Tải xuống ứng dụng
3.17% Istri Sang Juragan / Chapter 19: Penguasa Atas Dirinya

Chương 19: Penguasa Atas Dirinya

Dua anak kembar itu menangis dan meronta-ronta dengan ibunya bahkan ayahnya pun tak bisa membujuknya. Murni mendekati si kembar Ronal dan Rendi, membungkuok kepadanya dan membisikkan sesuatu, kedua anak itu mengangguk, berhenti menangis, lalu mereka berdiri menggandeng tangan Murni kira kanan. Kedua anak itu tertawa, melupakan akting menangis mereka tadi. " Dadah nenek, dadah ibu, dadah tante....kami jalan dulu", si kembar melambai ke arah mereka. "Hei....mau kemana?" Hasnah melompat dari tempat duduk ." Jalan-jalanlah weee", Ronal menarik mata kirinya , lidahnya menjulur ke Hasnah.

"Ikut nah". "Ga boleh" Rendi mendorong Hasnah. " Rendi Ronal...ingat kata bunda tadi apa?" Murni menggoyakan ibu jarinya ke mereka berdua. Si kembar menjadi manis sikapnya dan menarik tangan Hasnah mengajak ke mobil, Rita tak mau ketinggalan, ikut juga.

Murni hanya membawa mereka ke pelabuhan.

Sore hari begini pelabuhan atau dermaga ini sangat ramai, para pemuda banyak yang duduk santai dei tepi pelabuhan. Beberapa kapal kecil sandar ke pelabuhan, aktifitas bongkar muat barang terlihat ramai, banyak ikan-ikan sungai segar dan kering baru saja datang dikerumuni banyak orang. Buah semangka dan Labu besar-besar menarik perhatiannya. Meski Richman tidak suks semangka tetapi dia sangat suka. Murni membeli hingga beberapa biji untuk dibagikan nantinya ke Raudah dan Mbo Minah. Ia juga membeli ikan ikering Haruan (gabus), ikan kering dan ikan salai ¹ ( ikan asap) dari desa enggalam². Murni mrmbayangkan Citarasa dan aroma khas ikan asap ini ketika di masak. Rasanya yang enak bukan karena racikan bumbu namun pada proses pengasapan yang menggunakan panas bara kayu pohon Jeluma³.

Tak lama KM Mahkota datang, sandar sebentar kemudian melanjutkan perjalanannya kembali ke kota Melak.

Seorang penumpang turun nampaknya ia turis asing dan lansung menarik perhatian warga. Kota Bangun meskipun kota kecil sering juga didatangi turis mancanegara. Turis asing itu nampak kebingungan, begitu juga warga yang berkerumun juga bingung tidak bisa menjawab dengan jelas pertanyaan si Bule.

Murni mendekati turis asing dan bertanya apa yang bisa bantu. Biule itu bernama Rafael dari New Zaeland. Murni terlihat berdialog dengannya sehingga menimbulkan keheranan Rita dan Murni, juga warga lain yang mengenalnya. Bukannya Murni buta huruf, kenapa dia bahasa Inggris, tanya mereka heran.

Murni mengantar Hasnah dan Rita serta dua kurcaci kembar, lalu ia mengeluarkan belanjaannya tadi dan meminta Mbo Minah memberikan sebagian ke Raudah . Kemudian kembali lagi ke pelabuhan menjemput turis itu dan mengantarnya ke kecamatan. Di rumah Hasnah dan Rita bercerita kepada Mbo Minah tentang Murni yang bisa bahasa Inggris. Zul mendengarkan serasa tak percaya. Ia tercenung. Bintang Kejora itu semakin bersinar.

Rupanya Rafael kesasar harusnya ia tidak turun dari kapal, tujuannya masih jauh ke tanjung Isuy, ia harus meneruskan perjalanannya naik long boat* besok pagi. Karma kapal yang menuju Melak adanya tengah malam nanti.

Murni menelpon Om aji menceritakan tentang turis asing itu, Om Aji menyusul datang ke kecamatan. Lalu pak Camat dan om Aji membawanya ke Resort AHR.

****

Malam itu terjadi diskusi yang hangat di Resort Aji, antara pak Camat dan Rafael. Lima orang itu duduk di teras Resort di bawah terang purnama. Murni dan Richman hanya menjadi pendengar saja. Murni lumayan mengerti dan dapat menangkap apa yang bicarakan, tetapi Richman banyak tidak nyambung dengan pembicaraan mereka. Ia hanya fokus mengotak atik laptop main games diam-diam di meja yang berbeda.

Rafael seorang peneliti dari Lincoln University, New Zaeland, dia sedang melakukan observasi penelitian tentang sejarah kebudayaan bangsa Kutai.

Pak Camat seorang sarjana lulusan Ilmu Pemerintahan di Bandung, ia sangat pandai. Cara bicaranya sangat meyakinkan, ia bercerita tentang daerahnya, "Kota Bangun adalah sebuah daerah wisata air yang tersebar di beberapa wilayah pemukiman penduduk. Danau Melintang, salah satu tempat dimana daerahnya begitu teduh menyimpan keindahan yang tiada duanya ketika matahari baru akan terbit dan menjelang tenggelam. Kicauan burung dan tenangnya aliran air sungai menambah asyiknya menikmati pesona danau yang memiliki teman akrab bernama Danau Semayang ini. Ketika air Sungai Mahakam surut, kedua danau tersebut akan menyatu. Pada malam hari ketika air Sungai Mahakam sedang naik, kedua danau itu memisahkan diri dengan posisi Danau Melintang.

Pak Camat bercerita begitu nenarik hingga yang mendengar terhipnotis olehnya. Begitu juga Murni. Tapi tidak begitu dengan Richman. Ia tidak mengerti.

Agaknya Rafael juga terpesona dengan cerita pak Camat, ia membenarkan posisi duduknya serius mendengarkan. Pak Camat semakin bersemangat, "Kota Bangun memiliki peradabannya sendiri, Danau Semayang dan Danau Melintang hadir sebagai mata pencaharian penduduk yang bermukim di sepanjang jalur sungai dan danaunya. Disana juga terdapat sebuah desa, namanya Desa Melintang, desa terapung khas Kalimantan di atas Danau Melintang yang lebih mirip dengan lautan luas. Banyak perahu yang dirakit dengan tiang-tiang penyangga agar desa tersebut tetap kokoh meskipun angin yang bertiup sedang tidak bersahabat".

Om Aji dari tadi tidak bersuara, tangannya terbuka, nenyilahkan pak camat bercerita, Rafael juga setuju.

"Selain itu di kota bangun ada cerita tentang hilangnya sebuah kerajaan secara misterius, namanya Kerajaan Sri Bangun", pak camat bersuara pelan. Murni jadi merinding. Pak camat meneruskan, " kerajaan ini dulu pernah ditaklukkan oleh Kerajaan Kutai Martadipura. Kerajaan ini disebut-sebut menghilang secara gaib. Konon dulu pada zaman kerajaan martadipura berkuasa, pihak kerajaan sri bangun tidak mau lagi membayar upeti kepada pihak kerajaan martadipura. Lalu mereka (orang-orang sri bangun) memutuskan untuk mengadakan  upacara (ritual) untuk menggaibkan kerajaan dan orang2 mereka. Sehingga mereka bebas dari kekuasaan kerajaan martadipura", pak camat menarik panjang agak berat, suaranya agak parau. Om Aji mengambilkannya air mineral.

Mereka menunggu pak camat meneruskan ceritanya. "OK wait a minute!" Dia menarik nafasnya dan lanjut bercerita.

"Sampai sekarang kerajaan Sri Bangun memang masih menjadi misteri bagi para sejarawan dan penduduk kota bangun khususnya. Bagi para sejarawan misteri kerajaan ini mungkin terletak pada minimnya bukti-bukti sejarah guna mengetahui tentang kerajaan ini pada masa lampau. Bagi masyarakat kota bangun misteri kerajaan ini adalah sebuah cerita "peristiwa gaibnya kerajaan Sri Bangun". Masyarakat kota bangun saat ini masih meyakini mempercayai keberadaan kerajaan ini sampai sekarang ini, namun keberadaannya ada secara gaib". Pak camat mengakhiri ceritanya.

"this is amazing", Rafael bertepuk tangan berdiri, Om Aji juga. Murni ikut-ikutan bertepuk tangan di kursinya.

" I will be there", katanya. Om Aji dan pak Camat bingung. "Ooh...Melintang". Rafael menjelaskan maksudnya. "I want to come too", om Aji punya keinginan yang sama. "Me too", Murni mengacungkan jarinya. Kemudian ia tersipu malu. Mereka tertawa melihatnya. Richman kebingungan. "Richman, antar kami kesana", perintah om Aji. "OKE! " Richman menjawab pasti. Kalau kalinat terakhir ini ia jelas mengerti. Mereka serempak tertawa.

***

Sudah satu bulan Om Aji disini, dia sibuk melakukan banyak hal yang memakan fisik. Kesibukan memang membuatnya bersemangat, di tambah adanya cucunya dan menanti yang baru ditemukanya membuat hidupnya lebih berarti. Kehadirannya tentu saja membuat Richman dan Murni menjadi lebih lengkap sebagai keluarga. Richman dan Murni lebih membutuhkannya daripada Rozak dan Dewi, 2 orang ini lebih mapan dan dewasa menjalankan kehidupannya. Hal ini berbeda dengan Richman yang berusia 23 tahun dan Murni yang 18 tahun, selama ini mereka menjalani kehidupan yang pahit secara mandiri tanpa bimbingan dan arahan orangtua. Meski mereka biasa dalam kemiskinan tetapi mereka tidak siap dengan kekayaan. Selama 2 bulan kehidupan mereka berdua, dengan serta mereka sudah hidup bergelimpangan dengan harta, segala yang mereka butuhkan datang begitu saja tanpa diminta. Hal ini tidak baik bagi mereka ke depannya. Beruntungnya mereka orang yang baik dan sederhana, jadi tidak kaget menjadi orang kaya baru (OKB), memiliki cita-cita yang mulia, dan yang penting mereka tidak menjadi sombong. Hanya saja sifat spontanitasnya Richman yang cenderung mengambil tindakan yang tanpa perencanaan membuat dia tidak bijak mengelola keuangannya. Tentu saja kehadiran Om Aji berada pada waktu yang tepat sebagai 'seft control'. Om Aji sangat bersyukur kedua cucunya ini memiliki kemampuan untuk membimbing tingkah laku mereka sendiri. Hal ini karena mereka memiliki kecerdasan tersembunyi atau lebih tepatnya mereka memang beruntung. Bedanya sekarang Richman dan Murni menuju proses berkembang. Sedang ia sendiri sekarang sedang proses 'tumbuh' kembali menjadi muda kembali bersemangat kembali, atau lebih persisnya ia harus memikirkan dirinya sendiri secara sederhana. Om Aji tersenyum. Menyadari boleh dikata dia sudah tua, tetapi ia suka meledak-ledak seperti Richman juga. Bedanya dia lebih dia lebih pandai tentunya. Om Aji menuliskan rencana-rencananya dalam buku agendanya.

Di tempat yang berbeda Murni menuliskan pula rencana dan cita-citanya di buku agenda pink miliknya.

Richman mencari Murni dengan jarinya, tetapi ia tidak menemukan Murni disisinya. Richman melompat dari tempat tidur keluar kamar, lalu menemukannya di tertidur di sofa dengan buku agendanya. Perlahan Richman mencium keningnya. Murni membuka matanya, dengan manja ia mengulurkan tangannya," gendong!" Richman tertawa. Richman mengangkat tubuh ringannya, Murni tersenyum menatapnya, " Rich...kamu harus tau, beruntungnya aku, orang yang kunikahi adalah kamu," Richman tertawa istrinya sudah pandai merayunya. "O ya", Richman balas menggodanya. Murni cemberut. Richman gemas melihatnya dan menggingit dadanya. " Aww!' Murni berteriak. Untungnya mereka tak punya tetangga. Richman menggigit lehernya, meninggalkan banyak jejak ditubuhnya. Murni tanpaknya tidak mau menyerah ketika tubuhnya dipenuhi tanda dimana-mana, dengan segera dia berbalik naik keatasnya dan mrmbuat suaminya merintih pula. Malam ini Murni sepenuhnya berkuasa atas tubuh suaminya hingga terkulai tak berdaya.

________________

¹ Ikan Baong, Lais, Bentilap dan Patin bisa dibuat ikan salai dijual ditempatnya antara Rp 150 hingga Rp 175 ribu / kg.

² Desa Enggelam Kecamatan Muarawis Kutai Kartanegara

³ Kayu sejenis bakau yang tumbuh di sekitar danau Semayang dan Melintang, Kotababgun, Kutai Kartanegara.

* alat trasportasi legendaris di Mahakam Ulu, perahu yang terbuat dari gabungan beberapa kayu dengan mesin tempel menjadi pendorongnya.


next chapter

Chương 20: Cinta Tanpa Batas

Om Aji tiba-tiba muncul lewat pintu dapur.Tumben banget. Biasanya Richman dan Murni yang pergi ke AHR setelah sarapan, mereka berada disana hingga sore atau malam. "Yuk Sarapan dulu, om", Richman menarik kursi untuk Om Aji duduk.Richman membuaykan Milo panas untuk Murni, dan nasi goreng. Richman mengambilkan nasi goreng untuk om Aji. Om Aji mendorongnya piring tersebut, " aku sudah kenyang", dia menepuk perutnya. Richman mengambilnya lagi untuk dirinya. " Minum?" Richman menawarkan lagi. " Minum Milo aja om....enak....rasanya beda", Murni meminum milo panas dengan nikmat. "Enaaaak", dia meminumnya seperti anak kecil yang lagi manas manasin temannya dengan makanan. Richman tertawa dengan ulahnya. Om Aji mengerutkan keningnya. Richman sangat memanjakan istrinya. Dia sudah sering melihat Richman membuatkan makanan dan minuman untuknya. Berbeda sekali dengannya, dia selalu dilayani istrinya. Ia menarik nafas dan menggeleng-gelemgkan kepala. "Kenapa, om....pengen ya", Murni menggodanya lagi. " Om minum kopi aja...enak juga", Murni malah menawarkan minuman lainnya, Murni menuangkan milo dari teko ke mugnya lagi sampai habis. Mug cantik warna pink bertuliskan namanya. Om Aji melotot, Murni tertawa senang. "Sabar ya om", Murni berdiri dari kursinya tangannya menepuk-nepuk pundaknya. "Jangan marah...nanti jodohnya jaauuuh". Om Aji terkejut. Apa Murni bisa meramal? dia seperti tau fikirannya. Murni membuatkan susu jahe untuk om Aji di Mug bertuliskan Aji Na Moto. "Nih ada nama om", Murni tertawa sambil menunjuk tulisan di Mug. Busyet ni anak keterlaluan. Murni tertawa geli Richman juga, mereka kompak mengganggunya pagi-pagi. Eh Bukannya dia yang mengganggu mereka.

"Man.... Mur....temani om ke tempat mbo Minah", om Aji bicara serius. " Mbo gak jual nasi kuning lagi, Om", Murni gak mau serius kalau ngomong. "Siapa bilang aku mau nasi kuning...!", Om Aji kesal. "Terus ngapain kesana pagi-pagi", Murni berlagak lugu. Tapi bibirnya melekung lebar." Om....kita harus bawa persiapan....". Benar nih Murni memang punya indra ke enam. Om Aji menatapnya tajam. "Betul katamu....harus ada persiapan...", Richman bingung. Mereka bicara pake telepati. Kok nyambung. Om Aji mengeluarkan sesuatu dari tangannya. Kotak Perhiasan. " Untuk apa ini?" dia bingung. "Aku mau melamar mbo Minah" Suara om Aji tegas dan mantap. Murni menjentikkan tangannya. "Oke! Let's go!" Murni berdiri dan bertepuk tangan gembira. "Dari kemaren-kemaren harusnya", Murni sudah lama menjodohkan om Aji dengan Mbo Minah di dalam hati. Om Aji tersenyum sebang. Anak ini memang tahu kemauannya. Richman tercenung. Kenapa jadi rumit begini keluarganya.

***

Mbo menatap orang-orang didepannya tak percaya. Demikian juga Rita dan suaminya, mereka saling bertatapan. Om Aji tersenyum penuh percaya diri. Richman hanya berdiam diri. "Ji...kamu se...rius....?" Mbo Minah ngga yakin. Ia sungguh tak mengira Om Aji membuktikan ucapannya ketika acara Repsepsi Murni dan Richman di Kota Raja.

"Ya seriuslah! Aku gak suka seriosa apalagi dangdut", om Aji masih bisa bercanda. "Miiin....kamu mau kan?" Om Aji bicara lembut dan menekan. Dia bisa memastikan Mbo Minah tidak akan menolaknya. Mbo Minah memandang Murni yang tersenyum ceria. "MAU!!" Murni yang menjawab. " Setuju kan?" kali Murni yang menekan Richman. Richman tersenyum hambar ia belum sepenuhnya menerima tapi tidak menolak. Murni tidak puas melihatnya, ia menghampiri Richman dengan suara manja kekanak-kanakan ia berkata, "Om Aji adalah kakekmu....dia tetap jadi kakek kita meski di panggil om...aku ingin dia menjadi om ku secara resmi", Suara Murni lembut penuh rayuan menatap sayu ke suaminya. Richman meleleh, memeluknya dan dengan lembut dan membelai rambutnya. Zul membuang mukanya yang memerah. Rita tidak suka melihatnya. Tidak suka dengam Murni pamer kemesraan begitu sekaligus iri. Tidak suka karena suaminya masih menaruh hati pada Murni.

"Hmmmm!" om Aji mengalihkan kembali ke masalahnya. " Kamu tidak setuju ya Man?" om Aji menembak Richman. "Setuju", ia menatap Murni yang bahagia. YES!! Murni berdiri tangannya bertautan dengam Aji.PLOK. Mereka kompak. Mbo Minah tidak perlu menjawab lamaran Om Aji. Karena pasangan Richman dan Murni sudah mewakilinya. Dia tersenyum malu. Di usia senja masih ada cinta yang membuatnya bahagia. "Kalau begitu kita kesebelah", Murni menarik Richman berdiri. "Kemana?"

"Haji Rahman...dia kan penghulu!"

"Secepat itu?" Richman gugup. Murni memonyongkan mulutnya. Bikin gemas.

"Lebih cepat lebih baik, ya kan om?" Om Aji tertawa senang Murni paling pengertian kepadanya.

Zul terpana, Murni sudah berubah. Dia bukan lagi gadis lugu dan pemalu. Murni sekarang wanita yang lincah penuh percaya diri. Rita mencubitnya dia marah suaminya meperhatikan Murni. "Kita telpon Lina", Lina anak bu Mega. " Untuk apa?""Lina sekarang jadi perias pengantin. "Dia kan di Samarinda". "Sudah pulang....ayo!" Murni mendorong punggung Richman yang enggan bergerak. Perdebatan suami istri yang saling mencintai ini membuat orang lain iri dan cemburu.

***

Mbo Minah merasa dirinya sangat tua dan dalam benaknya memang dirinya sudah sangat tua. Meski sudah berumur 50 tahun sebenarnya masih tetap cantik untuk ukuran wanita seperti dia, tubuhnya terpelihara dengan baik, dia tetap langsing, karena memakai pakaian tertutup dan longgar daster batik panjang ala emak-emak, jadi tidak terlihat penampakkan kalau dia sangat cantik. kulitnya bersih tanpa perawatan kosmetik. Sehari-hari dia selalu memakai pupur dingin¹ dari beras buatannya sendiri, sehingga kulit wajahnya bersih tanpa noda.

Om Aji mengenal mbo Minah ketika masih muda, tentu saja karena mereka teman sekolah. Jadi dia tau persis mbo Minah memang cantik sejak dulu bahkan sampai sekarang mbo Minah tetaplah cantik. Mereka dulu pernah dekat dan saling suka, ternyata waktu mempertemukan mereka kembali.

Maka bisa dibayangkan Om Aji sangat terkesima melihat mbo Minah yang cantik dengan baju kebaya pengantin dan di rias ala artis. Om Aji berdiri menyambutnya ketika keluar dari kamar setelah di rias.

Tetapi bukan hanya Om Aji yang terkejut, orang-orang yang hadir di acara pernikahan ini pun pangling melihatnya. Mbo Minah terlihat lebih muda dari usianya. Dengan kebaya putih yang menawan, memperlihatkan bentuk tubuhnya yang langsing dan indah.

Rafael datang dengan asistennya yang cantik Angelina, ia berkulit putih rambutnya di semir wana coklat. Dia sarjana Psikologi UI, Jakarta, menguasai 3 bahasa, keberadaannya menonjol dari para undangan wanita yang hadir berbusana muslimah.

Rafael masih bertahan tinggal di Indonesia dan untuk sementara ini bermukim di Desa Melintang untuk penelitiannya.

Rafael terpesona melihat mbo Minah yang keluar dari kamar, ia berdiri dab bertepuk tangan menyatakan kekagumannya, "beautiful....very beutiful....", ia menyalami om Aji memberikan selamat atas keberuntungannya.

Bagi Rafael ini pertama kalinya hadir dan mengikuti pernikahan menurut Islam.

Karena itulah ia hadir dengan menyesuaikan pakaian pria disini. Ia mencari pakaian muslim yang cocok untuknya. Tapi tidak ada yang sesuai karena ukuran tubuhnya yang tinggi dan besar. H Rahman memberinya baju gamis Arab ukuran besar kepadanya. Tetapi baju itu gantung di badanya, ia kemudian memadukan pakaiannya dengan sarung Samarinda dan peci warna hitam.

Di acara pernikahan ini walaupun kedua mempelai menjadi perhatian utama, tetapi dialah yang menjadi bintangnya.

Usai acara pernikahan orang-orang berebut berfoto bersamanya. Rafael melayani permintaan mereka dengan ramah.

Meskipun pernikahan ini dilaksanakan secara mendadak di Resort Aji dan dihadiri beberapa orang saja, hal ini tidak mengurangi ke khidmatan acara dan kebahagiaan orang-orang yang hadir.

Rafael secara khusus membantu Murni dan Richman mempersiapkan tempat acara supaya kelihatan indah dan romantis kayak orang barat. Dia menyusun kursi pengantin dan duduk para tamu dan menghiasnya dengan bunga-bunga liar yang ada di sekeiling rumah dan bunga mawar merah tertata cantik di meja pernikahan, bunga mawar yang ditanam Murni bibitnya diambil dari mawar tanaman Kartinii almarhum, seakan ikut jadi saksi pernikahan itu.

Rafael mengambil fota-foto setiap momen yang bagus dan merekamnya dengan handycam yang diletakkan di sudut yang baik.

Dia turut bahagia atas pernikahan sahabat yang baru dikenalnya. Dalam beberapa hari mereka menjadi akrab. Om Aji beberapa kali kesempatan menemani expedisinya menyusuri Sungai Mahakam dan mempelajari sejarah dan budaya lokal.

Kehadiran om Aji sangat membantunya dalam penelitian, karena ia belum membawa penterjemah secara khusus.

Rafael tertaut 10 tahun usianya dari om Aji dan belum menikah. Ia sangat antusias memberikan dukungannya. Menurutnya pernikahan ini sangatlah indah.

"beautiful and romantic wedding!"

Ungkapnya memuji. Ia menuliskan secara khusus di daily repotnya.

"Sorry....do you want to get married too?" om Aji memohon maaf dulu sebelum bertanya. Karena bagi pandangan barat pertanyaan itu tidak sopan karena hal itu privasi. Tapi Rafeal tidak tersinggung. Dia menjawabnya dengan bijak, "Everyone has their own destiny lines", katanya dengan tersenyum. Tapi ia berfikir mungkin ia juga mencari jalan yang sama dengan on Aji.

"Wanita Indonesia cantik-cantik", Om Aji menggodanya. Rafael tertawa. Tapi menurutnya wanita tercantik saat ini adalah Mbo Minah. Om Aji tertawa. Dialah pria yang paling bahagia saat ini. "You are also very lucky!" Rafael memeluk sahabatnya, dia sungguh terharu. Cinta memang tidak mengenal usia dan waktu.

Om Aji memboyong mbo Minah ke rumahnya di Kota Raja, mereka akan berbulan madu untuk beberapa lama di Samarinda dan mengadakan pesta kecil reunian dengan teman sekolahnya dulu di PGA.

___________

¹ Bedak basah bahan alami beras dan buah bengkoang. Orang-orang Kalimantan sering memakai bedak ini untuk mendinginkan kulit. Karena cuaca Kalimantan yang panas, membuat kulit kerap hitam jika sering terkena sinar matahari.


SUY NGHĨ CỦA NGƯỜI SÁNG TẠO
Meri_Sajja Meri_Sajja

Tidak usah risau tentang pernikahan, setiap orang sudah mendapatkan garis takdirnya masing-masing

Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C19
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank 200+ Bảng xếp hạng PS
    Stone 0 Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập

    tip bình luận đoạn văn

    Tính năng bình luận đoạn văn hiện đã có trên Web! Di chuyển chuột qua bất kỳ đoạn nào và nhấp vào biểu tượng để thêm nhận xét của bạn.

    Ngoài ra, bạn luôn có thể tắt / bật nó trong Cài đặt.

    ĐÃ NHẬN ĐƯỢC