Sungguh, setelah ucapan Jevin malam itu membuat Nathan tak bisa lagi tertidur pulas. Remaja itu terlalu menyusup masuk dalam dirinya dan seolah berusaha terlalu keras untuk menerka perasaannya.
Kali ini malah menuduhnya masih memiliki ketertarikan khusus pada Max. Sungguh, itu sudah berlalu, yang dikhawatirkannya saat ini adalah menyangkut Cherlin.
Persetan dengan apa yang di lakukan Max meski pun sempat membuatnya tak habis pikir. Pria berparas oriental dengan dominan datarnya itu bukan lagi urusannya. Terlebih dengan tanggungan lain miliknya yang lebih banyak, ada Zeno yang harus di pikirkan tentang masa depannya kelak.
Namun setelah kesimpulan yang di buatnya, kenapa malah Nathan mematung di depan sebuah pintu kaca yang bertuliskan jajaran tertinggi dari gedung perkantoran itu? Dengan kepala menunduk dalam, seraya meringis pelan seolah menyesali tingkah tak sadarnya. Di depan ruangan milik Max.