Ruang Kerja Irfan Wijaya.
Rita sedang duduk pada sebuah sofa panjang, memperhatikan adiknya yang baru saja mendapatkan informasi mengenai keberadaan Dimas. "Apa kita bisa menemuinya segera?" Tanya Irfan dengan menegakkan dagunya.
Raut wajah kakaknya tidak lebih baik dari Irfan, Rita terlihat lebih tegang saat selesai bercerita. "Mungkin kita bisa menemuinya besok, sebenarnya aku masih memantau perkembangan Dimas. Pria itu melewati banyak hal yang mengerikan selama ia bersembunyi, dan malam kemarin aku mendapatkan laporan bahwa ia terus saja bermimpi buruk."
"Kasihan sekali dia, aku harap dia akan segera pulih." Ucap Irfan merasa paham dengan situasi Dimas, "aku sudah mendapatkannya." Celetuk Irfan tiba-tiba.
"Mendapatkan apa?" Tanya Rita masih menyimak.
"Data itu, aku menemukannya. Dan apa yang harus aku lakukan sekarang?" Sorot mata Irfan menjadi sedikit berubah, bingung dan cemas semua bercampur menjadi satu.
Jangan lupa untuk dukung Author ya...
Terimakasih untuk para pembaca yang masih setia membaca hingga bab ini
Jangan lupa dukung dengan...
1. Power Stone
2. Rate bab ini
3. Berikan Review, untuk mengapresiasi karya saya :)
4. Comment bab ini
Dan Share novel ini pada teman dan keluarga yaa.. hehe
big love dan big hug from me