Sebuah altar kuno diam berdiri tegak di dalam dimensi hampa. Sementara itu, di puncak altar, ada sosok bertubuh kurus yang duduk terdiam seperti patung. Saat ini, badannya terasa sedingin es dan napasnya sangat pelan hingga hampir tak terdengar. Apabila bukan karena masih ada jejak Qi kehidupan yang samar-samar terasa menguar dari sosoknya, kemungkinan semua orang akan mengira kalau orang itu hanya mayat tak bernyawa.
Tak ada suara di tempat aneh itu. Area di sana sangat hening, seolah terisolasi dari pergantian waktu. Bahkan, tak ada seorang pun yang mampu merasakan, maupun mencapainya.
Tiba-tiba saja, sosok bertubuh kurus yang sedang duduk di puncak altar mendadak bergetar pelan dan dia berangsur-angsur membuka matanya yang terpejam erat. Sepasang matanya terkesan segelap langit malam. Ketika dia perlahan-lahan mengernyitkan alisnya, seakan ada ekspresi tak berdaya serta kebingungan yang terlihat di sana.
"Mengapa aku gagal terus?"