Irona menuruni tangga dengan terburu-buru dengan masih mengenakan daster tidurnya. Semalaman, Aksa seperti tidak memberi ruang untuk Irona bernapas ataupun istirahat.
Kamar tidurnya berantakan, setelah badai besar memporakporandakan tempat tidurnya dan Aksa. Karena itulah, saat ini Irona bangun siang dan hampir terlambat untuk menyiapkan sarapan Aksa.
"Duh, semoga nggak telat"
Irona mengikat rambutnya sembarangan. Tidak peduli jika wajahnya yang masih memiliki tanda bangun tidur.
"Non, biar saya saja yang masak" tawar Ela
"Nggak usah, Mbak. Biar Rona aja"
Ela selalu kebingungan jika nona nya itu mengambil alih dapur. Karena sudah pasti, ia tidak akan mengijinkan satu orang pun untuk membantunya.
"Hm, tapi Non---"
"Mbak Ela, biar Rona yang masak, ya. Ini kan buat suami Rona" Irona berbalik dan menatap dengan mbak Ela disertai senyuman kecil yang hangat.
"Baiklah, Non. Kalo Non perlu apa-apa, panggil saya saja"