"Apa kamu serius, Fel?" Maya tentunya tak langsung mempercayai hal itu. Apa lagi Felicia termasuk murid yang cukup berprestasi. Bagaimana bisa dia merasakan demam panggung. Padahal kemampuannya jelas-jelas diatas rata-rata. Lalu ... apa yang sebenarnya dikhawatirkan oleh Felicia?
Gadis itu meremas pinggiran rok seragam sekolah yang dipakainya. Rasanya hatinya semakin terbakar menyaksikan lirikan Helen pada kekasihnya. Sekuat tenaga, Felicia mencoba untuk melawan kecemburuannya.
Mengesampingkan segala perasaan dan juga ego-nya. Kemenangannya itu bisa membuat dirinya semakin pantas bersanding dengan sang guru wali kelas.
"Aku ingin menang bersamamu, May. Bantu aku melawan kecemburuan ini!" Felicia akhirnya meminta bantuan dari sahabatnya itu secara peri
"Yakinlah ... jika kita akan menang. Anggap saja mereka berdua hanyalah penonton kita saja," ucap Maya sangat bersemangat. Dia tak ingin sahabatnya itu memikirkan segalanya dengan banyak kecemasan yang berlebihan.