"Siapa yang berani berbuat seperti ini kepadamu" tanya Yasmin heran karena dia tidak mengerti situasi ini kenapa tiba-tiba sahabat nya mengalami berbagai hal yang kurang mengenakkan.
Rara masih terdiam menopang kan wajah nya di jendela mobil. Melihat ekpresi sahabat nya yang masih seperti nya belum ingin bercerita Yasmin pun menghentikan pertanyaan nya itu.
Sesampainya di rumah Yasmin mengantar Rara ke kamar nya dan merebahkan tubuh Rara di atas kasur nya. Rara terbaring lemah di atas kasur itu dengan tatapan penuh kasihan Yasmin kemudian menarikan selimut untuk Rara. Yasmin tau di rumah tidak ada siapa-siapa papa rara yang bekerja di luar kota dan hanya pulang setiap akhir bulan, dan mama nya yang sibuk mengurusi panti jompo pasti sangat sibuk dan pasti membuat Rara sangat kesepian dan takut. andai saja bryan masih ada pasti dia yang akan senantiasa menjaga Rara.
"Ahh aku juga merindukan Bryan" gumam Yasmin dalam hati sambil menghela nafas kemudian dia turun ke bawah memasakan bubur untuk Rara.
Drrtttt....
Bunyi dering ponsel Rara kemudian rara mengambil ponsel nya dan melihat pesan yang masuk
"Are you okay?" Bunyi pesan itu. Ternyata pesan itu dari Juna
"Ya" balas rara
"Aku di depan rumah mu boleh aku mampir?" Balas Juna lagi.
Rara berdiri dari tempat tidur nya dan melihat Ke luar jendela dan benar saja Juna berdiri di depan rumah nya
Rara pun membalas "silahkan masuk"
Juna bergegas masuk kedalam rumah nya kemudian memencet bel. Mendengar bel berbunyi Yasmin langsung membukakan pintu
"Sir?"
"Ah saya datang menjenguk Rara" ujar Juna sambil menyerahkan beberapa buah tangan yang ia bawa
"Rara di kamar nya Sir" ujar Yasmin mengarahkan ke kamar Rara
Juna pun masuk ke dalam kamar Rara dan melihat-lihat foto-foto yang terpajang di kamar nya penuh dengan foto nya dan Bryan. Juna terdiam dengan rasa penuh penyesalan kemudian duduk di samping Rara
"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Juna dengan lembut
"Sudah baikan sir " jawab Rara sambil memposisikan duduk nya
Lalu Yasmin masuk dan membawa semangkuk bubur yang telah ia masak.
"Ra, kau makan dulu ya" ujar Yasmin meletakan bubur di meja buffet kamar Rara
"Sini biar aku bantu" ujar Juna berdiri mengambil bubur itu ia berniat menyuapi Rara
Rara berusaha menolak dan meyakinkan kalau dia baik-baik saja
Tetapi Juna bersikeras dan akhirnya Rara pun menurut.
Ketika Juna sedang menyuapi Rara makan Rara mulai bercerita bagaimana dia dengan kakak nya ketika Bryan masih ada.
"dulu ketika ada yang mengganggu ku aku selalu berlari pulang sambil menangis kemudian Bryan memarahi anak-anak yang menganggu ku. Ketika aku sedih saat nilai ku jelek atau saat aku di marahi mama dan papa bryan yang selalu melindungi ku"
"bahkan sebelum kecelekaan itu terjadi Bryan mengajak ku ke taman itu dan menyuruh ku berdandan yang cantik karena dia ingin memotoi ku disana, dia ingin menyimpan banyak foto ku sebelum dia berangkat keluar negri, dan tak kusangka itu akan jadi hari terakhir ku melihat Bryan" ujar Rara menceritakan dengan mata berkaca-kaca
Juna mengelus kepala Rara dan menyandarkan kepala Rara di pundak nya
"mulai hari ini, kau boleh menganggap ku seperti bryan aku akan melindungi mu" ujar Juna menenangkan Rara
Rara menatap Juna
"kenapa? Kenapa kau ingin melindungi ku? Kenapa kau harus bertindak sejauh ini? Tanya Rara kepada Juna
Juna terdiam dan kembali menatap Rara.
"karena.... karena kau mirip adikku" ujar Juna asal karena dia tidak ingin Rara mengetahui alasan yang sebenarnya. Juna terpaksa membohongi Rara lagi. Adik? Yang benar saja dia bahkan tidak memiliki adik seorang pun.
Rara yang menatap juna penuh harap kembali tersenyum
"kau boleh menghubungi ku kapan saja kau mau" ujar Juna lagi dan rara mengangguk nurut
Setelah makan juna meletakkan piring nya kembali ke buffet itu dan membantu Rara mengangkat kepala dan mengatur posisi bantal tidur nya.
Juna beranjak keluar dari kamarnya Rara dan duduk di samping Yasmin yang tengah asik menonton di ruang keluarga.
"bagaimana Raina" tanya Yasmin kepada Juna yang baru saja tiba
"dia sudah membaik dan baru saja tertidur" jawab Juna
Juna menoleh kesana kesini seolah matanya sedang mencari sesuatu
"kenapa sepertinya sepi sekali? Dimana orang tua Rara?" tanya Juna penasaran
"ah mama sepertinya tidak pulang hari inj karena seperti keadaan di panti jompo sedang sibuk dan papa nya berkerja di luar kota dan memang jarang pulang paling cepat sebulan sekali" ujar Yasmin memberitahu dengan detail
Juna hanya menganggukkan kepala bertanda paham
"anda ingin kopi juga sir? " tanya Yasmin menawarkan
"boleh" balas Juna
Yasmin berdiri dari duduk nya dan berjalan menuju dapur untuk membuatkan kopi, Juna melihat lihat ruangan dan sesekali matanya memandangi foto Rara dan keluarga nya yang terpajang di ruangan itu.
Yasmin tiba dengan membawa dua gelas kopi panas dan memberikan satu kepada Juna
"ini sir" ujar Yasmin sambil menyerahkan segelas kopi
"terimakasih"
Juna mencicipi kopi itu dan meletakkan nya lagi di atas meja ketika mereka tengah asik menikmati kopi tiba-tiba terdengar jeritan Raina dari kamar nya Juna dan Yasmin yang mendengar itu langsung berlari menuju kamar Raina
Sesampainya di kamar mereka melihat kaca jendela pecah karena lemparan batu sebesar genggaman dan Raina duduk di atas kasur nya sambil menggengam selimut ketakutan.
"kau tidak apa-apa?" tanya Juna cemas
"tadi ada yang melempar batu ke jendela kamar ku kemudian dia berlari ke arah sana" ujar Raina menceritakan.
"sial" ujar juna kemudian bergegas pergi keluar. Juna berlari kearah yang di tunjuk oleh Raina berharap dapat menangkap pelaku
Yasmin yang di kamar menenangkan raina yang masih syok dan ketakutan
"kau menginap di sini saja ya malam ini" rengek Rara kepada Yasmin
Yasmin mengangguk-angguk mengiyakan permintaan Raina dan mengelus-elus pundak menenangkan Raina.
Selang berapa menit kemudian Juna kembali ke kamar Raina
"bagaimana sir?" tanya Yasmin penasaran
Juna hanya menggelengkan kepala
"sepertinya pelaku nya berlari kabur setelah melemparkan batu itu"
"bagaimana keadaan raina?"
"dia sudah tertidur dan sangat ketakutan tadi" ujar Yasmin
"seperti nya malam ini kita harus menginap di sini menjaga rara" ujar Juna kemudian duduk di kursi kamar Raina
"kau boleh tidur biar aku saja yang menjaga rara di sini" timpal Juna lagi
Yasmin mengangguk mengiyakan ucapan Juna tadi. Setelah membenarkan posisi seilimut Raina, Yasmin keluar dari kamar rara dan tidur di kamar tamu.
AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!