Daehyun terbangun dan melihat sekitar, para Hyung telah tidak ada di ruang istirahat. Dengan cepat Daehyun melihat jam yang telah menunjukkan pukul 13.10, dia telah tertidur selama 1 jam lebih.
"Gawat!" seru Daehyun dengan cepat menuju ruang ganti dan mengganti pakaiannya. Tapi kesialan menghampirinya, ia tidak sengaja menubrukkan lutut kanannya di ujung bangku ruang ganti.
"Untung celana panjang," gumam Daehyun saat melihat lutut kanannya menampakkan warna kebiruan.
Daehyun sedikit kesusahan saat berjalan karena rasa gilu yang muncul. Ia tidak memberitahu yang lain karena tidak ingin membuat mereka khawatir.
"Apa tidurmu nyenyak?" tanya Taehyung sambil memeluknya dari belakang.
"Ya, sampai aku terlambat untuk bekerja," sahut Daehyun kesal karena Taehyung tidak membangunkannya.
"Taehyung, jangan ganggu Daehyun. Pergi bantu Jungkook di Cafe," kata Yoongi yang sedang duduk santai di kursi khususnya.
"Wah, ternyata banyak pelanggan. Baiklah, nanti kita main lagi," sahut Taehyung lalu dengan cepat pergi membantu Jungkook membuat pesanan.
Setiap langkah, Daehyun selalu merasakan nyeri dilututnya, tapi ia hanya mengabaikannya.
"Kuharap tidak ada diantara mereka mengantarku pulang malam ini," batin Daehyun karena ia berencana ingin ke minimarket setelah pulang kerja.
Selama bekerja di restoran, Daehyun selalu diantar pulang oleh para Hyung secara bergantian, tapi pernah sekali mereka semua mengantar Daehyun pulang menggunakan mobil Seokjin. Daehyun awalnya merasa tidak enak karena setiap hari para Hyung mengantarnya, tapi karena Seokjin secara tegas mengatakannya jadi tidak ada pilihan lain selain menerimanya.
Senang? Tentu saja Daehyun sangat senang karena ada teman bicara diperjalanan sebelum keheningan menunggunya di rumah. Hanya saja, ia tidak bisa mengatakan kepada para Hyung jika ia ingin mampir ke minimarket untuk membeli obat.
Jika mereka melihat Daehyun membeli obat untuk lukanya itu, mereka pasti langsung panik. Menurut Daehyun, reaksi para Hyung terlalu berlebihan saat melihat dirinya terluka. Terutama kecelakaan kecil 3 hari yang lalu. Daehyun tidak sengaja mengiris jari telunjuknya saat memotong kentang, dan reaksi para Hyung... pecah! Mereka sangat panik, terutama Seokjin yang membatu saat melihat darah menetes dari jari Daehyun. Gara-gara itu, Daehyun dilarang keras masuk ke dapur hingga saat ini.
"Apa Seokjin Hyung mengidap Hemophobia? Reaksinya saat itu benar-benar sangat ketakutan. Tapi dia selalu melihat darah ayam dan sapi di dapur. Ah! Mungkin dia fobia dengan darah yang mengalir dari orang," batin Daehyun dengan yakin.
***
Yoongi melihat dua pria memasuki wilayah restoran, dengan segera ia memberitahu Daehyun untuk melayani kedua pria itu, Namjoon dan Hoseok. Kedua pria itu mengangkat tangan untuk memesan makanannya. Daehyun yang melihat mereka berdua langsung senang.
"Dok-Hoseok Hyung, Namjoon Hyung! Selamat datang di Resto&Cafe. Aku tidak menyangka kalian akan datang ke sini," kata Daehyun senang.
"Sudah satu bulan lebih kita tidak bertemu, Daehyun. Terakhir kita bertemu saat kau datang ke rumah sakit untuk check up. Apa maag-mu pernah kambuh lagi?" tanya Namjoon.
Daehyun menggeleng.
Daehyun juga sudah kenal dengan Namjoon karena Namjoon juga ikut berpartisipasi di seminar dadakan Hoseok. Mereka berdua semakin dekat setelah Namjoon yang bertanggung jawab untuk memeriksa Daehyun kala itu. Menurut Daehyun, Namjoon sangat pandai terutama dalam hal berbicara. Hoseok dan Namjoon juga lah yang telah mengajari Daehyun tentang pengobatan atau pertolongan pertama di berbagai keadaan secara mendalam.
"Wa~ah, kau terlihat sangat semangat hari ini," kata Hoseok.
"Tentu saja karena kalian berdua berkunjung kesini," sahut Daehyun dan langsung memberikan mereka menu restoran.
"Apa ada menu yang membuat kalian tertarik?"
"Ya. Kami pesan kalguksu, kimchi, naengmyeol, kimchi stew, dan dua mineral saja," jawab Namjoon.
"Apa masih ada lagi?" tanya Daehyun. Walau menurutnya pesanan kedua Hyung di depannya sudah banyak untuk mereka.
"Tidak ada. Kenapa kau tidak mencatatnya? Pesanan kami lumayan banyak," balas Hoseok.
"Tenang saja aku mengingatnya, Hyung. Kalian pesan kalguksu, kimchi, naengmyeol, kimchi stew, dan dua mineral," sahut Daehyun mengulangi pesanan.
"Ingatanmu bagus," puji Namjoon.
"Itu hanya hal kecil, tapi terima kasih. Kalau begitu aku pergi memesan pesanan kalian," sahut Daehyun lalu pergi meninggalkan mereka.
Melihat setiap gerak-gerik Daehyun yang cukup aneh, membuat insting Dokter mereka muncul.
"Ini pesanan kalian. Selamat menikmati," kata Daehyun sambil memindahkan semua pesanan mereka dari atas kereta dorong ke atas meja.
"Daehyun, duduklah sebentar di sini," kata Namjoon sambil menarik kursi dari meja sebelah.
Karena toko sedang sepi, Daehyun menurutinya dan bingung... kenapa Hoseok menggenggam kedua tangannya sambil tersenyum?
"Ada ap-Akh!" seru Daehyun kesakitan.
Kelima Hyung yang mendengarnya segera berbalik ke arah Daehyun dan menghampirinya. Bereaksi layaknya mendengar alarm kebakaran.
"Apa ada yang salah?" tanya Jimin khawatir.
Namjoon menggulung celana sebelah kanan Daehyun. Lebam yang awalnya hanya kecil sekarang sudah membesar, mungkin karena terlalu banyak digunakan berjalan.
"Ya. Lihat ini, lututnya pasti terbentur di suatu yang keras dan menyebabkan memar," jawab Namjoon.
Jungkook yang mendengarnya segera berlari menuju minimarket untuk membeli ice pack.
"Aku telah membeli ice pack, Hyung," sahut Jungkook lalu memberikannya ke Namjoon.
Namjoon segera membukanya dan meletakkannya di lutut Daehyun. Nyeri dan dingin bersatu.
"Daehyun, kenapa kau tidak memberitahu kami? Dari tadi kau cukup banyak berjalan," tanya Taehyung.
"Aku hanya tidak ingin membuat kalian khawatir," sahut Daehyun.
"Tapi lebih baik kau memberitahu kami, Daehyun," kata Jimin.
"Maaf... aku tidak akan melakukannya lagi," sahut Daehyun.
"Istirahatlah. Jangan gunakan kaki kananmu terlalu sering dulu," kata Hoseok.
"Eh? Tapi aku masih-Ouch! Kenapa kau menekannya, Hyung?" tanya Daehyun kesal.
"Untuk membuktikan bahwa kau membutuhkan istirahat," balas Namjoon.
Daehyun hanya diam dan memikirkan betapa bosannya dia sendirian di ruangan istirahat. Novel yang ia baca juga sudah selesai saat senggang tadi.
"Apa kau mau istirahat di ruang kerjaku? Mungkin kau bisa membantuku menyelesaikan beberapa masalah seperti minggu lalu, Daehyun," tanya Yoongi.
"Tentu saja aku mau!" seru Daehyun senang.
Jungkook menggendongnya menuju ruang kerja Yoongi dan menurunkannya di kursi yang telah Yoongi siapkan.
"Apa yang harus kulakukan, Hyung?"
"Kau benar-benar sangat semangat."
"Tentu saja. Aku sangat kesusahan mencari lawan bicara yang tepat untuk membicarakan tentang hal ini."
Yoongi tersenyum melihat antusias Daehyun.
"Baiklah kalau begitu coba kau kerjakan ini. Kau dapat menggunakan semua peralatan yang kau lihat, termasuk komputerku." Yoongi mengizinkan Daehyun menggunakan komputernya karena tidak ada file penting, hanya ada program yang masih Failed, tapi ia sudah menyelesaikannya kemarin selama 2 jam.
Daehyun menerimanya dan langsung mengerjakan soal pemograman, Matematika, Fisika, dan lain-lainnya. Semuanya ada kurang lebih 50 soal.
1 jam kemudian…
"Selesai," kata Daehyun santai lalu meletakkan pulpennya.
"Apa?!" seru Yoongi yang awalnya fokus dengan leptopnya langsung tersentak.
"Aku selesai," sahut Daehyun dengan jelas.
Daehyun menyerahkan semua jawaban dan cakarannya. Yoongi memeriksanya dan semuanya benar.
"Aku juga telah memperbaiki program di komputermu, yang berjudul Failed."
Yoongi menjalankan programnya dan itu berhasil.
"Daehyun."
"Ya?"
"Apa mata pelajaran sekolahmu telah sejauh ini?"
"Tidak, mata pelajaran sekolah sangat membosankan dan lambat. Jadi aku belajar di perpustakaan kota. Terkadang aku membawa pulang beberapa buku dan membaca di rumah."
"Kau belajar sendiri tanpa ada yang mengajarimu?"
"Ya, semua penjelasan ada di buku dan jika aku tidak mengerti tinggal cari buku lain atau cari di internet... terkadang pikir sendiri."
"Daehyun, apa kau tahu pelajaran tingkat berapa yang baru saja kau selesaikan?"
"SMP atau mungkin SMA?"
"Kuliah, Daehyun, kuliah. Mungkin saja lebih."
"Oh, benarkah?"
Daehyun mengatakannya dengan sangat polos, dan itu membuat Yoongi seperti ingin mencubit kedua pipinya.
TBC:)
Thank you~