" kata Kepsek.
Queen terdiam sebentar.
"Kalo gitu kita buat kesepakatan"katanya bersuara lagi,kami berempat hanya menyimak tanpa ada yang berani menyela.
"Kesepakatan apa?"
"Kesepakatan,saya menjaminkan diri saya buat mereka.Kasih saya waktu buat membuat mereka berubah,saya akan mbantu mereka belajar,saya akan mengawasi tingkah laku mereka,gimana?"
Kepala sekolah terbahak lagi bersama bu Silalahi.
"Apa yang bakal kamu jaminkan untuk saya?"tanya Kepsek lagi.
"Bapak boleh keluarin saya juga dari sekolah kalo saya ga berhasil dengan usaha saya"katanya santai tapi tegas.
Kami berempat terbelalak,begitu juga kepala sekolah dan guru BP kami.
"Queen ga harus seperti itu"suara bu Silalahi
"Kenapa ga? kalo saya punya keyakinan kenapa bapak sama ibu yang lebih pengalaman dalam dunia pendidikan ga punya keyakinan,teman saya cuma salah jalan dikit,toh mereka ga narkoba,saya berani menjaminkan kepala saya kalo mereka narkoba"katanya menyerang.
Pernyataan sukses membuat kepala sekolah dan bu Silalahi yang terkenal gualak banget bungkam.
"Pak ... bu ... kalian sebagai guru sering kali bilang,kalo sebenarnya ga ada anak bodoh dan nakal,mereka jadi seperti itu cuma karena kurang pengawasan atau karena ga punya rasa nyaman untuk belajar,mungkin kalo pendekatan itu saya yang lakuin di tambah ancama drop out sekolah,saya rasa bisa jadi shocking terapi buat mereka lebih mikir" tambah Queen.
"Tapi tidak harus dengan membuat kesepakatan kamu juga harus di keluarkan dari sekolah,seandainya kamu ga berhasil membantu mereka Queen. Sekolah ini bangga punya kamu sebagai murid di sini,kami ga punya alasan untuk mengeluarkan kamu dari sekolah"suara bu Silalahi melembut,guru sialan kalo sama anak pinter aja lembut,kalo sama anak bandel model kita berempat,suaranya bikin sakit kuping.
"Kalo saya ga buat kesepakatan seperti itu mereka bakal tetap anggap remeh bantuan saya bu,jadi mereka bakalan mikir,kalo mereka ga bisa saya ajak kerja sama,bukan mereka aja yang dikeluarin,tapi saya juga" katanya sambil menoleh ke arah kamu dengan muka garang.
Kami berempat menunduk,seperti maling yang ketangkap basah mencuri,asli auranya bikin geder. Omen aja yang tukang berantem dari tadi queen ngomong nunduk trus kok.
"Lagipula saya rasa bapak dan ibu butuh kepercayaan juga kalo saya akan maksimal sekali untuk membantu mereka belajar karena kesepakatan ini"lanjutnya menoleh lagi ke arah kepala sekolah dan bu Silalahi.
Dua orang penting di sekolah tampak diam berfikir.
"Gimana pak bu? saya ga punya banyak waktu,semester akhir sebentar lagi"kejar Queen,dia merasa di atas angin.
Kepala sekolah menghela nafas berat.
"Okey,kita sepakat! kalo sampai akhir semester ini nilai mereka tidak menembus KKM,walaupun itu bukan bidang studi utama,berarti kamu dan mereka berempat saya keluarkan dari sekolah"kata Kepsek.
"Deal pak!" kata Queen tegas sambil mengulurkan tangannya ke arah krpala sekolah.
"Saya harap kamu ga menyesali keputusanmu,tapi di satu sisi saya merasa bangga kamu punya keyakinan besar yang saya sendiri tidak punya,saya serahkan nasib mereka sama kamu,Queen!"kata Kepsek sambil menjabat tangan Queen,dan mengelus rambutnya.Modus juga nih aki aki.
"Siap pak,dalam hidup kita mesti trus menumbuhkan keyakinan,itu yang membuat kita trus tertahan ditengah kesulitan sekalipun"jawabnya.
"Nice Qoute Queen,ayo ikut ibu ke ruang BP untuk membuat surat perjanjian di atas materai.Yakin kamu,kedua orang tuamu ga akan marah?"tanya bu Silalahi
Queen tersenyum
"Justru kedua orang tua saya yang mengajarkan bagaimana saya bisa bersikap seperti ini,mereka akan terus percaya dengan apa yang saya lakukan,apalagi untuk suatu alasan yang menunjukkan bahwa saya punya empati"jawabnya tegas.
Bu Silalahi dan kepala sekolah tersenyum.
"Kamu terlalu cerdas untuk trus diajak beradu argument,bapak nyerah untuk menggoyahkan pendirianmu"kata Kepsek lagi.
"Dan untuk kalian berempar,berterima kasihlah pada teman kalian ini,kalo dia ga ada,kalian udah bapak tendang keluar"
Kami cengar cengir tapi langsung tertunduk lagi karena Queen udah melotot ke arah kami. Astaga,dia cantik sih walau melotot dengan tampang jutek,tapi auranya bisa membunuh,jadi kami memilih menunduk dari pada menantang menatapnya.
"Queen,ratuku"jerit Obi sambil berusaha memeluknya.
"Ga usah peluk peluk gue,mulai sekarang,elo berempat dibawah pengawasan gue, Gue bakal atur jadwal kalian belajar.Awas kalo elo semua ulangin lagi kelakuan.kaya sekarang,jaminannya gue! dengar ga lo!" bentaknya di hadapan kami.
Kami semua bungakam di hadapan guru cantik ini. Dan dia benar benar memaksa kami semua belajar. Kalo ada ruang malas malasan dia akan mengancam.
"Mau gue bilangin emak bapak elo kalo elo bakal di DO kalo elo masih ga nurit ma gue?"ancamnya dengan senyum menyeringai jahat.
Kami diam lagi tak punya pilihan selain menurut.Awalnya kami merasa bosan belajar,tapi cara dia menjelaskan sesuatu dan sabar juga,membuat kami menikmati moment belajar kami. Kami di bebaskan memilih untuk belajar di mana pun senyaman yang kami mau.Tak berhenti di situ,dia juga membantu mengerjakan semua tugas kami walaupun harus membuatnya kelelahan.Sampai kami menemukannya tertidur di depan laptop.
"Ga tega juga gue liat dia usaha keras banget gini"kata Omen pelan.
Kami berempat mematung memperhatikannya yang tertidur di kursi makan dengan menunduk di meja makan rumah Omen.
"Iya ... dia galak buat kita"bisik Obi
"Ga cuma elo No,yang bakal bersedia jagain dia,kita juga bakal pasang badan kalo nih cewe ada yang ganggu"kata Roland sambil menepuk bahuku.
"Termasuk kalo elo juga berusaha nyakitin dia,elo mesti hadepin kita bertiga"kata Omen tajam.
Aku hanya tersenyum.
"Gila elo bertiga pake ngancam gue kaya gitu,gue sayang banget ama ini cewe,masa gue sakitin"
"Karena elo sayang,dan dia sayang sama elo dengan cara yang beda kaya dia sayang ma kita orang,itu yang bikin elo lebih berpotensi nyakitin dia"catus Obi.
Aku menghela nafas, "Ya ... gue bakal lebih hati hati"
Kami lalu terdiam
"Antar pulang yuk,kita kawal"kata Omen mendekat ke arah Queen yang tertidur.
Akhirnya Kami mengantar dia pulang. Dan memang proses tak pernah menghianati hasil.Buah kerja kerasnya membuat kami akhirnya lulus dari hukuman,nilai kami mencapai KKM,walaupun nilai Omen paling mepet tapi dia tetap selamat.Dan itu juga yang membuat 3 curut begitu melindungi Noniku,secara diam diam mereka bergerak tanpa sepengetahuan Queen.Kalau mulai ada kakak kelas yang coba mengganggunya baik cewe atau cowo,Omen yang paling dulu maju.Termasuk juga kalo ada cewe cewe teman seangkatan kami yang bergosip atau apa pun yang berpotensi membuat Noniku celaka atau menangis,mereka langsung bergerak.Queen tak pernah tau,karena dia terlalu polos untuk mengerti kalo selain banyak orang yang mengaguminya,tak sedikit juga yang iri padanya.
Pernah dia hampir dimodusin dikantin,ketika dia mencariku.Untung Omen melihat,saat itu belum terjadi,Andrean berusaha mengintip bawah roknya dengan modus mengikat tali sepatu saat dia menanyakan keberadaanku.Queen mana mengerti saat Andrean berlama lama mengikat sepatunyatepat di hadapan dia yang berdiri.Tapi Omen mana bisa terima.Akhirnya Andrean habis kami hajar di luar sekolah.
"Berani elo gitu lagi,gue bikin elo berakhir di rumah sakit!"ancam Omen.
"Gue ga takut,emang elo siapa?? Queen juga bukan siapa siapa elo!"tantangnya.
"Oh nantangin gue lo?"kata Omen sambil menginjak jari tangannya yang terkulai di lantai karena dia tergeletak habis kami hajar.
Aku sudah geram,tapi Obi dan Roland menahan langkahku.
"Biar Omen No,mereka seangkatan,kalo elo,tar elo habis di balas mereka"bisik Obi.
"Gue ga takut"kataku kesal.
"Gue tau brother,tapi perang butuh strategi buat nunjukin kita punya taji,buakn bergerak pake emosi"bisik roland.
Aku akhirnya mengalah,dan memilih memperhatikan Omen yang terus menghajar Andrean.Perkataan Obi dan Roland terbukti,keberingasan Omen memang terkenal di sekolah dari dulu,dia tidak takut dengan siapa pun,termasuk ketika keesokan harinya Andrean beserta 5 orang anteknya mencegat Omen seorang diri.Tapi justru mereka semua yang bergelimpangan,Omen bonyok juga sih,tapi dia ga kalah.Dan kondisinya sukses membuat Noniku yang tidak tau apa apa jadi sibuk memgurusnya.
"Elo baik banget sih mau nolongin emak emak yang lagi dicopet? muka elo jadi bonyok gini"cerocos Queen sambil mengusap pipi Omen yang memar.
Aku sudah mengepalkan tanganku dari tadi melihat dia drama dihadapan Noniku.
"Gue kan ga mungkin diam kalo ada cewe yang kesusahan"katanya beralibi.
"Oh ... bikin melted"sahut Queen lalu mencium pipi Omen.
Aku melotot melihat Omen tersenyum penuh kemenangan ke arahku.Obi dan Roland terbahak melihat aku jealous.
"Ada kebakaran kaya nya"ledek Obi.
"Gue malah pikir udah angus bi"ledek Roland.
Aku menggeram,"Ayo Non pulang!" kataku menarik paksa tangannya.
"Tapi Omen No,ga kita bawa ke dokter aja"
"Ga usah tar juga baik sendiri,ga usah lebay deh,jawara berantem kaya dia ga bakal mati cuma di tonjokin doang"kataku kesal
3 curut terbahak,hanya Noni yang kelihatan bingung.
"Gue balik ya Men,kalo elo kenapa kenapa tar telepon gue ya! tar gue minta Nino temenin elo ke dokter"
OKEY STOP!!
Aku jadi terintrupsi karena mesti memceritakan 3 curut.Ga aneh kalo sekarang mereka terlihat kesal dengan keputusanku memacari Shyntia hanya untuk memanasi Queen.
"No,jadi antar pulang ga?"suara Shyntia menjeda curut menghakimiku.
"Jangan nyesel lo kalo si Noni bakal lebih jauh buat lo tangkep"bisik Omen bangkit sebelum aku jawab pertanyaan Shyntia.
Dua yang lain mengekor dibelakangnya meninggalkanku.
"Kok pada pergi?"tanya Shyntia.
Tapi mereka bertiga tidak menjawab sama sekali,kenapa dia bertiga yang keliatan sewot dibanding Noniku.Wajar kalo akhirnya mereka tau,Noniku juga udah tau kok kalo aku jadian dengan Shyntia.
"Sini Shyn! gue antar elo pulang sebentar lagi tapi ga mampir ya,gue mesti antar Queen"
Dia tersenyum sambil menghampiriku lalu duduk di sebelahku.
"Okey ... tapi weekend kita kencan ya!"
"Boleh"kataku sambil memeluk tubuhnya dari samping dan mencium pipinya.
Shyntia cekikikan.Lumayan kan kalo punya pacar gini,bebas mau aku ciumin juga.