Setelah dijemput oleh salah satu bawahan para Bandit Hei Feng, Si Tuan pun langsung menuju tempat makan. Sesampainya di sana, ia langsung duduk di atas kursi yang ada di depan meja bundar. Meja ini pun sudah dipenuhi dengan beberapa arak dan juga hidangan daging yang menggoda.
Melihat suguhan para bandit ini, tentu membuat Si Tuan agak tertegun. Padahal ini masih pagi, namun ia sudah disuguhi makanan mewah seperti ini. Hal ini menandakan bahwa kelompok bandit di markas Hei Feng sudah hidup dengan makmur.
Namun, ketika hendak mengambil makanan dengan sumpit, tiba-tiba ia berhenti.
Si Tuan menjatuhkan sumpitnya dan tiba-tiba mengingat kehidupannya saat berada di rumahnya sendiri.
Selama di rumah, ia hanya bisa menikmati sarapan sederhana seperti memakan roti atau bubur. Makanannya baru terasa lebih baik bila sudah masuk jam makan siang. Namun saat malam, ia hanya bisa makan dengan lauk yang sederhana.