Di parkiran aku angkat tubuh Noni lalu mendudukkannya di kap mobil mewahku. Posisiku Otomatis berada di antara kedua kakinya yang mengangkang karena dia mengangkat kakinya dan di letakkan di bamper mobilku.
"Non!! Kamu bahagia gak hari ini?" tanyaku.
Aku langsung mengubah kosakata elo-gue dengan aku-kamu tanpa mesti di minta dan dia juga begitu.
"Kalo kamu?" tanyanya sambil senyam senyum.
"Bahagia banget dong!" jawabku. Noniku mengalungkan tangannya di leherku.
"Kamu tuh jahat banget tahu gak sih?" keluhnya.
"Karena biarin kamu nunggu?" godaku. Noni tertawa sambil menunjukkan leher mulusnya, "Menunggu dan kesakitan" jawabnya sambil menatapku kali ini.
"Kesakitan karena aku yang terus menerus membawamu terbang, tapi, lalu mendorongmu jatuh ke tanah. Sampai kemudian kamu minta aku mengungkapkan rasa sayangku untuk memberikan kamu kepercayaan?" godaku mengulang perkataannya yang dulu aku rasa ambigu.
Noni tertawa tanpa suara, "Sejak kapan sih No, kamu sadar, kamu sayang aku?" tanya Noni sambil menatapku.
"Aku gak tahu pastinya, mungkin sejak pertama kali kamu memimpin kita sekelas nyanyi 'Indonesia Raya'" kataku. Noni tertawa pelan, "Terus kenapa kamu ga pernah bilang?" tanya Noni.
"Aku takut. Astaga Non, kamu cantik banget dan kamu pinter. Kamu punya semua hal yang bikin aku gak PD to say 'I love you'. Jadi aku takut buat nembak kamu, takut kamu tolak dan kamu menjauh" kataku jujur.
Noniku terbahak, "Astaga kirain aku doang yang gak PD. Kamu ganteng, brengsek ... "
"Brengsek?" protesku.
"Iya ... tapi sikap brengsekmu itu yang bikin aku suka kamu. Gimana ya, kaya terkesan laki banget. Aku ga suka cowo klemer klemer, jadi terkesan gak jantan. Kalo kamu kan bangor banget, suka tawuran, merokok, minum, kadang keliatan kasar tapi berkali-kali bikin aku melted. Kadang kamu marah-marah ga jelas, tapi abis itu ngalah kalo aku mulai merengek. Aku jadi ngerasa di jaga dan di manja sekaligus" jelas Noni tak terduga.
"Masa sih, aku emang kaya gitu?" tanyaku.
"Jiah ... ga sadar. Kamu marah sama kuah baksoku tapi tetap kasih aku makan bakso, karena tau aku suka banget makan bakso. Kamu marah kalo aku pakai baju kurang bahan, tapi kamu ngebiarin aku pakai baju sesuka hatiku kalo kamu ada di samping aku. Terus kesel kalo aku lama lama di Gramed tapi kamu tetap selalu ajak aku ke Gramed dan bayarin buku yang aku pilih. Aku sampai kepayahan nerima semua perhatian dan kasih sayang kamu" lanjutnya.
"Kamu sendiri, kenapa gak bilang?" tanyaku. Noniku menghela nafas, "Aku gak bisa bersikap kaya cewe cewe yang pernah kamu pacari, yang santai nembak kamu, mental mereka juara. Aku gak punya mental ke situ. Sama kaya kamu, aku juga takut di tolak, jadi aku milih nunggu"
"Kalo ternyata aku tetap takut buat nyatain perasaanku, kamu bakal gimana?" tanyaku.
"Aku bakal terus bertahan No, karena jauh dari kamu sama sakitnya kalo aku dekat kamu, jadi aku milih bertahan, minimal aku tetap bisa dapetin semua perhatian kamu, ngebantu semua kesulitan kamu dalam belajar, mengawasimu supaya tidak terlalu melenceng jauh" katanya pelan.
"Itu juga yang bikin kamu trus menerus bersikap biasa di depan semua cewe cewe yang jadi pacarku?" tanyaku lagi.
Noni mengangguk, "Sakit sih sebenarnya, tapi aku bisa apa, kalo aku nunjukin sikap jealous, iya kalo kamu faham, kalo gak? Bikin aku makin sakit kan. Soalnya sakit banget No, kalo kamu sampai gak perduliin aku. Jadi aku pendam aja dan nikmatin rasa itu sendiri" katanya pelan dan menunduk.
"Astaga Non ... maafin aku!!" kataku sambil memeluk kepalanya dan menciumi kepalanya. Noni mengangguk pelan dalam pelukanku. "Padahal alasan itu yang bikin aku nerima pernyataan cewe cewe itu. Untuk memancing keluar rasa cemburumu" curhatku.
Noniku tertawa pelan sambil melepaskan pelukan kami, "Kalo gitu benar dong ya, yang aku bilang?" tanya Noni.
"Soal?"
karena ketakutan yang belum tentu terjadi" ungkap Noni. Aku tertawa tanpa suara, "Iya kamu benar. Aku ribet banget kalo kamu di deketin cowo, tapi gak pernah berani bilang kalo alasannya karena aku cemburu ... "
"Tapi pas kamu nerima Febry, aku sebenarnya hampir bilang kalo aku kesal dan cemburu. Tapi aku tetap gak berani, akhirnya cuma berani curhat sama Karin tayang tayang" godanya. Aku tertawa, "Anak juragan minyak tau soal perasaan kamu sama aku?" tanyaku kaget.
"Sinta juga" tambahnya.Aku menggeleng pelan, "Kok bisa mereka berdua gak bilang sama aku? Malah terkesan jauhin aku sama kamu?" keluhku.
Noni tertawa, "Kita bertiga tuh bidadari, pantang buat kita nembak cowo duluan. Di mana mana tuh cewe harus nunggu. Cowo yang mesti maju dengan cara berjuang merebut hati kita, itu yang bikin kita berharga sebagai seorang perempuan" sanggah Noni.
"Kalo cowonya gak maju maju?" tanyaku.
"Ya berarti gak beneran suka atau pengecut"
"Kalo kamu mikir ke aku gimana?"
"Kamu ga beneran suka aku, makanya kan aku minta kamu ungkapin buat kasih aku kepercayaan dan keyakinan"
"Trus kalo aku tetap ketakutan?"
"Aku bilang, aku bakal tetap bertahan sampai batas di mana aku gak punya alasan lagi buat aku bertahan lagi"
"Alasan apa misalnya?"
"Ya mungkin kalo akhirnya kamu nanti menikah sama orang lain, gak mungkinkan aku jadi pelakor"
"Kalo karena suatu keadaan, trus kita pisah dan ga bisa ketemu?" cecarku.
"Ya ... aku bakal bertahan sampai aku terbiasa tanpa kehadiranmu, lalu setelah aku merasa mampu, baru aku bakal kasih kesempatan orang lain mencoba. Aku gak akan benar-benar lupain kamu, seandainya kita mesti pisah dan gak bisa ketemu, karena hal terberat untuk melupakan seseorang itu bukan karena orangnya, tapi karena kenangannya. Nah, kenangan itu yang bakal tetap aku simpan, kamunya sih mungkin bakal aku lupa" jelasnya.
Aku terdiam.
"No ... aku itu tipe yang susah banget jatuh cinta, karena aku lebih percaya apa yang hatiku rasa. Aku gak bisa kalo hatiku tidak mengiyakan. Dan hatiku mengatakan iya padamu. Jadi seberat apapun situasi yang bakal aku hadapin, karena aku sudah memutuskan menyayangimu tanpa syarat. Aku bakal terima kamu dan terus bertahan. Anggap aku bodoh seperti yang Karin dan Sinta bilang" ungkapnya.
"Non, jangan pernah menyerah ya, buat terus dekat sama aku!!" pintaku memohon.
"Apa karena statusmu yang masih pacaran sama Febry?" godanya, Aku cemberut, "Iya ... " kataku kesal.
"Iya, Ino sayang!! Tapi kayanya kamu bakal butuh waktu lama buat mutusin dia, astaga itu cewe keras kepala sekali" ledek Noniku.
"Dia sih bukan keras kepala, tapi muka tembok!" keluhku. Noniku ngakak sekarang.
"Makasih ya!"kataku.
"Untuk?" tanyanya.
"Bersedia aku grepe grepe!" godaku. Noniku terbahak lalu mendorong tubuhku menjauh dan dia meloncat turun.
"Mau kemana?" tanyaku menangkap tangannya.
"Masuk mobil! Pulang yuk!" katanya. Aku mengangguk, memang udah malam sih. Pas aku telepon mamanya, aku janji gak ngantar dia pulang malam malam.
Di mobil malah kami berciuman lagi.
"Lama lama aku bisa hamil di grepe grepe trus sama kamu!" keluhnya sambil memperbaiki roknya lagi. Aku tertawa, "Aku tar cari cara biar kamu gak hamil" godaku. Noniku melotot ke arahku.
"Becanda Non! Kaku amat!" kataku. Noniku tertawa.
💞💞💞💞💞
"Aku masuk ya?" tanya Noni saat mobilku berhenti depan rumahnya.
"Yap, thank's for the day oke?" kataku. Noni mengangguk, lalu mengeluarkan kado dari dalam tasnya, "Nih kadonya" kata Noni sambil menyodorkan kotak kado itu.
"Isinya apa?" tanyaku penasaran.
"Dua kotak durex" jawabnya asal. Aku ngakak, "Buka ah, mau aku pakek sekarang, biar kamu gak hamil" kataku dengan senyum jahil, lalu ku buka kertas kadonya.
"Buka aja, aku siap makein kok" goda Noniku.
Aku menatap Noniku sambil cengar cengir,dan aku terbelak kaget saat aku menemukan kotak jam tangan bermerk favoritku, "Pantes mau pakein" keluhku sambil membuka kotak jam tangan itu.
"Sini aku pakein" kata Noni mengambil jam tangan dari kotaknya. Aku cengar cengir saat jam tangan terpasang, "Kamu ngerampok siapa, bisa beliin aku kado ini?" tanyaku.
"Aku minjem kantong ajaib doraemon" godanya.
"Oya?" kataku sambil menarik lengannya, agar tubuh Noniku mendekat padaku.
"Disini banyak setan juga ya? Kamu jadi mau perkosa aku!" godanya
"Banyak banget, sampai aku gak tahan dengarnya dan jadi tergoda" kataku sebelum.mencium bibirnya lagi. Noni meladeni ciumanku sebentar, lalu nendorong bahuku sampai ciuman kami terlepas.
"Tar bodyguardku keluar, ga lucu kan mereka mergokin, tar penjagaan di perketat, kamu malah gak bisa lecehin aku lagi" katanya santai. Aku ngakak lalu mengacak rambutnya, "Ya udah, sana masuk, kalo gak aku tarik lagi" kataku sambil mendorong punggungnya. Noniku membuka pintu mobilku, "Makasih ya, Ino nya Noni" katanya sambil mencium pipi kanan kiriku lembut, lalu keluar mobil.
Setelah mengantar Noniku pulang, aku bergegas pulang ke rumah. Tepat saat trio curut bersiap pulang. Aku langsung lompat ke kasur sambil jerat jerit.
"Gila noh temen elo!" komen Omen.
"Kesambet!" jerit Roland
"Sakit jiwa!" cetus Obi. Aku malah cengar cengir, "Woi, ga nginep lagi?" tanyaku melihat mereka sudah mencapai pintu masuk kamarku.
"Ogah! Tar gue ketularan gila!" tolak Obi. Dan trio curut beneran pulang.
Aku langsung membuka akun IG ku dan memposting foto yang diam diam aku ambil. Foto dirinya yang sedang menarik tanganku. Fotonya aku buat blur. Keindahannya cukup aku yang tahu.
💘💘 Finally, I got you ... thank for today. I promise you, i will try to learn from my mistake 💘💘
Tulisku sebagai caption. Dan aku mengunci kolom komentar. Pas aku rapi mandi, suaranya sudah terdengar di handphoneku.
📲 "Ino ... itu foto aku ya?" tanyanya manja.
📲 "Bukan, foto pacarku itu!" godaku.
📲 Noni tertawa, "Kenalin sih? Kok mukanya gak kelihatan?"godanya.
📲 Gantian aku tertawa, "Ga usah deh, tar kamu jealous, kamu tar gak bisa menye menye sama aku" balasku.
📲 Noni tertawa lagi, "Jangan jangan selama ini foto yang selalu kamu posting tapi gak pernah keliatan mukanya itu foto pacar kamu juga ya?"
📲 "Kok kamu tau, stalker ya?" godaku
📲 Termasuk foto yang kamu bilang foto calon istrimu?" godanya lagi.
📲 "Yap. Tepat sekali. Keindahan pacarku itu cuma buat aku aja Non, yang lain gak boleh tau!" cetusku.
📲 "Tapi kamu posting di sosmed?"
📲 "Karena aku mau dia baca dan mengerti apa yang aku sampaikan, dan foto yang aku posting buat menyakinkan dia, kalo dia orang yang aku maksud dalam captionku" jelasku.
📲 "Oh ... melted ... kenapa gak kamu sampaikan langsung aja?"
📲 "Kalo dekat dia, aku mendadak menjadi bego Non, jadi buntu otakku, abis aku jadi lebih fokus sama wajah cantiknya" rayuku.
📲 Noniku tertawa lagi, "Aku mau niru kamu ah, tapi karena aku pinter nyanyi, jadi aku bakal pakai lagu buat menyampaikan perasaanku sama pacarku" godanya lagi.
📲 "Oh ... seperti yang waktu kamu nyanyi lagu 'hivi' ya?"
📲 "Gitu deh!!"
📲 "Meski bibir ini tak berkata bukan berartiku tak merasa, ada yang berbeda di antara kita. Dan tak mungkinku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara, karena aku, inginkan kau ada di hidupku" aku menyanyikan ulang lagu itu.
📲 "INO .... !!! Sebel ih kamu bohong bilang gak hafal" jeritnya kesal.
📲 Aku terbahak. Udah kebayang sama aku, wajah kesalnya yang bikin gemes, "Mangkanya gak udah kode kodean, langsung ngomong aja!"
📲 "Dih mana bisa ... "
📲 " Kenapa?"
📲 "Pacarku ganteng, kalo deket dia aku suka jadi lupa mau ngomong apa. Aku soalnya suka deg deg an gak jelas gitu!"
📲 "Deg deg an gimana?"
📲 Deg deg an, soalnya dia suka banget grepe grepe aku. Astaga ... ampe kakiku lemas" keluhnya jenaka.
📲 Mau gak mau aku terbahak," Kenalin dong ke aku!" godaku.
📲 "Kalo cowo yang ini pasti aku kenalin, soalnya pasti kamu suka, aku sama dia!"
📲 "Masa?"
📲 "Iya Ino ... soalnya sama sama brengsek. Kamu kan kalo aku di deketin cowo yang gak brengsek marah marah trus, sampe aku ilang minat, kalo di kerubutin cowo brengsek kamu anteng"
📲 Siapa dah?"
📲 "Itu, trio curut sama satu kampret. Kurang brengsek gimana?"
📲 Aku tertawa, "Udah ah Non, bobo sana, udah malam, tadi juga kamu udah cape jalan jalan, cape di grepe grepe juga, sekarang bobo ya ... Aku juga ngantuk!" perintahku.
📲 Noni tertawa lalu menurut, "Night No!"
📲 "Night Non!"
Lalu sambungan telepon kami terputus. Status baruku dengan Noni adalah kado terindah. Aku akhirnya terpejam setelah mentransfer uang ke Noniku, untuk mengganti uangnya yang dia pakai untuk membeli kado ulang tahunku. Kasihan ... harganya terlalu mahal. Pantas dia ngeluh boke trus. Uang saku bulanannya, di pakai buat beli hadiah buat aku. Tak lama kemudian aku terlelap.
— Chương tiếp theo sắp ra mắt — Viết đánh giá